PERBEDAAN MUSIK MOZART DAN MUSIK ALAM SEBAGAI PENYERTA SUASANA PROSES MEMBACA PEMAHAMAN PADA ANAK TUNANETRA (Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas Lanjutan di SLB Bagian A Pajajaran Bandung)

Musik dikenal mampu menata suasana hati, mengubah keadaan mental siswa dan mendukung lingkungan belajar, selain itu musik membantu siswa bekerja lebih baik dan mengingat lebih banyak. Musik merangsang, meremajakan, dan memperkuat belajar, baik secara sadar maupun tidak sadar, bagi siswa tunanetra ke...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Tri Wiastuti, - (Author)
Format: Book
Published: 2009-03-31.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Musik dikenal mampu menata suasana hati, mengubah keadaan mental siswa dan mendukung lingkungan belajar, selain itu musik membantu siswa bekerja lebih baik dan mengingat lebih banyak. Musik merangsang, meremajakan, dan memperkuat belajar, baik secara sadar maupun tidak sadar, bagi siswa tunanetra kebanyakan dari mereka mencintai musik. Banyak jenis musik sehingga membuat banyak musik yang bisa digunakan sesuai dengan situasi dan hobi pengguna musik itu sendiri, selain itu music berpengaruh kuat pada lingkungan belajar karena belajar lebih mudah dan cepat jika siswa berada dalam kondisi santai dan reseptif. Musik klasik yang diantaranya musik Mozart mempunyai beat, ritme dan harmoni yang akan mengkoordinasikan napas,irama jantung dan irama gelombang otak, sehingga membangkitkan perasaan dan ingatan, sedangkan musik alam mempunyai harmoni yang berasal dari suara-suara alam disekitar kita juga mampu memberikan rileksasi. Dari pengaruh yang dihasilkan kedua musik tersebut penelitian ini dilakukan, dengan tujuan untuk mengetahui, terdapatkah perbedaan hasil pemahaman membaca yang signifikan antara penggunaan musik Mozart dan musik alam sebagai penyerta suasana. Penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan siswa-siswi tunanetra kelas lanjutan sebagai subjek penelitian. Metode eksperimen yang digunakan yaitu desain rotasi (Counter Balance) dengan 4 kali perlakuan pada setiap subjek sebanyak 10 orang di kelas L2 dan L3 di SLB Negeri A Pajajaran Bandung, untuk memperoleh data digunakan instrumen tes berbentuk 10 soal essay pada setiap wacana dengan musik sebagai penyerta suasana kegiatan membaca pemahamannya. Data yang diperoleh dianalisis dengan pengujian hipotesis komparatif 2 sampel berpasangan pada statistik nonparametris menggunakan Wilcoxon Match Pairs Test dengan perolehan hasil jumlah jenjang yang kecil 10,5 dan 10,5 lebih besar dari 8 yang merupakan T tabel. Hasil Penelitian menunjukkan terdapat perbedaan pemahaman membaca pada siswa tuannetra yang menggunakan musik Mozart dan yang menggunakan musik alam, dimana musik Mozart lebih baik daripada musik alam pada siswa tunanetra, dapat disimpulkan Musik membuka kunci keadaan belajar optimal dan membantu menciptakan konsentrasi dan musik klasik Mozart adalah musik paling cocok untuk belajar, mengulang dan saat berkonsentrasi, oleh karena itu sebagai alternative untuk meningkatkan hasil belajar siswa musik Mozart ini bisa digunakan sebagai penyerta suasana belajar dalam meningkatkan semangat dan konsentrasi.
Item Description:http://repository.upi.edu/63152/2/S_PKH_001981_Chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/63152/3/S_PKH_001981_Chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/63152/4/S_PKH_001981_Chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/63152/5/S_PKH_001981_chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/63152/6/S_PKH_001981_Bibliography.pdf
http://repository.upi.edu/63152/7/S_PKH_001981_Appendix1.pdf