FENOMENA BREADCRUMBING SEBAGAI KEKERASAN BERBASIS GENDER ONLINE PADA PENGGUNA APLIKASI LINE
Aplikasi Line merupakan salah satu aplikasi yang banyak digemari oleh masyarakat digital, namun tak jarang pemanfaatannya sebagai media informasi dan komunikasi justru disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, salah satunya yaitu oleh para pelaku breadcrumbing. Tindakan mengirim pesan...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Book |
Published: |
2022-08-26.
|
Subjects: | |
Online Access: | Link Metadata |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Aplikasi Line merupakan salah satu aplikasi yang banyak digemari oleh masyarakat digital, namun tak jarang pemanfaatannya sebagai media informasi dan komunikasi justru disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, salah satunya yaitu oleh para pelaku breadcrumbing. Tindakan mengirim pesan berisi godaan, dan rayuan untuk meyakinkan korban dan memikat hasrat seksual ini sering ditemukan dalam interaksi pengguna OpeChat aplikasi Line. Dengan ditemukannya banyak kasus kekerasan berbasis gender online yang terjadi dalam hubungan tanpa status virtual akibat fenomena breadcrumbing, penelitian ini berusaha mengungkap fenomena breadcrumbing yang dijadikan sebagai modus baru para pelaku kekerasan seksual untuk mencari mangsa dan melancarkan aksinya. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan studi fenomenologi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Informan dalam penelitian ini adalah pengguna fitur OpenChat aplikasi line yang merasa pernah menjadi korban maupun pelaku yang mengalami atau melakukan tindak KBGO. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa: 1) Bentuk-bentuk kekerasan berbasis gender online yang sering terjadi akibat fenomena breadcrumbing yaitu cybergrooming, cyber sexual harassment, malicious distribution, dan penyimpangan seksual berupa kelainan fetish. 2) Faktor yang melatarbelakangi pelaku breadcrumbing melakukan tindak kekerasan berbasis gender online diantaranya karena faktor moral yang kurang, faktor lingkungan, kurangnya pendidikan seksual, serta kurangnya pemahaman ilmu agama. 3) Dampak yang ditimbulkan akibat tindak KBGO oleh pelaku breadcrumbing meliputi dampak Psikologis, Fisik, dan Sosial. 4) Solusi dalam menghadapi pelaku breadcrumbing para korban lebih memilih untuk berhati-hati, memilah kembali orang yang akan dijadikan sebagai teman chatting dalam media sosial, serta melakukan tindakan tegas terhadap pengguna media sosial yang mulai menunjukan perilaku yang mencurigakan. |
---|---|
Item Description: | http://repository.upi.edu/82819/1/S_SOS_1801914_Title.pdf http://repository.upi.edu/82819/2/S_SOS_1801914_Chapter1.pdf http://repository.upi.edu/82819/3/S_SOS_1801914_Chapter2.pdf http://repository.upi.edu/82819/4/S_SOS_1801914_Chapter3.pdf http://repository.upi.edu/82819/5/S_SOS_1801914_Chapter4.pdf http://repository.upi.edu/82819/6/S_SOS_1801914_Chapter5.pdf http://repository.upi.edu/82819/7/S_SOS_1801914_Appendix.pdf |