UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LARI SPRINT MELALUI PERMAINAN KUCING DAN TIKUS BAGI SISWA KELAS VSDN 2 BUNGKO KECAMATAN KAPETAKAN KABUPATEN CIREBON
Di kelas V SDN 2 Bungko Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon bahwa pada pembelajaran gerak dasar lari sprint masih sangat rendah. Hal ini terjadi karena guru disaat proses pembelajaran, guru hanya memberikan penjelasan secara lisan tanpa menggunakan metode serta tanpa melibatkan siswa sebagai alat...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Book |
Published: |
2011-06-01.
|
Subjects: | |
Online Access: | Link Metadata |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Di kelas V SDN 2 Bungko Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon bahwa pada pembelajaran gerak dasar lari sprint masih sangat rendah. Hal ini terjadi karena guru disaat proses pembelajaran, guru hanya memberikan penjelasan secara lisan tanpa menggunakan metode serta tanpa melibatkan siswa sebagai alat untuk memudahkan siswa dalam pembelajaran gerak dasar lari sprint. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti temukan di lapangan, dari 30 siswa tersebut hanya 9 siswa atau 30% dari 30 siswa yang dapat melakukan gerak dasar lari sprint dengan baik dan benar dan 21 siswa atau 70% dari 30 siswa dinyatakan masih belum bisa melakukan keterampilan gerak dasar lari sprint. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui perencanaan pembelajaran gerak dasar lari sprint melalui permainan kucing dan tikus bagi siswa kelas V SDN 2 Bungko, 2) untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran gerak dasar lari sprint melalui permainan kucing dan tikus bagi siswa kelas V SDN 2 Bungko dan 3) untuk mengetahui hasil evaluasi pembelajaran gerak dasar lari sprint melalui permainan kucing dan tikus bagi siswa kelas V SDN 2 Bungko. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (classroom action research) atau PTK. Masing-masing siklus mengacu pada model spiral Kemmis dan Taggart yaitu perencanaan (plan), pelaksanaan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi yang diterapkan sampai tiga siklus. Berdasarkan data hasil belajar siswa setelah melaksanakan tindakan siklus I, siklus II dan siklus III. Siklus I siswa yang lulus sebanyak 17 siswa atau 57% dari 30 siswa, siklus II siswa yang lulus sebanyak 23siswa atau 77% dari 30 siswa dan siklus III siswa yang dinyatakan lulus sebanyak 30 siswa atau 100% dari 30 siswa. Saran ditujukan kepada siswa: metode permainan kucing dan tikus dapat mengembangkan aspek penjas yang terdiri dari skill, fisik, pengetahuan dan mental sehingga siswa dapat berkembang secara harmonis. Kepada guru: melalui permainan kucing dan tikus dapat membuat pembelajaran yang lebih aktif, sehingga dapat melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pemilihan materi pembelajaran hendaknya dilakukan dengan memperhatikan pengalaman belajar anak. Kepada sekolah: metode permainan dapat menambah pengetahuan guru dalam hal mengajar sehingga tujuan yang telah ditentukan oleh sekolah dapat tercapai dengan baik. Kepada UPI Kampus Sumedang: hasil penelitian model pembelajaran dengan menerapkan permainan kucing dan tikus dapat dijadikan bahan referensi penelitian. Kepada penulis: Permainan kucing dan tikus dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran namun harus disesuaikan dengan karakteristik siswa. |
---|---|
Item Description: | http://repository.upi.edu/5748/1/s_pgsd_penjas_0904943_title.pdf http://repository.upi.edu/5748/2/s_pgsd_penjas_0904943_table_of_content.pdf http://repository.upi.edu/5748/3/s_pgsd_penjas_0904943_chapter1.pdf http://repository.upi.edu/5748/4/s_pgsd_penjas_0904943_chapter2.pdf http://repository.upi.edu/5748/5/s_pgsd_penjas_0904943_chapter3.pdf http://repository.upi.edu/5748/6/s_pgsd_penjas_0904943_chapter4.pdf http://repository.upi.edu/5748/7/s_pgsd_penjas_0904943_chapter5.pdf http://repository.upi.edu/5748/8/s_pgsd_penjas_0904943_bibliography.pdf http://repository.upi.edu/5748/9/s_pgsd_penjas_0904943_appendix.pdf |