WANOJA JEUNG INFERIORITAS : Kajian Feminis kana Novel Carios Agan Permas Karya Joehana

Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk menggambarkan tentang keinferioritasan tokoh perempuan yang ada dalam novel Carios Agan Permas karya Joehana berdasarkan kajian feminis. Sebagaimana kodratnya, kajian feminis dalam penelitian ini dipakai untuk membongkar bagaimana konstruksi sosial-baik...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Tarlan, - (Author)
Format: Book
Published: 2007-02-01.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk menggambarkan tentang keinferioritasan tokoh perempuan yang ada dalam novel Carios Agan Permas karya Joehana berdasarkan kajian feminis. Sebagaimana kodratnya, kajian feminis dalam penelitian ini dipakai untuk membongkar bagaimana konstruksi sosial-baik dalam keluarga maupun masyarakat-yang ada dalam novel ini memperlakukan perempuan. Berdasarkan hasil penelitian ini, kehidupan perempuan dalam novel Carios Agan Permas dibayangi dengan keinferioritasan. Isu gender yang membuahkan ketidakadilan kerap dijumpai dalam novel ini. Imas yang dalam novel ini berperan sebagai tokoh utama menjadi subjek penting dalam penelitian ini. Imas hidup dengan mengandalkan pemberian dari suaminya. Meski hidup dari pemberian suaminya, Imas tampak bahagia, bahkan menikmatinya. Ia tidak sadar bahwa ia tengah dibimbing ke dalam sebuah keadaan yang akan memberatkan posisinya dalam mempertahankan keberlangsungan hidupnya-ia menjadi tergantung pada suaminya. Yang lebih tragis adalah ketika Imas disuguhkan pada kenyataan bahwa dirinya tidak lebih dari barang dagangan. Kerendahan mutu ini lebih disebabkan karena perempuan diletakkan sebagai objek bukan subjek. Joehana sebagai pengarang novel ini, dengan gamblang menguraikan bagaimana nasib perempuan pada masa kolonialisme masih menapakkan kakinya di bumi Indonesia. Nasib perempuan pada masa itu, jangankan Imas, perempuan yang mempunyai hak-hak khusus seperti Agan Raja Permas sekalipun, masih dianggap tidak mumpuni untuk menjadi manusia yang 'seutuhnya'. Demikian penelitian ini, bukan untuk mencari siapa yang bersalah kemudian menghakiminya, melainkan sebagai bahan refleksi bagi kehidupan yang lebih mumpuni.
Item Description:http://repository.upi.edu/84405/1/S_BD_020351_Title.pdf
http://repository.upi.edu/84405/2/S_BD_020351_Chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/84405/3/S_BD_020351_Chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/84405/4/S_BD_020351_Chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/84405/6/S_BD_020351_Chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/84405/5/S_BD_020351_Chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/84405/7/S_BD_020351_Bibliography.pdf
http://repository.upi.edu/84405/8/S_BD_020351_Appendix.pdf