FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMPENGARUHI PERFORMANSI PAMONG BELAJAR, TENAGA LAPANGAN DIKMAS DAN PENILIK DIKMAS DALAM PENENTUAN IDENTIFIKASI KEBUTUHAN BELAJAR PADA PROGRAM KEAKSARAAN FUNGSIONAL: Studi terhadap Identifikasi Kebutuhan Belajar dengan teknik PRA pada Program Keaksaraan Fungsional di Kabupaten Bandung dan Ciamis

Program Keaksaraan Fungsional merupakan suatu pendekatan dan atau cara untuk mengembangkan kemampuan seseorang dalam menguasai dan menggunakan ketrampilan membaca, menulis, berhitung, mengamati dan menganalisis, yang berorientasi pada kehidupan sehari-hari serta memanfaatkan potensi yang ada di Iing...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Mariam, Merry (Author)
Format: Book
Published: 2013-08-26.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 repoupi_743
042 |a dc 
100 1 0 |a Mariam, Merry  |e author 
245 0 0 |a FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMPENGARUHI PERFORMANSI PAMONG BELAJAR, TENAGA LAPANGAN DIKMAS DAN PENILIK DIKMAS DALAM PENENTUAN IDENTIFIKASI KEBUTUHAN BELAJAR PADA PROGRAM KEAKSARAAN FUNGSIONAL: Studi terhadap Identifikasi Kebutuhan Belajar dengan teknik PRA pada Program Keaksaraan Fungsional di Kabupaten Bandung dan Ciamis 
260 |c 2013-08-26. 
500 |a http://repository.upi.edu/743/1/T_PLS_959687_Title.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/743/2/T_PLS_959687_Abstract.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/743/3/T_PLS_959687_Table_Of_Content.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/743/4/T_PLS_959687_Chapter1.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/743/5/T_PLS_959687_Chapter2.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/743/6/T_PLS_959687_Chapter3.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/743/7/T_PLS_959687_Chapter4.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/743/8/T_PLS_959687_Chapter5.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/743/9/T_PLS_959687_Bibliography.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/743/10/T_PLS_959687_Appendix.pdf 
520 |a Program Keaksaraan Fungsional merupakan suatu pendekatan dan atau cara untuk mengembangkan kemampuan seseorang dalam menguasai dan menggunakan ketrampilan membaca, menulis, berhitung, mengamati dan menganalisis, yang berorientasi pada kehidupan sehari-hari serta memanfaatkan potensi yang ada di Iingkungan sekitarnya. Program Keaksaraan Fungsional, bila dibandingkan dengan program-program keaksaraan sebelumnya (PaketA, Kejar PBH, dan Paket A Obama), memiliki karakteristik yang relatif berbeda, yaitu bersifat fungsional, kontekstual dan dinamis. Khusus dalam penentuan identifikasi kebutuhan belajar, pada program Keaksaraan Fungsional dilakukan dengan teknik khusus, yaitu Participatory Rural Appraisal. Teknik PRA merupakan suatu pendekatan dari kumpulan teknik untuk memberdayakan masyarakat dalam menganalisa, mengembangkan dan berbagi pengetahuan mengenai kehidupan setempat, keadaan sumber dayanya untuk berencana dan bertindak dengan lebih baik. Dalam realitasnya, mekanisme penentuan identifikasi kebutuhan belajar pada Program Keaksaraan Fungsional, tentu saja tidak lepas dari pengaruh berbagai faktor. Studi ini akan berusaha untuk mengungkap sejumlah variabel yang dapat mempengaruhi performansi penentuan identifikasi kebutuhan belajar, baik yang dilakukan oleh Pamong Belajar, Tenaga Lapangan Dikmas maupun Penilik Dikmas. Untuk kepentingan penelitian, pada studi ini diajukan hipotesis utama, yaitu "terdapat hubungan fungsional antara pengalaman kerja, frekuensi pelatihan, rentang waktu pelatihan dan motivasi berprestasi dengan performansi Pamong Belajar SKB, Tenaga Lapangan Dikmas maupun Penilik Dikmas dalam penentuan identifikasi kebutuhan belajar pada Program Keaksaraan Fungsional". Berdasarkan hal-hal di atas, dalam studi ini diajukan hipotesis sebagai b^rikut: (1) terdapat hubungan fungsional antara pengalaman kerja dengan performansi Pamong Belajar, Tenaga Lapangan Dikmas dan Penilik Dikmas dalam penentuan identifikasi kebutuhan belajar, (2) terdapat hubungan fungsional antara frekuensi pelatihan dengan performansi Pamong Belajar, Tenaga Lapangan Dikmas dan Penilik Dikmas dalam penentuan identifikasi kebutuhan belajar, (3) terdapat hubungan fungsional antara rentang waktu pelatihan dengan performansi Pamong Belajar, Tenaga Lapangan Dikmas dan Penilik Dikmas dalam penentuan identifikasi kebutuhan belajar, (4) terdapat hubungan fungsional antara motivasi berprestasi dengan performansi Pamong Belajar, Tenaga Lapangan Dikmas dan Penilik Dikmas dalam penentuan identifikasi kebutuhan belajar. Metode penelitiannya adalah deskriptif dengan prosedur pengolahan datanya menggunakan pendekatan kuantitatif. Instrumen pengumpul data yang dipergunakannya berupa angket dan pedoman wawancara. Responden penelitiannya terdiri atas Pamong Belajar SKB sebanyak 15 orang, Tenaga Lapangan Dikmas sebanyak 12 orang dan Penilik Dikmas sebanyak 8 orang yang pernah mengikuti Pelatihan Tutor Keaksaraan Fungsional di SKB Kabupaten Bandung dan Kabupaten Ciamis. Peserta pelatihan Program Keaksaraan Fungsional sebanyak 60 orang, namun dalam studi ini hanya dibatasi pada sejumlah sampel sebanyak 35 orang, melalui penarikan sampel acak.