PEMIKIRAN MOHAMMAD HATTA TENTANG NASIONALISME UNTUK MENINGKATKAN RASA CINTA TANAH AIR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

• Main Author: HanahShulhanah, - (Author)
• Format: Book
• Published: 2020-12-29.
• Subjects: Thesis; NonPeerReviewed
• Online Access: Link Metadata
• Notes: http://repository.upi.edu/59879/1/S_PIPS_1601690_Title.pdf; http://repository.upi.edu/59879/2/S_PIPS_1601690_Chapter1.pdf; http://repository.upi.edu/59879/3/S_PIPS_1601690_Chapter2.pdf; http://repository.upi.edu/59879/4/S_PIPS_1601690_Chapter3.pdf; http://repository.upi.edu/59879/5/S_PIPS_1601690_Chapter4.pdf; http://repository.upi.edu/59879/6/S_PIPS_1601690_Chapter5.pdf; http://repository.upi.edu/59879/7/S_PIPS_1601690_Appendix.pdf
• Keywords: H Social Sciences (General); L Education (General)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kesadaran generasi muda di Indonesia mengenai pemikiran-pemikiran para pendiri bangsa salah satunya Mohammad Hatta. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah pemikiran- pemikiran Mohammad Hatta mengenai nasionalisme serta pengaruhnya dalam menumbuhkan atau meningkatkan rasa nasionalisme siswa melalui pembelajaran IPS. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data studi literatur dan wawancara guru. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa pemikiran nasionalisme Mohammad Hatta meliputi: (1) Pemikiran Mohammad Hatta mengenai Kebangsaan (2) Pemikiran Mohammad Hatta mengenai Kerakyatan (3) Demokrasi-Sosial, Demokrasi-Politik dan Demokrasi-Ekonomi sebagai Kedaulatan Rakyat (4) Peran Mohammad Hatta dalam Perumusan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (5) Koperasi sebagai Bentuk Pemikiran Nasionalisme Mohammad Hatta. Pemikiran-pemikiran tersebut sangat relevan dengan beberapa materi dalam pembelajaran IPS SMP. Adapun beberapa materi yang bisa dikaitkan dengan pemikiran Mohammad Hatta terdapat pada kelas VII (Tujuh), VIII (Delapan), dan IX (Sembilan). Pada materi di kelas VII dapat dikaitkan dengan konsep koperasi sebagai bentuk pemikiran nasionalisme Mohammad Hatta karena pembahasannya yang berkaitan dengan ekonomi. Adapun pada materi kelas VIII dan IX materi yang dapat dikaitkan lebih kepada sikap dan nilai perjuangan Mohammad Hatta sebagai bentuk nasionalisme, karena materi tersebut berkaitan dengan sejarah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemikiran dari Mohammad Hatta mengenai nasionalisme dapat meningkatkan rasa cinta tanah air siswa dalam pembelajaran IPS. This research is motivated by the lack of awareness of the younger generation in Indonesia regarding the ideas of the nation's founders, one of which is Mohammad Hatta. The problems studied in this research are Mohammad Hatta's thoughts about nationalism and its influence in fostering or increasing student's sense of nationalism through Social Studies. This research is a descriptive qualitative research with data collection techniques literature study and teacher interviews. Based on the results of this study, it can be seen that Mohammad Hatta's nationalist thoughts include: (1) Mohammad Hatta's thoughts on nationality (2) Mohammad Hatta's thoughts on populism (3) Social-Democracy, Political-Democracy and Economic-Democracy as People's Sovereignty (4) The role of Mohammad Hatta in the Formulation of Pancasila and the 1945 Constitution (5) Cooperatives as a Form of Nationalism Thinking Mohammad Hatta. These thoughts are very relevant to some material in social science learning at Junior High School. Some subjects that can be related to Mohammad Hatta's thoughts are in grades VII, VIII, and IX. In the seventh grade subject, it can be related to the concept of cooperatives as a form of Mohammad Hatta's nationalist thinking because of the discussion related to economics. As for the class VIII and IX subjects, the subject can be linked more to the attitude and values of Mohammad Hatta's struggle as a form of nationalism, because the subject is related to history. Thus, it can be concluded that Mohammad Hatta's nationalism thought can increase the love of the homeland of students in social sciences learning.