Representasi Peran Aktor Sosial dalam Wacana Tes Wawasan Kebangsaan KPK pada Media Indonesia

Penelitian ini membedah teks wacana dengan tema isu Tes Wawasan Kebangsaan untuk pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi yang dinilai kontroversial. Permasalahan kontroversi terletak pada kejanggalan dalam hasil seleksi serta materi soal Tes Wawasan Kebangsaan tersebut. Tes yang dieselenggarakan merupa...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Erdi Wira Herlambang, - (Author)
Format: Book
Published: 2022-09-30.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Penelitian ini membedah teks wacana dengan tema isu Tes Wawasan Kebangsaan untuk pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi yang dinilai kontroversial. Permasalahan kontroversi terletak pada kejanggalan dalam hasil seleksi serta materi soal Tes Wawasan Kebangsaan tersebut. Tes yang dieselenggarakan merupakan format proses alih status para pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN). Objek yang diteliti adalah wacana berupa teks berita yang dimuat Media Indonesia. Penelitian bertujuan untuk Mengidentifikasi representasi aktor sosial pada wacana bertema "Tes Wawasan Kebangsaan KPK" dengan penerapan strategi eksklusi dan inklusi, serta untuk mengetahui respon masyarakat mengenai isu Tes Wawasan Kebangsaan KPK. Dasar teori yang digunakan adalah teori representasi aktor dari Theo van Leeuwen, yang membagi representasi kepada dua strategi yaitu teknik eksklusi dan inklusi. Dari data yang ditemukan, dapat disimpulkan bahwa jurnalis atau penulis di Media Indonesia dominan mengeluarkan aktor sosial pada teks berita yang dimuat. Dalam skema pemasukan aktor, para aktor muncul dengan strategi perbandingan sehingga ada indikasi determinasi dari salah satu dari aktor yang ditampilkan. Dari keseluruhan data strategi eksklusi, teknik yang paling sering dipakai adalah teknik pasivasi dengan jumlah 40 data. Sementara dari strategi inklusi, teknik yang paling banyak muncul adalah teknik diferensiasi - indeferensiasi, nominasi - identifikasi, dan determinasi - indeterminasi dengan jumlah tujuh data. Sementara itu, kebanyakan masyarakat memiliki anggapan bahwa Tes Wawasan Kebangsaan sebagai instrument asesmen KPK tidak diperlukan.
Item Description:http://repository.upi.edu/83206/1/S_BSI_1804871_Title.pdf
http://repository.upi.edu/83206/2/S_BSI_1804871_Chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/83206/3/S_BSI_1804871_Chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/83206/4/S_BSI_1804871_Chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/83206/5/S_BSI_1804871_Chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/83206/6/S_BSI_1804871_Chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/83206/7/S_BSI_1804871_Appendix.pdf