PENGGUNAAN MEDIA AUDIO "KOTAK ORIENTASI" SEBAGAI ALAT BANTU LATIHAN ORIENTASI PADA TUNANETRA
Tunanetra adalah seseorang yang mengalami hambatan penglihatan. Temuan di lapangan menunjukkan bahwa tunanetra mengalami kesulitan dalam mengorientasi obyek yang ada di lingkungan sekitar. Bagi tunanetra, indera pendengaran merupakan indera yang paling dominan (the king of senses) setelah penglihata...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Book |
Published: |
2012-07-31.
|
Subjects: | |
Online Access: | Link Metadata |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Tunanetra adalah seseorang yang mengalami hambatan penglihatan. Temuan di lapangan menunjukkan bahwa tunanetra mengalami kesulitan dalam mengorientasi obyek yang ada di lingkungan sekitar. Bagi tunanetra, indera pendengaran merupakan indera yang paling dominan (the king of senses) setelah penglihatan, oleh karena itu dalam mengorientasi obyek atau benda tunanetra lebih cenderung menggunakan indera pendengaran, walaupun tidak dapat mengganti sepenuhnya indera penglihatan. Media audio "kotak orientasi" merupakan alat bantu untuk mengorientasi obyek. Melalui alat ini diharapkan tunanetra dengan mudah dan cepat dapat mengorientasi obyek. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai penggunaan media audio "Kotak Orientasi" sebagai alat bantu latihan orientasi pada tunanetra. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen Singel Subject Research (SSR) dengan desain A-B-A terhadap dua orang mahasiswa tunanetra di UPI. Target behavior dalam penelitian ini adalah kemampuan mengorientasi obyek berupa perilaku menunjuk, menuju, dan mendeskripsikan. Data dikumpulkan melalui teknik observasi secara cermat terhadap proses latihan mengorientasi obyek yang berlangsung selama tujuh hari efektif melalui 15 sesi. Pencatatan data dilakukan pada fase A1 (baseline kesatu), B (intervensi/latihan orientasi obyek), dan fase A2 (baseline kedua). Hasil pengukuran pada kedua subyek yang dilakukan selama 20 menit persesi menunjukkan penurunan mean level dari A1 ke A2. Pada subyek I (IVN) terjadi penurunan mean level sebesar 102,21 cm mendekati titik nol target orientasi. Penyimpangan dari target orientasi pada fase A1 sebesar 124,875 cm dan A2 sebesar 22,665 cm (124,875-22,665=102,21). Pada subyek II (DNT) terjadi penurunan mean level sebesar 115,875 cm mendekati titik nol target orientasi. Penyimpangan dari target orientasi pada fase A1 sebesar 143,625 cm dan A2 sebesar 27,75 cm (143,625-27,75=115,875). Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui latihan mengorientasi obyek menggunakan media audio "kotak orientasi", memiliki pengaruh yang kuat terhadap kemampuan mengorientasi obyek pada tunanetra. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio "kotak orientasi" dapat meningkatkan kemampuan mengorientasi obyek pada tunanetra. |
---|---|
Item Description: | http://repository.upi.edu/8306/1/t_pkkh_0808193_table_of_content.pdf http://repository.upi.edu/8306/2/t_pkkh_0808193_chapter1.pdf http://repository.upi.edu/8306/3/t_pkkh_0808193_chapter2.pdf http://repository.upi.edu/8306/4/t_pkkh_0808193_chapter3.pdf http://repository.upi.edu/8306/5/t_pkkh_0808193_chapter4.pdf http://repository.upi.edu/8306/6/t_pkkh_0808193_chapter5.pdf http://repository.upi.edu/8306/7/t_pkkh_0808193_bibliography.pdf |