SEBARAN BULU BABI (ECHINOIDEA) DI INDONESIA MENGGUNAKAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (GIS)

Indonesia memiliki banyak potensi sumber daya dalam bidang maritim. Salah satunya yakni fauna dari filum Echinodermata. Bulu babi (Echinoidea) merupakan anggota filum Echinodermata dengan sebaran yang luas dan ditemukan pada zona intertidal hingga laut dalam. Bulu babi memiliki peran penting dalam e...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Widia Prihastuti, - (Author)
Format: Book
Published: 2021-08-30.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Indonesia memiliki banyak potensi sumber daya dalam bidang maritim. Salah satunya yakni fauna dari filum Echinodermata. Bulu babi (Echinoidea) merupakan anggota filum Echinodermata dengan sebaran yang luas dan ditemukan pada zona intertidal hingga laut dalam. Bulu babi memiliki peran penting dalam ekosistem terumbu karang serta memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Sumber daya bulu babi yang ada perlu dimanfaatkan dan dikelola dengan baik. Informasi mengenai sebaran bulu babi dibutuhkan dalam kegiatan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya bulu babi. Untuk memberikan informasi mengenai sebaran sumber daya bulu babi, maka diperlukan peta sebaran sumber daya tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran bulu babi yang ada di perairan Indonesia menggunakan sistem informasi geografis (SIG). Metode yang digunakan merupakan metode deskriptif dengan memberikan gambaran mengenai sebaran bulu babi di Indonesia berdasarkan data sekunder yang ditampilkan dalam bentuk peta. Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat 36 jenis bulu babi yang terdiri dari 8 ordo, 11 famili, 22 genus, dan 36 spesies. Famili Diadematidae merupakan famili yang paling banyak ditemukan di perairan Indonesia. Bulu babi dari famili ini ditemukan pada 63 titik dari 69 titik yang terdata. Wilayah dengan keanekaragaman bulu babi tertinggi yakni Pantai Likupang di Kabupaten Minahasa Utara dan Pantai Merta Segara di Kota Denpasar yang memiliki 9 spesies. Sebaran bulu babi dipengaruhi oleh jenis substrat, suhu, pH, dan salinitas. Beberapa strategi pengelolaan bulu babi yang dapat dilakukan diantaranya yaitu: membangun tempat produksi pembesaran bulu babi, monitoring spesies, habitat dan status populasi secara berkala, keramba jaring apung, serta pemberlakuan pembatasan dalam penangkapan.
Item Description:http://repository.upi.edu/64591/7/S_BIO_1707867_Title%281%29.pdf
http://repository.upi.edu/64591/2/S_BIO_1707867_Chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/64591/3/S_BIO_1707867_Chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/64591/4/S_BIO_1707867_Chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/64591/5/S_BIO_1707867_Chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/64591/6/S_BIO_1707867_Chapter5.pdf