PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ASAM BASA MENGGUNAKAN METODE PRAKTIKUM SKALA MIKRO
Peneiitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi bagaimana hasil belajar siswa pada pokok bahasan larutan asam basa melalui pembelajaran kooperatif strategi Jigsaw III menggunakan metode praktikum skala mikro. Metode yang digunakan adalah peneiitian kelas pretes postes one group design dengan sub...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Book |
Published: |
2006-01-01.
|
Subjects: | |
Online Access: | Link Metadata |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Peneiitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi bagaimana hasil belajar siswa pada pokok bahasan larutan asam basa melalui pembelajaran kooperatif strategi Jigsaw III menggunakan metode praktikum skala mikro. Metode yang digunakan adalah peneiitian kelas pretes postes one group design dengan subjek peneiitian 40 orang siswa kelas 2 SMA yang masih menggunakan kurikulum 94. Siswa dibagi ke dalam tiga kategori kelompok kemampuan yaitu tinggi, sedang dan rendah. Instrumen yang digunakan berupa tes tertulis, lembar observasi, angket dan LKS yang menerapkan prosedur praktikum skala mikro. Soal tes menggambarkan penguasaan konsep dan penguasaan keterampilan proses yang dimiliki siswa. Dengan lembar observasi diukur aspek afektif dan aspek psikomotorik yang ditampilkan siswa selama kegiatan pembelajaran, angket untuk mengukur tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif menggunakan praktikum skala mikro. Peningkatan hasil belajar dihitung menggunakan rumus normalisasi gain. Uji perbedaan rata rata pretes dan postes dihitung dengan uji ranking Wilcoxon pada taraf signifikansi 0,05 karena data terdistribusi secara tidak normal. Implementasi dari model pembelajaran ini dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa secara signifikan untuk setiap kelompok kemampuan (rata rata 44 %) dengan peningkatan terbesar dicapai oleh kelompok kemampuan tinggi (49,3 %). Siswa yang mencapai syarat ketuntasan belajar sebanyak 55 %, berada di bawah syarat ketuntasan belajar secara klasikal , yaitu 85 %. Keterampilan proses sains untuk aspek klasifikasi, interpretasi dan hipotesis mengalami peningkatan secara signifikan, sedangkan untuk aspek menerapkan konsep mengalami peningkatan secara tidak signifikan. Hasil observasi di lapangan menunjukkan aspek psikomotor yang dimiliki siswa belum memenuhi syarat ketuntasan belajar secara klasikal. Keterampilan kooperatif siswa mempunyai korelasi positif dengan skor perkembangan pada kategori cukup. Dari hasil observasi di lapangan ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran ini cenderung berpusat pada siswa {student centered). Pada umumnya siswa merasa senang dengan model pembelajaran kooperatif karena di antara siswa bisa saling melengkapi kekurangpahaman masing masing individu terhadap materi yang sedang dibahas. |
---|---|
Item Description: | http://repository.upi.edu/74569/1/T_IPA_019520_Title.pdf http://repository.upi.edu/74569/2/T_IPA_019520_Chapter1.pdf http://repository.upi.edu/74569/3/T_IPA_019520_Chapter2.pdf http://repository.upi.edu/74569/4/T_IPA_019520_Chapter3.pdf http://repository.upi.edu/74569/5/T_IPA_019520_Chapter4.pdf http://repository.upi.edu/74569/6/T_IPA_019520_Chapter5.pdf http://repository.upi.edu/74569/7/Bibliography.pdf http://repository.upi.edu/74569/8/T_IPA_019520_Appendix.pdf |