ANALISIS PENENTUAN PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAH DI CALON DAERAH OTONOMI BARU KABUPATEN CIANJUR SELATAN BERDASARKAN TEORI LOKASI

Selama kurun waktu 11 tahun, Provinsi Jawa Barat telah memekarkan setidaknya 4 daerah otonomi baru setingkat kabupaten. Selanjutnya, salah satu daerah yang sedang dicanangkan menjadi calon daerah otonomi baru di Jawa Barat adalah Kabupaten Cianjur Selatan. Sebagaimana daerah otonomi lainnya, suatu d...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Anita Mardina, - (Author)
Format: Book
Published: 2021-08-30.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Selama kurun waktu 11 tahun, Provinsi Jawa Barat telah memekarkan setidaknya 4 daerah otonomi baru setingkat kabupaten. Selanjutnya, salah satu daerah yang sedang dicanangkan menjadi calon daerah otonomi baru di Jawa Barat adalah Kabupaten Cianjur Selatan. Sebagaimana daerah otonomi lainnya, suatu daerah otonomi baru juga harus memiliki ibukota yang berperan sebagai pusat pertumbuhan. Upaya pemilihan ibukota CDOB ini dilakukan dengan menggunakan analisis kekuatan sentralitas pada seluruh kecamatan yang tergabung dan kekuatan interaksi antara kecamatan pusat dan kecamatan hinterland. Kemudian didapatkan hasil dua hierarki wilayah, yaitu kecamatan yang berada pada hierarki I dan hierarki III. Tidak adanya kecamatan yang termasuk pada hierarki II dikarenakan tidak ada kecamatan yang memiliki nilai sentralitas pada rentang nilai hierarki II. Kecamatan Pagelaran, Sukanagara, dan Cidaun berada pada hierarki I (kecamatan pusat). Sedangkan Kecamatan Agrabinta, Cibinong, Cijati, Kadupandak, Leles, Naringgul, Pasirkuda, Sindangbarang, Takokak dan Tanggeung berada pada hierarki III (kecamatan hinterland). Selanjutnya, dari hasil tersebut dilakukan penghitungan kekuatan interaksi antara kecamatan pusat dan hinterland yang menghasilkan kekuatan interaksi antara Kecamatan Pagelaran sebagai kecamatan dengan nilai kekuatan interaksi tertinggi dibanding dengan dua kecamatan pusat lainnya. Hasil itu juga didukung oleh hasil kuesioner yang dilakukan peneliti secara daring melalui aplikasi google form kepada 45 responden menggunakan cluster random sampling berdasarkan domisili (penduduk yang berdomisili di kecamatan-kecamatan hinterland) yang menyimpulkan bahwa Kecamatan Pagelaran menjadi kecamatan yang paling sering dikunjungi untuk memenuhi kebutuhan dasar oleh penduduk di kecamatan-kecamatan hinterland. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan teori lokasi, kekuatan sentralitas dan kekuatan interaksi wilayah, Kecamatan Pagelaran merupakan kecamatan yang layak menjadi pusat pertumbuhan atau ibukota di Calon Daerah Otonomi Baru Kabupaten Cianjur Selatan.
Item Description:http://repository.upi.edu/85539/7/S_GEO_1703716_Title.pdf
http://repository.upi.edu/85539/1/S_GEO_1703716_Chapter%201.pdf
http://repository.upi.edu/85539/2/S_GEO_1703716_Chapter%202.pdf
http://repository.upi.edu/85539/3/S_GEO_1703716_Chapter%203.pdf
http://repository.upi.edu/85539/5/S_GEO_1703716_Chapter%204.pdf
http://repository.upi.edu/85539/4/S_GEO_1703716_Chapter%205.pdf
http://repository.upi.edu/85539/6/S_GEO_1703716_Appendix.pdf