PEMEROLEHAN AFIKSASI INFLEKSI DAN DERIVASI ANAK USIA 3-4 TAHUN YANG BERBAHASA IBU BAHASA INDONESIA : Studi Deskriptif Analitis di Bandung

Pemerolehan afiks infleksi dan derivasi anak usia 3 sampai 4 tahun menarik untuk diteliti karena masih belum banyak dikaji. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Soenjono (2000) yang meneliti pemerolehan bahasa anak secara menyeluruh dengan metode studi longitudinal. Berbeda dengan Soenjono, dalam st...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Wachyudi, Kelik (Author)
Format: Book
Published: 2011-02-24.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Pemerolehan afiks infleksi dan derivasi anak usia 3 sampai 4 tahun menarik untuk diteliti karena masih belum banyak dikaji. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Soenjono (2000) yang meneliti pemerolehan bahasa anak secara menyeluruh dengan metode studi longitudinal. Berbeda dengan Soenjono, dalam studi ini penulis membuka lingkup kajian pada pemerolehan afiks infleksi dan derivasi oleh anak. Penelitian ini mengkaji pemerolehan afiksasi pada anak usia 3 sampai 4 tahun yang berbahasa ibu bahasa Indonesia dan gejala morfofonologis yang mempengaruhi proses kemunculan afiksasi infleksi dan derivasi pada anak usia 3 sampai 4 tahun yang berbahasa ibu bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis dan metode kualitatif dengan sumber ujaran anak mengenai kemunculan afiks infleksi dan derivasi yang disertai gejala morfofonologisnya. Instrumen pengumpul data yang digunakan berupa observasi dan format pengumpul data. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan dibahas, yaitu data mana yang termasuk afiksasi infleksi dan derivasi, serta gejala morfofonologis yang memengaruhi proses kemunculan afiksasi infleksi dan derivasi. Hasil analisis dari penelitian ini memberikan simpulan bahwa terdapat pemerolehan afiks infleksi dan afiks derivasi. Adapun dua jenis pengelompokan wujud afiks infleksi dan derivasi yaitu: (1) Terjadi pada prefiks {meN-}, prefiks {di-}, prefiks {se-}; konfiks {ke-an}, sufiks {-an} dan sufiks {-in}. Dari jumlah afiks ini diketahui bahwa prefiks {di-} tidak mempunyai bentuk derivasi; (2) Proses morfofonologis anak 3 sampai 4 tahun dalam melafalkan afiks ditemukan gejala morfofonologis yang terjadi pada afiks {meN-}, {-an}, dan {-in}. Sementara, afiksasi pada prefiks {se-}, prefiks {di-}, dan konfiks {ke-an} tidak memengaruhi proses munculnya afiksasi dan tidak terjadi gejala morfofonologis. Hasil penelitian di atas, menunjukkan bahwa pembentukan afiks yang paling tinggi kemunculannya dalam membentuk infleksional didominasi oleh prefiks {di-} dengan frekuensi sebesar 100%. Sementara afiks yang jarang muncul yakni konfiks {ke-an} dengan persentase sebesar 0% sampai dengan angka 19,1%. Kemunculan derivasi di dominasi sufiks {-in} dengan persentase sebesar 60,9% sampai dengan angka100%. Frekuensi kemunculan prefiks {se-} jarang muncul dengan persentase sebesar 12,5 %. Selanjutnya, ditemukan tiga kemunculan gejala morfofonologis di dalam pemerolehan afiksasi pada semua anak dalam penelitian, yakni pengekalan fonem, pemunculan fonem, dan pergeseran fonem.
Item Description:http://repository.upi.edu/8280/7/t_bp_039407_table_of_contents.pdf
http://repository.upi.edu/8280/2/t_bp_039407_chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/8280/3/t_bp_039407_chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/8280/4/t_bp_039407_chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/8280/5/t_bp_039407_chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/8280/6/t_bp_039407_chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/8280/1/t_bp_039407_bibliography.pdf