POLA ASUH SEBAGAI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN KECERDASAN EMOSI ANAK : Kasus di Margaluyu RT 01 RW 19 Kelurahan Sayang, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur

• Main Author: Ani Widaningsih Maki, - (Author)
• Format: Book
• Published: 2011-05-09.
• Subjects: Thesis; NonPeerReviewed
• Online Access: Link Metadata
• Notes: http://repository.upi.edu/63398/1/S_PLS_0601230_Table_of_content.pdf; http://repository.upi.edu/63398/2/S_PLS_0601230_Chapter1.pdf; http://repository.upi.edu/63398/3/S_PLS_0601230_Chapter2.pdf; http://repository.upi.edu/63398/4/S_PLS_0601230_Chapter3.pdf; http://repository.upi.edu/63398/5/S_PLS_0601230_Chapter4.pdf; http://repository.upi.edu/63398/6/S_PLS_0601230_Chapter5.pdf; http://repository.upi.edu/63398/7/S_PLS_0601230_Bibliography.pdf; http://repository.upi.edu/63398/8/S_PLS_0601230_Appendix.pdf
• Keywords: BF Psychology; HQ The family. Marriage. Woman; L Education (General)

Peran orangtua mempunyai posisi penting terhadap perkembangan dan pertumbuhan anak, seperti pembentukan karakter, sikap, pemahaman, penalaran dan sebagainya. Untuk mengetahui peran orangtua dalam pengembangan kecerdasan emosi anak, dalam penelitian ini dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: (1) bagaimana pemahaman orangtua mengenai kecerdasan emosi anak? (2) bagaimana pola pengasuhan orangtua dalam mengembangkan kecerdasan emosi anak? (3) faktor-faktor apa yang mempengaruhi orangtua dalam mengembangkan kecerdasan emosi anak? Landasan teori dalam penelitian ini mengacu pada konsep pendidikan anak usia dini, pendidikan keluarga, dan kecerdasan emosional. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif, dan alat pengumpul datanya berupa pedoman wawancara, observasi, studi kepustakaan, dan tiangulasi. Dengan subjek penelitian pada tiga keluarga di Margaluyu RT 01 RW19 Kelurahan Sayang Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh temuan. Pertama, pemahaman orangtua mengenai kecerdasan emosi anak yang paling dominan yaitu orangtua mampu mengenali emosi anak dan mengenali emosi orang lain, seperti yang dilakukan oleh keluarga A, B, dan C, dan untuk tahap membina hubungan, mengelola emosi hanya dilakukan oleh keluarga A dan B. Kedua, pola asuh yang digunakan dalam mengembangkan kecerdasan emosi anak ada tiga macam yaitu, Pola asuh demokratis yang dilakukan keluarga A dengan indikator bersikap realistis terhadap kemampuan anak, memberi kebebasan kepada anak untuk memilih. Pola asuh otoriter yang dilakukan keluarga B dengan indikator cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti, memaksa. Pola asuh permisif yang dilakukan keluarga C dengan indikator memberikan pengawasan yang sangat longgar, sedikit bimbingan yang diberikan. Ketiga, faktor-faktor yang mempengaruhi orangtua dalam mengembangkan kecerdasan emosi anak terdiri dari lingkungan sosial internal yaitu hubungan antara keluarga objek dengan anggota keluarga lain seperti adik, kakak, paman, dan sosial eksternal yaitu dengan tetangga. Lingkungan pendidikan internal yaitu dalam keluarga dan eksternal yaitu pendidikan yang berlangsung disekolah dan di masyarakat. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah 1) pemahaman orangtua mengenai kecerdasan emosi anak sudah mencapai tahap mengenali emosi anak, dan mengenali emosi orang lain, 2) pola asuh yang digunakan dalam mengembangkan kecerdasan emosi anak yaitu, pola asuh demokratis, otoriter, dan permisif. 3) faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh orangtua dalam mengembangkan kecerdasan emosi anak yaitu faktor lingkungan sosial dan lingkungan pendidikan.