Kajian Ekolinguistik Terhadap Metafora dalam Tradisi Lisan Sinandong sebagai Manifestasi Jati Diri Masyarakat Tanjungbalai

Tradisi lisan Sinandong tumbuh dan berkembang di lingkungan masyarakat Tanjungbalai dengan memuat kesepakatan yang memukakan aspek keteladanan dan norma sosial masyarakat. Pesatnya arus balik budaya global menyebabkan tradisi terancam kelestariannya, sehingga kurang diminati oleh sebagian masyarakat...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Liani Hasnita Ulfa Br Sagala, - (Author)
Format: Book
Published: 2022-08-26.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 repoupi_79554
042 |a dc 
100 1 0 |a Liani Hasnita Ulfa Br Sagala, -  |e author 
245 0 0 |a Kajian Ekolinguistik Terhadap Metafora dalam Tradisi Lisan Sinandong sebagai Manifestasi Jati Diri Masyarakat Tanjungbalai 
260 |c 2022-08-26. 
500 |a http://repository.upi.edu/79554/1/T_LING_1907315_Title.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/79554/6/T_LING_1907315_Chapter1.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/79554/7/T_LING_1907315_Chapter2.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/79554/16/T_LING_1907315_Chapter3.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/79554/17/T_LING_1907315_Chapter4.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/79554/22/T_LING_1907315_Chapter5.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/79554/31/T_LING_1907315_Appendix.pdf 
520 |a Tradisi lisan Sinandong tumbuh dan berkembang di lingkungan masyarakat Tanjungbalai dengan memuat kesepakatan yang memukakan aspek keteladanan dan norma sosial masyarakat. Pesatnya arus balik budaya global menyebabkan tradisi terancam kelestariannya, sehingga kurang diminati oleh sebagian masyarakat, khususnya generasi muda. Fenomena ini menjadi salah satu yang melatarbelakangi perlunya dilakukan penelitian mengenai tradisi lisan Sinandong. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi 1) metafora, 2) makna simbolik dari tuturan Sinandong, dan 3) membangun jati diri masyarakat Tanjungbalai. Melalui library research, peneliti mengumpulkan transkripsi sejumlah 17 syair Sinandong yang berasal dari artikel, buku cetak, dan pesinandong. Data dianalisis menggunakan kajian ekolinguistik Haugen (1971) dengan mengikuti tradisi Haugenian yang berfokus pada ekologi bahasa dalam tali-temali antara manusia, bahasa, dan lingkungan. Dalam menjawab rumusan masalah mengenai metafora dan makna simbolik, peneliti menggunakan pendekatan Ullman (2014). Sedangkan, mengenai jati diri masyarakat Tanjungbalai menggunakan pendekatan Rummens (2001). Berdasarkan hasil analisis data diperoleh: 1) metafora yang teridentifikasi dalam tuturan Sinandong terdiri atas empat jenis, namun metafora antropomorfis terbanyak karena kecenderungan pemanfaatan organ tubuh manusia lebih banyak digunakan untuk mengungkapkan makna-makna yang berkaitan dengan isi tuturan Sinandong, 2) keseluruhan metafora dalam tuturan Sinandong dapat membangun makna simbolik. Salah satunya berupa ikan senangin, yakni menyimbolkan suatu harapan besar bagi nelayan agar mendapat hasil tangkapan yang melimpah, dan 3) terdapat lima jati diri masyarakat Tanjungbalai yaitu 1) sopan santun, 2) religius, 3) kerja keras, 4) silih asih, dan 5) bijaksana. Jati diri sopan santun paling banyak ditemukan karena masyarakat Tanjungbalai mampu berbicara dan membawa diri dengan senantiasa menunjukkan sikap hormat kepada orang, berdasarkan derajat dan kedudukannya. Kata kunci: ekolinguistik, tradisi lisan Sinandong, metafora, makna simbolik, jati diri masyarakat. The Sinandong oral tradition grows and develops in Tanjungbalai community by containing an agreement that expresses the exemplary aspects and social norms of the community. The rapid backflow of global culture threatens its sustainability so that it is less attractive to some people, especially the younger generation. This phenomenon is one of the reasons behind the need for a research on oral traditions at Tanjungbalai traditional ceremonies. This study aims to identify the metaphor and symbolic meaning of the Sinandong speech, as well as to build the identity of Tanjungbalai community. Through library research, the researcher collected transcriptions of 17 Sinandong poems from article, printed books, and the pesinandong. Data analysis using the ecolinguistic study Haugen (1971) follows the Haugeni tradition which focuses on the ecology of deep language among humans, language, and the environment. In answering the problem formulation regarding metaphor and symbolic meaning, the researcher uses the Ullman approach (2014). Meanwhile, regarding the identity of the Tanjungbalai community using the Rummens approach (2001). The results of this study indicate that, first, the Sinandong oral tradition contains 28 data on metaphors and symbolic meanings. Most of the anthropomorphic metaphors are caused by the tendency to use human organs more to express meaning related to Sinandong's speech. Second, all the metaphors in Sinandong's speech can build symbolic meaning. One of them is the ikan senangin, which satisfies the high hopes of fisherman for a bountiful catch. Third, the identity of Tanjungbalai community is 1) polite, 2) religious, 3) hardworking, 4) silih asih, and 5) wise. The identity of politeness is found since Tanjungbalai community who are able to speak and carry themselves by always showing respect to others, based on their degree and position. Keywords: ecolinguistics, Sinandong oral tradition, metaphors, symbolic meanings, community identity. 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
690 |a L Education (General) 
690 |a P Philology. Linguistics 
655 7 |a Thesis  |2 local 
655 7 |a NonPeerReviewed  |2 local 
787 0 |n http://repository.upi.edu/79554/ 
787 0 |n http://repository.upi.edu 
856 |u https://repository.upi.edu/79554  |z Link Metadata