SELF-ESTEEM ANAK YANG MENGALAMI CHILD ABUSE : Studi kasus pada dua orang anak yang memiliki pengalaman child abuse

Masa anak-anak adalah masa yang sangat penting dilalui oleh setiap orang. Namun tidak semua orang merasakan masa anak-anak yang menyenangkan. Masa anak-anak yang tidak menyenangkan yang dipenuhi dengan kekerasan, rasa takut, kecemasan, amarah dan lain sebagainya akan sangat berpengaruh bagi perkemba...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Fidanita Octora, - (Author)
Format: Book
Published: 2010-10-14.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Masa anak-anak adalah masa yang sangat penting dilalui oleh setiap orang. Namun tidak semua orang merasakan masa anak-anak yang menyenangkan. Masa anak-anak yang tidak menyenangkan yang dipenuhi dengan kekerasan, rasa takut, kecemasan, amarah dan lain sebagainya akan sangat berpengaruh bagi perkembangan anak tersebut. Penelitian ini meneliti self-esteem anak yang telah mengalami pengalaman child abuse dimana metode yang digunakan ialah metode kualitatif dengan menggunakan studi kasus. Pemilihan subjek dipilih dengan cara purposive yaitu dua orang anak yang mengalami child abuse yang masih berusia 13 tahun. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara yang mendalam dengan pedoman wawancara yang semi terstruktur dan divalidasi dengan menggunakan expert judgment dan dengan menggunakan triangulasi data. Landasan teori yang digunakan adalah teori Coopersmith yang mengungkapkan empat aspek dari sekf-esteem yaitu power (kekuasaan), significance (keberartian), virtue (kebajikan) dan competence (kemampuan). Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa subjek I (P) belum memiliki power (kekuasaan), significance (keberartian), virtue (kebajikan) dan competence (kemampuan) secara penuh sebagai aspek pembentuk self-esteem dari subjek P. Hanya dalam aspek significance (keberartian) dimana P menyukai dirinya sendiri walaupun P tidak disukai oleh orang lain dan tidak menyukai semua orang yang P kenal. Demikian pula aspek virtue (kebajikan) dimana P suka untuk membantu mengerjakan pekerjaan rumah walaupun P sering melanggar aturan. Pada subjek II (M) didaptkan bahwa power (kekuasaan) yang dimiliki M belum sepenuhnya terinternalisasi dari dalam diri M. Dalam aspek significance, virtue dan competence, M belum dapat pula memenuhi setiap aspek tersebut sebagai pembentuk self-esteem yang positif. Rekomendasi yang diharapkan pada peneliti selanjutnya ialah untuk lebih memperdalam mengenai aspek lain yang mungkin dapat dipengaruhi oleh pengalaman child abuse seseorang.
Item Description:http://repository.upi.edu/63889/1/s_psi_0606466_table_of_content.pdf
http://repository.upi.edu/63889/2/s_psi_0606466_chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/63889/3/s_psi_0606466_chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/63889/4/s_psi_0606466_chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/63889/5/s_psi_0606466_chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/63889/6/s_psi_0606466_chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/63889/7/s_psi_0606466_bibliography.pdf
http://repository.upi.edu/63889/9/s_psi_0606466_appendix.pdf