GERAKAN AKTIVIS FEMINIS DALAM MELAWAN KETIDAKADILAN GENDER DI KOTA BANDUNG

• Main Author: Rheina Sukmawati, - (Author)
• Format: Book
• Published: 2021-08-31.
• Subjects: Thesis; NonPeerReviewed
• Online Access: Link Metadata
• Notes: http://repository.upi.edu/69049/1/S_SOS_1700875_Title.pdf; http://repository.upi.edu/69049/2/S_SOS_1700875_Chapter1.pdf; http://repository.upi.edu/69049/3/S_SOS_1700875_Chapter2.pdf; http://repository.upi.edu/69049/4/S_SOS_1700875_Chapter3.pdf; http://repository.upi.edu/69049/5/S_SOS_1700875_Chapter4.pdf; http://repository.upi.edu/69049/6/S_SOS_1700875_Chapter5.pdf; http://repository.upi.edu/69049/7/S_SOS_1700875_Appendix.pdf
• Keywords: H Social Sciences (General); HM Sociology; L Education (General)

Penelitian ini mengambil latar belakang hadirnya feminisme sebagai gerakan sosial di Indonesia khususnya di Kota Bandung. Pembicaraan mengenai feminisme masih dianggap sesuatu yang tabu atau sensitif untuk dibicarakan di tengah masyarakat, padahal feminisme sendiri membawa pesan keadilan bagi seluruh gender yang ada baik perempuan maupun laki-laki. Penelitian ini berusaha mengungkap bagaimana para aktivis feminis memahami konsep dan ideologi feminis mereka, seperti apa tipologi ketidakadilan gender yang ada, dan bagaimana gerakan yang ada pada feminisme di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Partisipan-partisipan pada penelitian ini yaitu aktivis-aktivis feminis di Kota Bandung dengan jumlah sebanyak enam orang. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Kemudian data-data yang diperoleh dari partisipan diuji kebsahaannya menggunakan teknik member check. Berdasarkan perolehan di lapangan, dapat diketahui hasilnya yaitu: (1) Para aktivis feminis cenderung menggunakan paradigma konflik dalam memaknai konsep feminis mereka dengan ideologi feminis radikal dan feminis sosialis.; (2) Tipologi ketidakadilan gender yang terjadi yaitu adanya marginalisasi, subordinasi, stereotip, kekerasan, dan beban ganda; dan (3) Gerakan feminisme di Kota Bandung termasuk pada gerakan sosial baru karena gerakan feminisme berfokus pada pluralitas yang menyasar semua kalangan. Strategi yang digunakan yaitu strategi pelapisan, strategi advokasi, dan strategi keterlibatan kritis. Gerakan aktivisme yang dilakukan sendiri dengan mengelompokkan diri sebagai kelompok subordinat yang memiliki solidaritas. This research background is based by the rise of feminism movement in Indonesia especially in Bandung. The discourse about feminism is something that considered taboo and sensitive amongst community, despite the fact that feminism it self carries a message of justice for all genders, both women and men. This research will explain feminist acticists understand thir feminist concept and ideologies, what the typology of gender inequality is, and how the feminism movement in Bandung is. This reseach uses a qualitative approach with descriptive method. There are six in total for participants which are feminist activists that fight towards gender issue in Bandung. The data collection techiques uses intervies, observations, and documentation. All the data that been collected then being tested for its validity with member check technique. According to the results in the field, some of the findings are following: (1) Feminist activist tend to use conflict paradigm in interpreting their feminist consecpt with radical and socialist feminist as the main ideology; (2) The typology of gender inequality occurs the existence of marginalization, subordination, stereotypes, vioelences, and double burdens; (3) The feminism movement in Bandung is a new social movement because the it tend to focus on plurarity that widened their targerts. They using layering strategy, advocacy strategy, and critical engagement strategy. The activism movement is carried out by the solidarity that the groups have as the subordinate within community.