MODEL ENACTIVE, ICONIC, SYMBOLIC UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN BILANGAN CACAH SISWA SEKOLAH DASAR : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas II SDN Pancasila Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat

• Main Author: Moh Salimi, - (Author)
• Format: Book
• Published: 2010-07-05.
• Subjects: Thesis; NonPeerReviewed
• Online Access: Link Metadata
• Notes: http://repository.upi.edu/62674/1/s_pgsd_0801946_table_of_content.pdf; http://repository.upi.edu/62674/2/s_pgsd_0801946_chapter1.pdf; http://repository.upi.edu/62674/3/s_pgsd_0904520_chapter3.pdf; http://repository.upi.edu/62674/4/s_pgsd_0801946_chapter2.pdf; http://repository.upi.edu/62674/5/s_pgsd_0801946_chapter3.pdf; http://repository.upi.edu/62674/6/s_pgsd_0801946_chapter4.pdf; http://repository.upi.edu/62674/7/s_pgsd_0801946_chapter5.pdf; http://repository.upi.edu/62674/8/s_pgsd_0801946_bibliography.pdf
• Keywords: L Education (General)

Pembelajaran matematika dalam topik perkalian bilangan cacah sebagian besar siswa kelas II mengalami kesulitan. Peneliti beranggapan bahwa siswa belum memahami konsep perkalian bilangan cacah yang disebabkan oleh proses belajar yang tidak memperhatikan tahap belajar siswa karena guru langsung memberikan cara penyelesaian tanpa melalui proses. Melihat keadaan yang demikian diperlukan model pembelajaran yang memperhatikan tahap belajar karena menurut Bruner (Aisyah, 2007) syarat individu agar berhasil dalam belajar harus melalui tahap-tahap belajar berupa tahap enactive, iconic dan symbolic. Oleh karena itu dilakukan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan tujuan memperoleh gambaran Model enactive, iconic dan symbolic serta dampaknya terhadap aktivitas dan pemahaman konsep perkalian bilangan cacah siswa. Desain penelitian ini mengadopsi model siklus Kemmis dan Taggart. Data yang diperoleh dari Instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpul data dianalisis melalui triangulasi dan statistika deskriptif. Langkah yang diterapkan pada model ini berupa: (1) menyajikan situasi perkalian yang terjadi sehari-hari atau berupa cerita narasi; (2) menyajikan contoh kongkrit situasi perkalian yang dapat dimanipulasi siswa; (3) menyajikan contoh semi-abstrak perkalian yang dapat dimanipulasi siswa; (4) menyajikan contoh abstrak perkalian; (5) dan menyajikan hubungan situasi kongkrit, semi-abstrak, dan abstrak atau sebaliknya. Langkah tersebut didukung oleh pendekatan yang berpusat pada siswa, menggunakan strategi induktif, metode yang bervariasi, dan menggunakan teknik belajar kelompok kecil dan individual serta media yang ada di sekitar dan dikenal siswa. Model yang dikembangkan dalam penelitian ini memberikan dampak cukup baik bagi siswa. Dengan model ini dapat melibatkan siswa secara aktif, keaktifan yang muncul berupa respon, antusias dan perhatian. Adapun kemampuan pemahaman konsep perkalian bilangan cacah mengalami peningkatan. Terjadi peningkatan daya serap dan ketuntasan belajar yang cukup optimal. Semoga penelitian dapat menjadi sarana pengembangan kurikulum dan pembelajaran, sehingga dapat digunakan dalam pembelajaran konsep perkalian bilangan cacah.