PENGEMBANGAN MODEL ROLE PLAYINGPADA PENGAJARAN INTERVIU PEKERJAAN SOSIALDI SEKOLAH TINGGI KESEJAHTERAAN SOSIALBANDUNG

Drs. Ajat Sudrajat, Thesis, 1997, Pengembangan Model Role Playing pada Pengajaran Interviu Pekerjaan Sosial di Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung. Pembimbing I : Prof. Dr. H. Nana Syaodih Sukmadinata Pembimbing II: Dr. R. Ibrahim, M.A. Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalah...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Ajat Sudrajat, - (Author)
Format: Book
Published: 1997-09-01.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Drs. Ajat Sudrajat, Thesis, 1997, Pengembangan Model Role Playing pada Pengajaran Interviu Pekerjaan Sosial di Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung. Pembimbing I : Prof. Dr. H. Nana Syaodih Sukmadinata Pembimbing II: Dr. R. Ibrahim, M.A. Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan lapangan mengenai rendahnya tingkat kemampuan mahasiswa praktikan pekerjaan sosial STKS Bandung dalam menggunakan interviu sebagai alat utama profesi pekerjaan sosial pada praktikum-praktikum pekerjaan sosial. Banyak faktor yang dapat menyebabkan rendahnya kemam puan tersebut, dan diantaranya adalah model pengajaran yang digunakan di dalam proses belajar-mengajarnya. Oleh karena proses belajar interviu pekerjaan sosial irterupakan proses sosial yang bertujuan mengembangkan kemampuan komunikasi dan relasi sosial, maka dalam penelitian ini penulis mencoba mengembangkan Model Role Playing sebagai model yang sesuai untuk pengajaran Interviu Pekerjaan Sosial. Tujuan penelitian ini adalah bersama-sama dosen dan mahasiswa yang bersangkutan menemukan suatu model role playing yang tepat/feasible dalam pengajaran Interviu Pekerjaan Sosial berikut faktor-faktor pendukung yang diperlukan dan faktor-faktor penghambatnya yang perlu diatasi agar pemanfaatannya dapat lebih optimal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah partisipant action research, yaitu suatu metoda yang mengarahkan peneliti untuk bersama-sama sasaran penelitian memperoleh temuan-temuan dan menggunakannya sebagai sasa ran tindakan perbaikan hingga dirasakan situasinya relatif memuaskan. Sasaran penelitian ini adalah dosen dan mahasiswa pada salah satu kelas mata kuliah Interviu Pekerjaan Sosial II. Langkah penelitian dilakukan dengan cara pertama-tama melakukan pra survey untuk mengetahui kondisi awal sasaran penelitian, dan selanjutnya dijadikan dasar perumusan draft pengembangan, diimplementasikan, dan dievaluasi untuk kembali merumuskan draft hasil perbaikan, hal ini dilakukan dalam tiga putaran. Adapun model pengajaran yang dikembangkan berlandaskan kepada model Role Playing sebagai salah satu model pada kelompok sosial yang dicetuskan Fanny dan Shaftel (1984) yang ditulis oleh Joice dan Weil (1986) pada buku yang berjudul "Models of Teaching". Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Role Playing yang feasible diterapkan pada pengajaran Interviu Pekerjaan Sosial di STKS Bandung mengandung tiga komponen utama, yaitu komponen perencanaan pengajaran, pelaksanaan pengajaran dan evaluasi pengajaran. Adapun aspek-aspek pada perencanaannya meliputi aspek tujuan yang mencakup aspek keterampilan kognitif, keterampilan mental dan keterampilan teknis. Pelaksanaannya meliputi lima fase, fase pertama : persiapan, yaitu pembentukan kelompok /pasangan, menemukan kasus, menentukan jenis interviu, merumuskan tujuan interviu, dan menyusun pedoman interviu, penghayatan masalah dan pemeranan, mempersiapkan pengamat, mempersiapkan panggung dan fase kedua : bermain peran, fase ketiga : diskusi dan evaluasi, fase keempat : mengulangi permainan peran, dan diakhiri pada fase kelima: diskusi evaluasi dan komentar/ulasan dosen. Pengukuran proses belajar dilakukan dengan cara pengamatan, sedangkan evaluasi dilakukan melalui diskusi para pengamat untuk menilai bagian-bagian mana pada proses role playing yang memerlukan perbaikan. Adapun faktor pendukung yang ditemukan yaitu bahwa mahasiswa telah memiliki pengetahuan tentang komunikasi dan relasi dalam pekerjaan sosial yang diperoleh dari mata kuliah Interviu Pekerjaan Sosial I, mahasiswa memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar praktek, jumlah maha siswa per kelas tidak terlalu banyak, penerangan ruangan cukup memadai. Sedangkan faktor penghambatnya terletak pada keterbatasan fasilitas/media pembelajaran berupa Audio Visual Aids. Supaya penerapan model ini lebih optimal disarankan agar dosen memiliki kemampuan utama dalam pengelolaan kelas, mahasiswa lebih mampu mengahayati pemeranan, dan administrator pendidikan memiliki perhatian yang besar dalam menyediakan sarana dan media pembelaj aran yang diperlukan seperti pengeras suara, alat perekam suara dan gambar serta fasilitas penayangannya. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai efektifitas penggunaan micro interviewing (laboratorium inter - viu) pada pengaj aran interviu pekerj aan sosial, baik dengan mahasiswa pemeran kelayan atau dengan kelayan yang sesungguhnya.
Item Description:http://repository.upi.edu/79473/1/T_PK_9596139_Title.pdf
http://repository.upi.edu/79473/2/T_PK_9596139_Chapter%201.pdf
http://repository.upi.edu/79473/3/T_PK_9596139_Chapter%202.pdf
http://repository.upi.edu/79473/4/T_PK_9596139_Chapter%203.pdf
http://repository.upi.edu/79473/5/T_PK_9596139_Chapter%204.pdf
http://repository.upi.edu/79473/6/T_PK_9596139_Chapter%205.pdf
http://repository.upi.edu/79473/7/T_PK_9596139_Bibliography.pdf
http://repository.upi.edu/79473/8/T_PK_9596139_Appendix.pdf