Analisis Tradisi Saprahan Sebagai Kearifan Lokal di Era Global Untuk Memperkaya Pembelajaran PKn (Studi Etnografi Pada Masyarakat Melayu di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat)

Negara Indonesia merupakan sebuah Negara yang sangat luas serta mempunyai kurang lebih 17.000 buah pulau besar maupun pulau kecil dari sabang sampai ujung marauke Papua. Indonesia juga merupakan negara majemuk yang memiliki banyak keragaman yang bermacam- macam. Perkembangan arus globalisasi saat me...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Hasmika, - (Author)
Format: Book
Published: 2021-08-04.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 repoupi_64867
042 |a dc 
100 1 0 |a Hasmika, -  |e author 
245 0 0 |a Analisis Tradisi Saprahan Sebagai Kearifan Lokal di Era Global Untuk Memperkaya Pembelajaran PKn (Studi Etnografi Pada Masyarakat Melayu di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat) 
260 |c 2021-08-04. 
500 |a http://repository.upi.edu/64867/1/T_PKN_1906823_Title.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/64867/2/T_PKN_1906823_Chapter1%20.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/64867/3/T_PKN_1906823_Chapter2.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/64867/4/T_PKN_1906823_Chapter3%20.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/64867/5/T_PKN_1906823_Chapter4%20.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/64867/6/T_PKN_1906823_Chapter5%20.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/64867/7/T_PKN_1906823_Appendix%20.pdf 
520 |a Negara Indonesia merupakan sebuah Negara yang sangat luas serta mempunyai kurang lebih 17.000 buah pulau besar maupun pulau kecil dari sabang sampai ujung marauke Papua. Indonesia juga merupakan negara majemuk yang memiliki banyak keragaman yang bermacam- macam. Perkembangan arus globalisasi saat mengakibatkan kebudayaan negara kita banyak diklaim oleh negara lain. Hal yang menarik tidak terjadi pada masyarakat Melayu Sambas mereka masih melestarikan kearifan lokalnya dari dulu sampai sekarang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tradisi saprahan sebagai kearifan lokal di era global untuk memperkaya pembelajaran PKn. PKn merupakan mata pelajaran yang membentuk individu maupun warga negara memiliki sikap tanggung jawab, mandiri dan memiliki prilaku yang mencerminankan nilai- nilai yang termaktub pada sila- sila Pancasila dan UUD 1945. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian pendekatan kualitatif dengan metode penelitian etnografi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi teknik wawancara, observasi, dokumentasi, sedangkan tehnik analisis data menggunakan 1) Reduksi data, 2) Penyajian data, 3) Menarik kesimpulan/Verifikasi dan pengujuan keabsahan data menggunakan uji credibility, transferability, dependability, dan confirmability serta triangulasi. Partisipan penelitian yaitu Kepala Camat, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Politik, Anggota MABS dan Tokoh Pemuda. Hasil penelitian menunjukan bahwa Sejarah saprahan diperkirakan sudah mulai ada pada zaman kerajaaan masa pemerintahan Sulthan Muhammad Tsafiuddin Pengaruh ajaran agama dan tradisi agama Islam sendiri juga berkembang beriringan dengan awal mula nya tradisi saprahan. Peran tokoh masyarakat dalam menjaga eksistensi tradisi saprahan yakni sebagai Motivator, Pengayom, Pembimbing dan Penyokong, sedangkan untuk faktor pendukung tradisi saprahan yaitu adanya partisipasi masyarakat, perkembangan alat komunikasi, tingginya rasa gotong royong, dan untuk faktor penghambat yaitu transportasi yang jauh, masyarakat minoritas yang kurang bergaul dan generasi muda ingin segalanya praktis. Hasil akhir dari penelitian ini tradisi Saprahan mampu memperkaya pembelajaran PKn. Sebagaimana tiga kompenen utama PKn yang yaitu civic knowledge, civic skill, dan civic disposition dapat terpenuhi serta terintegrasikan melalui nilai Religius, Kesetaraan, Gotong Royong dan Kebersamaan, Kesetiakawanan serta Keadilan tradisi Saprahan dalam pembelajaran PKn. Indonesia is a very large country and has approximately 17,000 large and small islands from Sabang to the tip of Merauke, Papua. Indonesia is also a plural country that has a lot of diversity. The current development of globalization has resulted in the culture of our country being claimed by many other countries. The interesting thing does not happen to the Sambas Malay community, they still preserve their local wisdom from the past until now. The purpose of this study is to analyze the saprahan tradition as local wisdom in the global era to enrich Civics learning. Civics is a subject that forms individuals and citizens to have an attitude of responsibility, independence and behavior that reflects the values embodied in the precepts of Pancasila and the 1945 Constitution. The approach used in the research is a qualitative approach with ethnographic research methods. Data collection techniques used in this study include interviews, observation, documentation, while data analysis techniques use 1) data reduction, 2) data presentation, 3) draw conclusions/verification and test the validity of the data using credibility, transferability, dependability, and reliability tests. confirmability and triangulation. The research participants were the Head of the Camat, Traditional Leaders, Community Leaders, Religious Leaders, Political Leaders, MABS Members and Youth Leaders. The results show that the history of saprahan is thought to have started in the royal era during the reign of Sultan Muhammad Tsafiuddin. The influence of religious teachings and Islamic religious traditions itself also developed in tandem with the beginning of the saprahan tradition. The role of community leaders in maintaining the existence of the Saprahan tradition is as a Motivator, Protector, Guidance and Supporter, while for the supporting factors of the Saprahan tradition, namely the existence of community participation, the development of communication tools, the high sense of mutual cooperation, and for the inhibiting factor, namely long distance transportation, minority communities who less sociable and the younger generation wants everything practical. The final result of this research is that the Saprahan tradition is able to enrich Civics learning. As the three main components of Civics, namely civic knowledge, civic skills, and civic disposition, can be fulfilled and integrated through the values of Religion, Equality, Mutual Cooperation and Togetherness, Solidarity and Justice of the Saprahan tradition in Civics learning. 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
690 |a J General legislative and executive papers 
690 |a L Education (General) 
655 7 |a Thesis  |2 local 
655 7 |a NonPeerReviewed  |2 local 
787 0 |n http://repository.upi.edu/64867/ 
787 0 |n http://repository.upi.edu 
856 |u https://repository.upi.edu/64867  |z Link Metadata