PEMODELAN SPASIAL GENANGAN TSUNAMI DAN JALUR EVAKUASI DENGAN VISUALISASI WEBGIS DI PESISIR KABUPATEN PANGANDARAN
Wilayah pesisir di Kabupaten Pangandaran merupakan wilayah yang berpotensi terjadinya tsunami. BPBD Kabupaten Pangandaran menyebutkan bahwa Kabupaten Pangandaran tergolong pada kelas potensi bahaya tsunami tinggi. Sehingga diperlukan pemodelan tsunami serta jalur evakuasi sebagai langkah mitigasi be...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Book |
Published: |
2022-01-21.
|
Subjects: | |
Online Access: | Link Metadata |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Wilayah pesisir di Kabupaten Pangandaran merupakan wilayah yang berpotensi terjadinya tsunami. BPBD Kabupaten Pangandaran menyebutkan bahwa Kabupaten Pangandaran tergolong pada kelas potensi bahaya tsunami tinggi. Sehingga diperlukan pemodelan tsunami serta jalur evakuasi sebagai langkah mitigasi bencana. Hasil pemodelan dapat divisualisasikan dengan WebGIS. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persebaran dan luasan bahaya tsunami, menentukan jalur evakuasi, dan membuat WebGIS sebagai visualisasi pemodelan spasial. Skenario yang dipilih adalah 5 meter berdasarkan penelitian Widiyantoro, 8 meter berdasarkan data historis, dan 11,6 meter berdasarkan Probabilistic Tsunami Hazard Analysis (PTHA) 500 tahun. Metode pemodelan tsunami adalah perhitungan Hloss menurut Berryman dengan parameter koefisien kekasaran permukaan, kemiringan lereng, dan ketinggian gelombang dari garis pantai. Metode pemodelan jalur evakuasi tsunami adalah Network Analysis berupa Closest Facility. Parameter yang digunakan yaitu titik bahaya, titik evakuasi, dan jaringan jalan. Pembangunan WebGIS dirancang dengan pemanfaatan ArcGIS Online berupa ArcGIS Hub. Hasil penelitian menunjukkan wilayah yang memiliki bahaya tsunami terluas adalah Kecamatan Cimerak karena memiliki garis pantai terpanjang. Apabila dilihat dari perbandingan luas bahaya dan luas wilayah, Kecamatan Sidamulih merupakan Kecamatan yang memiliki bahaya tsunami terluas. Hal tersebut disebabkan oleh wilayahnya sempit serta terdapat muara sungai. Pemodelan jalur evakuasi tsunami menghasilkan 23 jalur evakuasi pada skenario 5 meter, 35 jalur evakuasi pada skenario 8 meter, dan 42 jalur evakuasi pada skenario 11,6 meter. Pemanfaatan WebGIS dapat dirasakan pada skala peta yang dapat disesuaikan sehingga mampu memperjelas objek. WebGIS memberikan kemudahan akses bagi pengguna dan mampu menampilkan peta yang interaktif, akurat, mudah dipahami serta dilengkapi dengan visualisasi berbagai hasil tabulasi dan analisis. The coastal area in Pangandaran Regency is an area that has the potential for a tsunami. The BPBD of Pangandaran Regency stated that Pangandaran Regency belongs to the class of high tsunami hazard potential. So that tsunami modeling and evacuation routes are needed as a disaster mitigation measure. Modeling results can be visualized with WebGIS. This study aims to assess the distribution and extent of the tsunami hazard, determine evacuation routes, and create a WebGIS as a visualization of spatial modeling. The scenario chosen is 5 meters based on Widiyantoro's research, 8 meters based on historical data, and 11.6 meters based on a 500 year Probabilistic Tsunami Hazard Analysis (PTHA). The tsunami modeling method is the Hloss calculation according to Berryman with the parameters of the coefficient of surface roughness, slope, and wave height from the shoreline. The method of modeling the tsunami evacuation route is Network Analysis in the form of Closest Facility. The parameters used are hazard points, evacuation points, and road networks. WebGIS development is designed with the use of ArcGIS Online in the form of ArcGIS Hub. The results showed that the area that has the widest tsunami hazard is Cimerak District because it has the longest coastline. When viewed from the comparison of the area of hazard and area, Sidamulih District is the District that has the widest tsunami hazard. This is because the area is narrow and there is a river estuary. The tsunami evacuation route modeling resulted in 23 evacuation routes in the 5 meter scenario, 35 evacuation routes in the 8 meter scenario, and 42 evacuation routes in the 11.6 meter scenario. The use of WebGIS can be felt at a map scale that can be adjusted so that it is able to clarify objects. WebGIS provides easy access for users and is able to display maps that are interactive, accurate, easy to understand and equipped with visualizations of various tabulation and analysis results. |
---|---|
Item Description: | http://repository.upi.edu/71924/1/S_SIG_1804626_Tittle.pdf http://repository.upi.edu/71924/2/S_SIG_1804626_Chapter1.pdf http://repository.upi.edu/71924/3/S_SIG_1804626_Chapter2.pdf http://repository.upi.edu/71924/4/S_SIG_1804626_Chapter3.pdf http://repository.upi.edu/71924/6/S_SIG_1804626_Chapter4.pdf http://repository.upi.edu/71924/7/S_SIG_1804626_Chapter5.pdf http://repository.upi.edu/71924/8/S_SIG_1804626_Appendix.pdf |