ANALISIS METABOLIT SEKUNDER PADA AKAR DAN DAUN TANAMAN BAYAM (Amaranthus viridis L. dan Amaranthus tricolor L.) MENGGUNAKAN GC-MS

• Main Author: Hilma Adila Indriani, - (Author)
• Format: Book
• Published: 2022-08-19.
• Subjects: Thesis; NonPeerReviewed
• Online Access: Link Metadata
• Notes: http://repository.upi.edu/78022/8/S_BIO_1801053_Title.pdf; http://repository.upi.edu/78022/2/S_BIO_1801053_Chapter1.pdf; http://repository.upi.edu/78022/3/S_BIO_1801053_Chapter2.pdf; http://repository.upi.edu/78022/4/S_BIO_1801053_Chapter3.pdf; http://repository.upi.edu/78022/6/S_BIO_1801053_Chapter4.pdf; http://repository.upi.edu/78022/7/S_BIO_1801053_Chapter5.pdf; http://repository.upi.edu/78022/1/S_BIO_1801053_Appendix.pdf
• Keywords: L Education (General)

Pemanfaatan bayam di Indonesia masih terbatas hanya sebagai bahan makanan dan bahan dasar obat tradisional dalam jumlah yang sangat rendah. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan metabolit sekunder yang terdapat pada akar dan daun Amaranthus viridis L. (bayam liar) dan Amaranthus tricolor L. (bayam cabut). Sampel bayam diambil dari Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Sampel diekstraksi dengan menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Data hasil GC-MS diidentifikasi dengan melihat indeks kesamaannya (quality index) ≥ 80% dengan pustaka National Institute of Standards and Technology (NIST). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akar bayam liar mengandung 11 senyawa metabolit sekunder, sedangkan akar bayam cabut mengandung 8 senyawa metabolit sekunder. Kedua akar bayam mengandung tiga senyawa metabolit sekunder yang sama yaitu koniferil alkohol, 2-metoksi-4-vinilfenol, dan indol. Daun bayam liar mengandung 10 senyawa metabolit sekunder, sedangkan daun bayam cabut mengandung 14 senyawa metabolit sekunder. Kedua daun bayam mengandung tiga senyawa metabolit sekunder yang sama yaitu terdapat sikloheptasiloksan, tetradekametil, 2-metoksi-4-vinilfenol, dan indol. Akar dan daun bayam liar dan bayam cabut memiliki kandungan metabolit sekunder yang berbeda. Terdapat dua senyawa metabolit sekunder yang ditemukan pada keempatnya dengan konsentrasi yang berbeda, yaitu 2-metoksi-4-vinilfenol dan indol. The use of spinach in Indonesia is still limited only as a food ingredient and the basic ingredients of traditional medicine in very low quantities. The purpose of this study was to obtain secondary metabolites found in the roots and leaves of Amaranthus viridis L. (wild spinach) and Amaranthus tricolor L. (pulled spinach). Spinach samples were taken from Ciamis District, Ciamis Regency, West Java. Samples were extracted using maceration method with 96% ethanol as solvent. The GC-MS data were identified by looking at the (quality index) 80% with the National Institute of Standards and Technology (NIST) literature. The results of this study showed that the roots of wild spinach contained 11 secondary metabolites, while the roots of pulled spinach contained 8 secondary metabolites. Both spinach roots contain the same three secondary metabolites, namely coniferyl alcohol, 2-methoxy-4-vinylphenol, and indole. Wild spinach leaves contain 10 secondary metabolites, while pulled spinach leaves contain 14 secondary metabolites. Both spinach leaves contain the same three secondary metabolites, namely cycloheptasiloxane, tetradekamethyl, 2-methoxy-4-vinylphenol, and indole. The roots and leaves of wild spinach and pulled spinach contain different secondary metabolites. There were two secondary metabolites found in the four with different concentrations, namely 2-methoxy-4-vinylphenol and indole.