MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR DAN KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL

Penelitian ini berangkat dari permasalahan kurangnya kemampuan pemahaman peserta didik tentang Faktor Persekutuan Terbesar ( FPB ) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil ( KPK ) di SDN Sasaksaat Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana perencanaan p...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Agus, - (Author)
Format: Book
Published: 2011-07-29.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Penelitian ini berangkat dari permasalahan kurangnya kemampuan pemahaman peserta didik tentang Faktor Persekutuan Terbesar ( FPB ) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil ( KPK ) di SDN Sasaksaat Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana perencanaan pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan kemampuan pemahaman siswa tentang Faktor Persekutuan Terbesar ( FPB ) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK ) ? Bagaimana pelaksanaan pembelajaran model penemuan terbimbing untuk meningkatkan kemampuan pemahaman siswa tentang Faktor Persekutuan Terbesar ( FPB ) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil ( KPK ) ? Bagaimana kemampuan pemahaman siswa tentang Faktor Persekutuan Terbesar ( FPB ) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil ( KPK ) setelah mempelajari model pembelajaran penemuan terbimbing ?. Penelitian ini menggunakan metode cerama, diskusi, tanya jawab, penugasan dengan model Penelitian Tindakan Kelas. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan observasi, dan instrumen tes tiap akhir pembelajaran. Instrumen tes yaitu melaksanakan siklus I yang akhirnya dilakukan observasi serta refleksi dari akhir siklus I begitu juga siklus II. Pada siklus I siswa dibagi menjadi 6 kelompok dengan masing-masing kelompok 5 orang dan hasil kerja kelompok siklus I mendapat nilai rata-rata 66,6 sedangkan pada siklus II nilai rata-rata hasil kerja kelompok siswa adalah 77,5. Hasil evaluasi penelitian siklus I mendapatkan hasil belajar siswa yang mendapat nilai mencapai ketuntasan 60% dan yang belum mencapai ketuntasan 40% dengan nilai rata-rata kelas 63. Sedangkan siklus II mencapai yang mencapai ketuntasan 80% dan yang belum mencapai 20% dengan nilai rata-rata 72,33. Dengan persentase ketuntasan lebih dari 65%, maka pembelajaran dikatakan tuntas. Berdasarkan data-data di atas disimpulkan bahwa hasil belajar siswa lebih baik dengan menggunakan model penemuan terbimbing.
Item Description:http://repository.upi.edu/63534/1/s_pgsd_0904891_chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/63534/2/s_pgsd_0904891_chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/63534/3/s_pgsd_0904891_chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/63534/4/s_pgsd_0904891_chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/63534/5/s_pgsd_0904891_chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/63534/6/s_pgsd_0904891_bibliography.pdf