TRADISI UPACARA PANJANG JIMAT KERATON KASEPUHAN SEBAGAI ASET BUDAYA LOKAL KOTA CIREBON DALAM PELESTARIAN BUDAYA BANGSA

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh derasnya arus globalisasi yang membawa budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan bangsa memberikan pengaruh yang kurang baik pada masyarakat terutama ke generasi muda. Mereka cenderung lebih menyukai hal-hal yang bersifat modern, daripada mempelajari tradi...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Mayangsari, Elis (Author)
Format: Book
Published: 2014-01-30.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Penelitian ini dilatarbelakangi oleh derasnya arus globalisasi yang membawa budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan bangsa memberikan pengaruh yang kurang baik pada masyarakat terutama ke generasi muda. Mereka cenderung lebih menyukai hal-hal yang bersifat modern, daripada mempelajari tradisi budaya lokal khususnya tradisi upacara panjang jimat yang ada di Keraton Kasepuhan Kota Cirebon. Apabila ini dibiarkan maka aset budaya lokal warisan leluhur akan punah. Oleh karenanya, diperlukan upaya dalam rangka pelestarian aset budaya lokal sebagai bagian dari budaya bangsa. Metode dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data diperoleh dari hasil observasi, wawancara, studi dokumentasi, studi literatur dan studi kepustakaan. Dari penelitian yang dilakukan ada beberapa hal yang menjadi temuan bahwa tradisi upacara panjang jimat bermakna suatu tradisi upacara berupa iring-iringan benda pusaka keraton sebagai simbol yang menggambarkan prosesi kelahiran Nabi Muhammad saw. Tujuannya untuk memperingati lahirnya seorang manusia mulia Nabi Muhammad saw yang memiliki akhlaqul karimah dan harus dijadikan suri tauladan yang baik dan benar. Panjang Jimat berasal dari kata "Panjang" dan "Jimat". Kata Panjang berarti seumur hidup manusia, sedangkan Jimat atau "ji" atau siji berarti satu dan "mat" atau dirumat artinya sesuatu yang harus diingat, dijaga dan dilestarikan. Jadi, dapat disimpulkan panjang jimat berarti sesuatu atau satu yang seumur hidup manusia harus diingat, dijaga dan dipertahankan, yakni dua kalimat syahadat. Kata kunci: tradisi, upacara, panjang jimat, budaya lokal, pelestarian, budaya bangsa, nilai luhur. This research is motivated by the swift currents of globalization that brings foreign culture that does not comply with the national culture unfavorable influence on society, especially to the younger generation. They tend to like things that are modern, rather than studying the local cultural traditions, especially the panjang jimat ceremonial tradition of Kasepuhan Palace in Cirebon. If this is left to the local cultural heritage assets will be extinct. Therefore, efforts are needed in order to preserve local cultural assets as part of the national culture. The method in this research is a case study using a qualitative approach. Data obtained from observation, interviews, document study, the study of literature and literary study. From the research conducted there are some things that a finding that the panjang jimat ceremonial tradition of talisman something meaningful ceremony traditions in the form of a convoy of royal heirlooms procession as a symbol depicting the birth of Prophet Muhammad . The goal is to commemorate the birth of a human noble Prophet who has good moral and should be a good role model and true . Long amulet derived from the word "Long" and "The Talisman". The word means the length of a human lifetime, while the amulet or "ji" or siji means one and "mat" or dirumat means something to be remembered, maintained and preserved. Thus, we can conclude talisman length or one that means something human lifetime must be remembered, preserved and maintained. Key words : tradition, ceremony, long fetish, local culture, preservation, cultural, nation, noble value.
Item Description:http://repository.upi.edu/7296/1/S_PKN_0906648_Title.pdf
http://repository.upi.edu/7296/2/S_PKN_0906648_Abstract.pdf
http://repository.upi.edu/7296/3/S_PKN_0906648_Table_of_content.pdf
http://repository.upi.edu/7296/4/S_PKN_0906648_Chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/7296/5/S_PKN_0906648_Chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/7296/6/S_PKN_0906648_Chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/7296/7/S_PKN_0906648_Chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/7296/8/S_PKN_0906648_Chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/7296/9/S_PKN_0906648_Bibliography.pdf
http://repository.upi.edu/7296/10/S_PKN_0906648_Appendix1.pdf
http://repository.upi.edu/7296/11/S_PKN_0906648_Appendix2.pdf
http://repository.upi.edu/7296/12/S_PKN_0906648_Appendix3.pdf
http://repository.upi.edu/7296/14/S_PKN_0906648_Appendix4.pdf
http://repository.upi.edu/7296/15/S_PKN_0906648_Appendix5.pdf
http://repository.upi.edu/7296/16/S_PKN_0906648_Appendix6.pdf
http://repository.upi.edu/7296/17/S_PKN_0906648_Appendix7.pdf
http://repository.upi.edu/7296/18/S_PKN_0906648_Appendix8.pdf
http://repository.upi.edu/7296/19/S_PKN_0906648_Appendix9.pdf
http://repository.upi.edu/7296/20/S_PKN_0906648_Appendix10.pdf
http://repository.upi.edu/7296/21/S_PKN_0906648_Appendix11.pdf
http://repository.upi.edu/7296/22/S_PKN_0906648_Appendix12.pdf
http://repository.upi.edu/7296/23/S_PKN_0906648_Appendix13.pdf
http://repository.upi.edu/7296/24/S_PKN_0906648_Appendix14.pdf
http://repository.upi.edu/7296/25/S_PKN_0906648_Appendix15.pdf
http://repository.upi.edu/7296/26/S_PKN_0906648_Appendix16.pdf