PRINSIP KASOPANAN DINA KUMPULAN CARPON KANYAAH KOLOT KARYA KARNA YUDIBRATA (Ulikan Pragmatik)

Pada penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya prinsip kesopanan yang dapat muncul dimana saja, secara lisan maupun tulisan, salah satunya pada karya sastra yakni pada kumpulan carpon yang dapat dibaca oleh semua kalangan serta memiliki nilai-nilai yang dapat diterima oleh pembaca dan memiliki man...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Fani R. Julian, - (Author)
Format: Book
Published: 2021-05-31.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Pada penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya prinsip kesopanan yang dapat muncul dimana saja, secara lisan maupun tulisan, salah satunya pada karya sastra yakni pada kumpulan carpon yang dapat dibaca oleh semua kalangan serta memiliki nilai-nilai yang dapat diterima oleh pembaca dan memiliki manfaat sehingga dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis serta mendeskripsikan mengenai prinsip kesopanan yang terdapat dalam percakapan kumpulan carpon "Kanyaah Kolot" karya Karna Yudibrata. Pada penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik studi pustaka. Hasil dari penelitian ini ditemukan 73 data ujaran yang memiliki prinsip kesopanan, mencakup penggunaan prinsip kesopanan dan pelanggaran prinsip kesopanan. Selanjutnya diklasifikasikan berdasarkan tujuan. Berdasarkan prinsip kesopanan, data maksim terbanyak yaitu penggunaan maksim kedermawanan (19 ujaran), karena pada percakapan kumpulan carpon Kanyaah Kolot karya Karna Yudibrata terdapat banyak ujaran yang lebih menguntungkan orang lain dan membuat penutur lebih dihargai. Berdasarkan maksud polah ucap, prinsip kesopanan terbanyak ada pada maksud polah ucap komisif (20 ujaran). Berdasarkan komponen polah ucap, komponen yang mempengaruhi sehingga menimbulkan kesopanan bahasa yaitu UNGKARA, mencakup undak usuk basa, nu nyaritakeun jeung nu dicaritakeun, galur omongan, kasangtukang tempat, waktu, dan suasana, alat nu digunakeun, rasa, nada, jeung ragam basa, serta amanat pada percakapan. Dapat disimpulkan bahwa prinsip kesopanan yang ditemukan merupakan hasil dari ujaran yang mengandung dan melanggar prinsip kesopanan dengan polah ucap komisif, serta dipengaruhi oleh komponen UNGKARA yang menjadi faktor munculnya kesopanan bahasa. This research is motivated by the principle of politeness that can appear anywhere, orally or in writing, one of which is in literature works, that is, the carpon collection that can be read by all people and has values that are acceptable to the reader and have benefits so that it can be applied to everyday life. The purpose of this research is to analyze and describe the principles of politeness contained in the conversation carpon collection of "Kanyaah Kolot" by Karna Yudibrata's. This research used a qualitative approach using descriptive methods. Data collection techniques in this research using literature study techniques. The results of this research is that 73 speech data that have the principle of politeness are found, including the use of the principle of decency and violations of the principle of decency. Further classified based on purpose. Based on the principle of politeness, the most maxims data is the use of the maxims of generosity (19 utterances), because in the conversation of Karna Yudibrata's Kanyaah Kolot carpon collection there are many utterances that are more beneficial to others and make speakers more valued. Based on the intention of speaking, the principle of most politeness lies in the intention of commissive speech patterns (20 utterances). Based on the components of the speech pattern, the components that influence giving rise to language politeness are UNGKARA, including undak usuk basa, nu nyaritakeun jeung nu dicaritakeun, galur omongan, kasangtukang tempat, waktu, jeung suasana, alat nu digunakeun, rasa, nada, jeung ragam basa, and amanat on the conversation. It can be concluded that the found politeness principles are the result of utterances that contain and violate the politeness principle with commissive speech, and are influenced by the UNGKARA component which is a factor in the emergence of language politeness.
Item Description:http://repository.upi.edu/61247/1/S_BD_1704263_Title.pdf
http://repository.upi.edu/61247/2/S_BD_1704263_Chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/61247/3/S_BD_1704263_Chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/61247/4/S_BD_1704263_Chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/61247/5/S_BD_1704263_Chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/61247/6/S_BD_1704263_Chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/61247/7/S_BD_1704263_Appendix.pdf