PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF MELALUI SIMULASI MASTER OF CEREMONY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS II SMK NEGERI2 KOTA CIREBON TAHUN 2005/2006

Pembelajaran interaktif adalah pembelajaran yang menghasilkan pertukaran pikiran, perasaan, dan gagasan antara dua orang atau lebih untuk menghasilkan efek timbal balik (Brown, 1980:159). Menurut Suparman (1997), simulasi merupakan kegitaan pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk men...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Irfan Efendi, - (Author)
Format: Book
Published: 2006-07.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Pembelajaran interaktif adalah pembelajaran yang menghasilkan pertukaran pikiran, perasaan, dan gagasan antara dua orang atau lebih untuk menghasilkan efek timbal balik (Brown, 1980:159). Menurut Suparman (1997), simulasi merupakan kegitaan pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk meniru satu kegiatan atau pekerjaan yang dituntut dalam kehidupan sehari-hari atau yang berkaitan dengan tugas-tugas yang akan menjadi tanggung jawabnya jika kelak siswa sudah bekerja. Oleh karena itu, model simulasi dalam pembelajaran berpangkal dari adanya keterampilan tertentu yang harus dikuasai siswa. Dari dua konsep itu, penulis memformulasikannya menjadi sebuah pengembangan model pembelajaran yang dinamakan Pengembangan Model Pembelajaran ISMC (Interaktif Simulasi Master ofCeremony). Penelitian ini bertujuan mengembangkan model pembelajaran keterampilan berbicara. Dengan model tersebut, kemampuan berbicara siswa diharapkan meningkat melalui suatu pembelajaran. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas II SMK Negeri 2 Kota Cirebon. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung selama delapan minggu. Hasil pemberlakuan model pembelajaran ISMC dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan simpulan sebagai berikut. 1. Siswa berhasil mengikuti pembelajaran ISMC dengan baik. Indikatornya, yaitu siswa menguasai pembelajaran tersebut sebesar 89,47%, baik faktor kebahasaan maupun faktor nonkebahasaan. 2. Keseluruhan hasil penilaian simulasi kemampuan berbicara siswa kelas II SMK Negeri 2 Kota Cirebon dari siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 terkategori baik 16,67%, terkategori cukup 66,67%,dan terkategori sedang 16,66% dalam kemampuan berbicara. 3. Secara umum penguasaan tertinggi siswa kelas II SMK Negeri 2 Kota Cirebon dalam kemampuan berbicara dari faktor kebahasaan adalah penguasaan vokal dan faktor nonkebahasaan adalah keberanian. Adapun penguasaan terendah dari faktor kebahasaan adalah pilihan kata dan faktor nonkebahasaan adalah pandangan. 4. Berdasarkan angket yang diberikan kepada siswa setelah kegiatan pemberlakuan berakhir, siswa umumnya mengatakan bahwa setelah mengikuti pembelajaran ISMC siswa berani tampil dan ISMC tidak membosankan 44,83%, dapat meningkatkan prestasi berbicara siswa 13,79%, memahami ISMC 13,79%, dan ISMC sangat menarik 10,34%, selebihnya mengatakan beroleh pengalaman, melatih kepercayaan diri, dan menambah wawasan. 5. Dari hasil pemberlakuan selama tiga siklus, pembelajaran ISMC di kelas ternyata harus memperbaiki langkah dalam pelaksanaannya, yaitu orientasi guru, pelatihan peserta, diskusi antarkelompok, permainan simulasi, dan wawancara peserta. Jika berdasarkan teori simulasi Joyce dan Weil (1990) bahwa langkah simulasi semula, yaitu orientasi guru, pelatihan peserta, permainan simulasi, dan wawancara peserta, maka setelah dilakukan pemberlakuan ternyata perlu ada perbaikan dari langkah-langkah tersebut. Perbaikan langkah yang dimaksud yaitu dengan menambah langkah diskusi antarkelompok.
Item Description:http://repository.upi.edu/74366/1/T_BIND_049531_title.pdf
http://repository.upi.edu/74366/2/T_BIND_049531_chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/74366/3/T_BIND_049531_chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/74366/4/T_BIND_049531_chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/74366/5/T_BIND_049531_chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/74366/6/T_BIND_049531_chapter5.pdf