MODEL PEMBELAJARAN ASAM BASA BERBASIS INKUIRI LABORATORIUM SEBAGAI WAHANA PENDIDIKAN SAINS SISWA SMP
Penelitian ini bertolak dari adanya permasalahan di lapangan tentang pendidikan sains yang belum berhasil. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperkenalkan dan mengetahui efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri Laboratorium Sebagai Wahana Pendidikan Sains yang cocok bagi siswa SMP agar meni...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Book |
Published: |
2005-03-01.
|
Subjects: | |
Online Access: | Link Metadata |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Penelitian ini bertolak dari adanya permasalahan di lapangan tentang pendidikan sains yang belum berhasil. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperkenalkan dan mengetahui efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri Laboratorium Sebagai Wahana Pendidikan Sains yang cocok bagi siswa SMP agar meningkatkan: penguasaan konsep kimia, kemampuan berpikir kreatif, dan keterampilan proses sains siswa. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kelas, dan difokuskan pada pokok bahasan asam basa. Penelitian ini dilakukan di salah satu SMP Negeri di kota Bandung dengan subyek sebanyak 40 siswa kelas III. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi model pembelajaran, soal-soal tes, pedoman wawancara, pedoman observasi dan angket, sedang LKS digunakan pada saat kegiatan laboratorium. Dalam model pembelajaran dikembangkan empat jenis konsep yaitu konsep kongkret, konsep yang menyatakan sifat, konsep yang melibatkan penggambaran simbol, dan konsep berdasarkan prinsip. Hasil analisis data pretes dan postes dengan statistik uji t didapatthjtung =13,11 dan Wi = 1,68 pada taraf signifikan 0,05 yang berarti model pembelajaran ini meningkatkan pemahaman konsep siswa. Konsep asam basa mengalami peningkatan pemahaman tertinggi, sedangkan peningkatan pemahaman terendah pada konsep reaksi asam dengan karbonat, dan pemahaman tetap pada konsep reaksi basa dengan logam. Model pembelajaran ini dapat meningkatkan pemahaman konsep pada setiap kelompok kemampuan siswa, mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dengan hasil tertinggi pada aspek membangun konsep di atas pengetahuan yang telah ada pada diri siswa dan terendah pada aspek memilih hal-hal yang mungkin tidak relevan, serta keterampilan proses sains siswa dengan hasil tertinggi pada aspek menafsirkan pengamatan (interpretasi) dan menerapkan konsep atau prinsip, sedangkan aspek terendah pada mengelompokkan (klasifikasi). Penerapan model pembelajaran mendapat tanggapan positif dari siswa dan guru. Untuk mengatasi kurangnya waktu pembelajaran, bagian-bagian pembelajaran tertentu dapat dilaksanakan di iuarjam kelas. |
---|---|
Item Description: | http://repository.upi.edu/74605/1/T_IPA_029422_Title.pdf http://repository.upi.edu/74605/2/T_IPA_029422_Chapter1.pdf http://repository.upi.edu/74605/3/T_IPA_029422_Chapter2.pdf http://repository.upi.edu/74605/4/T_IPA_029422_Chapter3.pdf http://repository.upi.edu/74605/5/T_IPA_029422_Chapter4.pdf http://repository.upi.edu/74605/6/T_IPA_029422_Chapter5.pdf http://repository.upi.edu/74605/7/T_IPA_029422_Bibliography.pdf http://repository.upi.edu/74605/8/T_IPA_029422_Appendix.pdf |