PERAN AYAH DALAM PENGASUHAN ANAK DENGAN IBU BURUH MIGRAN (Penelitian Studi Kasus pada Keluarga Buruh Migran Perempuan di Kabupaten Sukabumi)

ABSTRAK Indonesia merupakan salah satu Negara dengan pengirim buruh migran perempuan (BMP) tertinggi di Asia. Adanya fenomena BMP ini menyebabkan adanya perubahan peran dalam keluarga. Salah satunya peran ibu sebagai pengasuh yang harus rela digantikan oleh anggota keluarga lainnya termasuk ayah. Se...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Afriliani, Ajeng Teni Nur (Author)
Format: Book
Published: 2021-01-25.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:ABSTRAK Indonesia merupakan salah satu Negara dengan pengirim buruh migran perempuan (BMP) tertinggi di Asia. Adanya fenomena BMP ini menyebabkan adanya perubahan peran dalam keluarga. Salah satunya peran ibu sebagai pengasuh yang harus rela digantikan oleh anggota keluarga lainnya termasuk ayah. Selain itu, ayah juga bertugas menggantikan peran ibu lainnya seperti peran ibu dalam pekerjaan domestik. Untuk itu, maka peneliti tertarik dalam melihat bagaimana peran dan persistensi seorang ayah yang terjadi dalam keluarga BMP. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran ayah dalam keluarga buruh migran perempuan (BMP). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Teknik pengambilan data utama dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dengan responden yang dipilih secara purposive. Responden penelitian ini adalah ayah yang merupakan pengasuh utama anak dalam keluarga BMP berjumlah 4 orang dan 2 orang masyarakat sekitar tempat tinggal keluarga BMP, adapun analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan grounded teori. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa dalam keluarga BMP, peran gender terlihat jelas dapat dinegosiasikan, hal ini terlihat manakala ayah mengambil peran ibu sebagai pengasuh dan pekerja domestik. Meskipun demikian, ada sesuatu yang masih kuat bertahan yaitu idealisasi konstruksi gender tradisional, dimana ibu dengan status BMP masih dimaknai sebagai pencari nafkah sekunder meskipun sebetulnya ibulah yang menjadi pencari nafkah utama, Selain itu adanya hegemonic masculinity nyatanya mampu membuat laki-laki rawan mengalami fragile masculinity. Rekomendasi pertama dalam peneliti ini ditujukan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat memperluas subjek penelitian, selanjutnya rekomendasi kedua ditujukan kepada penerintah yang lebih bersifat advokasi.
Item Description:http://repository.upi.edu/59394/1/T_PAUD_1803216_Title.pdf
http://repository.upi.edu/59394/2/T_PAUD_1803216_Chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/59394/7/T_PAUD_1803216_Chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/59394/4/T_PAUD_1803216_Chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/59394/5/T_PAUD_1803216_Chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/59394/3/T_PAUD_1803216_Chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/59394/6/T_PAUD_1803216_Appendix.pdf