PENYAJIAN ANGKLUNG BUHUN DALAM UPACARA NGASEUK PADA MASYARAKAT BADUY DALAM DI DESA KANEKES KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN

Angklung buhun merupakan kesenian khas Suku Baduy. Berdasarkan fungsinya, kesenian angklung buhun merupakan sarana ritual. Oleh karena itu, pementasan angklung buhun hanya dilakukan pada acara-acara sakral. Sebagai sarana ritual, pementasan angklung buhun memiliki tata cara dan aturan khusus, baik p...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Suhaya, - (Author)
Format: Book
Published: 2012-07-17.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Angklung buhun merupakan kesenian khas Suku Baduy. Berdasarkan fungsinya, kesenian angklung buhun merupakan sarana ritual. Oleh karena itu, pementasan angklung buhun hanya dilakukan pada acara-acara sakral. Sebagai sarana ritual, pementasan angklung buhun memiliki tata cara dan aturan khusus, baik pada pra-upacara, pelaksanaan upacara, maupun pasca-upacara. Sebagai warisan leluhur, keberadaan angklung buhun tidak hanya berlaku sebagai pertunjukan biasa, tetapi sudah menjadi gagasan kolektif masyarakat Suku Baduy.Penelitian ini manggunakan metodekualitatifdenganpendekatanetnomusikologi yang manganalisis dan mengkaji teori yang digunakan Performance Studies pada pertunjukanAngklung Buhun dari awal, tengah, dan akhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persiapan upacara ngaseuk dimulai dengan membangunkan (ngahudangkeun)NyiPohacidalam suasana hening dan khidmat dengan salam tertentu yang dipimpin oleh olot adat sambil membaca mantera. Disamping itu ada beberapa sesajen yang telah disiapkan untuk memenuhi jalannya upacara seperti, bakakak, tumpeng, kemenyan, kueh tujuh rupa, kembangtujuh rupa,seureuh, dan air putih. Kemudin dilanjutkan dengan pelaksanaan upacara (ngareremokeun) sambil diiringi lagu Yanu Bibi yang menandakan upacara lebih khusu berbarengan dengan suara rintihan para pemain angklung buhun. Selanjutnya penutupan upacara (ngawinkeun) diringi lagu Marengo hal ini menadakan bahwa upacara ngaseuk akan berakhir. Untuk itu para peserta upacara ngaseuk dan pemain angklung semakin semangat karena tempo dari lagu Marengo semakin lama semakin cepat yang bertujuan untuk memacu keyakinan para pemain angklung buhun dalam melaksanakan upacara ngaseuk.Irama lagu dan suara angklungdibunyikan semakin keras. Penelitian ini pada akhirnya dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti, umumnya bagi masyarakat Baduy yang telah memberikan kontribusi serta partisipasi sebagai nara sumber yang utama dalam melaksanakan penelitian yang ada di kabupaten Lebak provinsi Banten.
Item Description:http://repository.upi.edu/8584/1/t_mtk_1007195_chapter1%281%29.pdf
http://repository.upi.edu/8584/2/t_mtk_1007195_chapter3%281%29.pdf
http://repository.upi.edu/8584/3/t_mtk_1007195_chapter4%281%29.pdf
http://repository.upi.edu/8584/4/t_mtk_1007195_chapter5%281%29.pdf
http://repository.upi.edu/8584/5/t_mtk_1007195_bibliography%281%29.pdf