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tak terdapat hubungan yang fungsional antara pengalaman kerja dengan performansi Pamong Belajar, Tenaga Lapangan Dikmas dan Penilik Dikmas dalam penentuan identifikasi kebutuhan belajar pada Program Keaksaraan Fungsional, (2) terdapat hubungan fungsional antara frekuensi pelatihan dengan performansi Pamong Belajar, Tenaga Lapangan Dikmas dan Penilik Dikmas dalam penentuan identifikasi kebutuhan belajar, (3) terdapat hubungan fungsional antara rentang waktu pelatihan dengan performansi Pamong Belajar, Tenaga Lapangan Dikmas dan Penilik Dikmas dalam penentuan identifikasi kebutuhan belajar, serta (4) terdapat hubungan fungsional antara motivasi berprestasi dengan performansi Pamong Belajar, Tenaga Lapangan Dikmas dan Penilik Dikmas dalam penentuan identifikasi kebutuhan belajar pada program Keaksaraan Fungsional. Bertitik tolak dari temuan tersebut di atas, direkomendasikan untuk: (1) memperluas aksi-aksi pembelajaran PLS khususnya dalam Program Keaksaraan Fungsional, (2) menciptakan kondisi yang kondusif agar para calon warga belajar memiliki tingkat partisipasi yang cukup tinggi dan (3) pada peneliti lain yang berminat, diharapkan untuk mau dan mampu meneliti efektifitas penggunaan model PRA dalam penentuan identifikasi kebutuhan belajar serta pengaruhnya terhadap produk pembelajaranProgramKeaksaraan Fungsional secara empirik. Functional LiteracyProgramme is an approach or a way to develop someone's ability in mastering and using reading, writing, arithmatic, observing and analizing skill, which are daily life oriented and use potentions around. Functional Literacy Programme if compare with last literacy programmes (Package A Learning groups PBH or iliteracy irridication, and Package A OBAMA or Literacy Operation with Army ) has relatively different characteristics, namely functional, constectual and dynamic. Especially, in detemination of learning needs identification on Functional Literacy Programme done special technique, namely PRA (Participatory Rural Appraisal). PRA technique is an approach from technique collections for empowering local community in analizing, developing and sharing knowledge about local life, situation of resources either human or natural resources to plan and act better. In reality, mechanism of determination of learning needs identification on Functional Literacy Programme, of course influenced by various factors.This Study will try to open a number of factors which can influence the process of determination of learning needs identification on Functional Literacy Programme, either done by Pamong Belajar SKB (Functional Staff of Learning Centres), Tenaga Lapangan Dikmas (Community Education Field Officer) and Penilik Dikmas (Community Education Supervisor). For importance of research, inthis study proposed main hypotesis, that is "There's functional relationship among working experiences, training frequency, alocation time for training and motivation of need achievement with performance of Pamong Belajar, TLD and Penilik Dikmas in determination of learning needs identification on Functional Literacy Programme. Based on the cases mentioned above, in this study process hypothesis as follow : (1) there's a functional relationship between working experiences with performance of Pamong Belajar, TLD and Penilik Dikmas in determination of learning needs identification on Functional Literacy Programme, (2) there's a functional relationship between training frequency with performance of Pamong Belajar, TLD and Penilik Dikmas in determination oflearning needs identification on Functional Literacy Programme, (3) there's a functional relationship between alocatiob time for training with performance of Pamong Belajar, TLD and Penilik Dikmas in determination of learning needs identification on Functional Literacy Programme, (4)there's a functional relationship between motivation of need achievement with performance of Pamong Belajar, TLD and Penilik Dikmas in determination of learning needs identification on Functional Literacy Programme, (5) there's a functional relationship together among working experiences, training frequency, alocation time and motivation of need achievement with performance of Pamong Belajar, TLD and Penilik Dikmas in determination of learning needs identification on Functional Literacy Programme. The Research methode used is descriptive with the data processing procedur uses quantitative approach. Data collecting instruments used are questionaire and interview guide. The research renspondens consist of Pamong Belajar SKB 15 people,Tenaga Lapangan Dikmas 12 people and Penilik Dikmas 8 people who ever participated Functional Literacy Tutor Training in SKB Kabupaten Bandung and Ciamis. Training participants, 60 people, yet in this study, limited for 35 people as a sample only, through random sample.  
520 |a The research result shows that: (1) there's no functional relationship between working experiences with performance of Pamong Belajar, TLD and Penilik Dikmas in determination of learning needs identification on Functional Literacy Programme, and (2) there's a significant relationship among training frequency, alocation time of training , and motivation of need achievement with performance of Pamong Belajar, TLD and Penilik Dikmas in determination of learning needs identification on Functional Literacy Programme. Start from the research result mentioned above, recommended : 1) to widen learning actions of Functional Literacy Programme continuously, 2) to create condusive condition in order that candidates of learning participants that has high participation in action of determination of learning needs identification on Functional Literacy Programme, and 3) to another interested researchers,hoped to be willing and able to research effectivity of PRA technique use in determination of learning needsidentification and it's influence for products of learning process of Functional Literacy Programme empiricly. 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
690 |a Pendidikan Luar Sekolah 
655 7 |a Thesis  |2 local 
655 7 |a NonPeerReviewed  |2 local 
787 0 |n http://repository.upi.edu/743/ 
856 |u https://repository.upi.edu/743  |z Link Metadata