PEMBELAJARAN MENULIS BRAILLE DENGAN REGLET PADA ANAK TUNANETRA KELAS I SD DI SLBN A BANDUNG
ajaran menulis sejak dini. Siswa tunanetra adalah bagian dari populasi anak berkebutuhan khusus. Mereka membutuhkan layanan pendidikan yang didesain secara khusus. Salah satu desain pendidikan khusus bagi siswa tunanetra adalah penggunaan huruf braille yang digunakan sebagai media baca tulis. Rumusa...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Book |
Published: |
2012-07-30.
|
Subjects: | |
Online Access: | Link Metadata |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | ajaran menulis sejak dini. Siswa tunanetra adalah bagian dari populasi anak berkebutuhan khusus. Mereka membutuhkan layanan pendidikan yang didesain secara khusus. Salah satu desain pendidikan khusus bagi siswa tunanetra adalah penggunaan huruf braille yang digunakan sebagai media baca tulis. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah "Bagaimana Pembelajaran Menulis Braille dengan Reglet Pada Anak Tunanetra Kelas I SD Di SLBN A Bandung?" Keterampilan siswa tunanetra dalam menulis huruf Braille akan sangat mendukung terhadap kelancaran proses pembelajaran. Salah satu persoalan yang dihadapi oleh siswa tunanetra di sekolah luar biasa adalah kesulitan dalam menulis Braille. Dari hasil pengamatan menunjukkan beberapa bentuk kesulitan dalam menulis Braille. Kesulitan yang dihadapi siswa tunanetra dalam mengikuti pembelajaran Braille adalah kesulitan persepsi dalam membedakan huruf-huruf yaitu : pada huruf "d" dan "f", "e "dan "I", "h" dan "j", serta "r" dan "w". Tulisan mereka juga sering menumpuk dan sulit dibaca karena belum bisa menggunakan reglet dengan baik. Oleh karena itu, guru sering membantu dalam kelas. Penelitian ini dilaksanakan di SLBN A BANDUNG dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa kesulitan dalam belajar menulis Braille yang dialami anak dapat diatasi apabila terjalin komunikasi yang baik antara siswa, guru dan orang tua. Tidak hanya anak yang belajar Braille dan menggunakan reglet, tetapi orang tua juga mempelajarinya. Suasana lingkungan belajar dan penyediaan waktu khusus dapat membantu mereka dalam belajar. Komunikasi yang baik diantara ketiganya diharapkan dapat menjadi jembatan mengatasi masalah jika anak mengalami kesulitan belajar.Menulis merupakan hal yang sangat penting untuk diajarkan pada anak sedini mungkin. Demikian pula pada anak/siswa tunanetra. Mereka juga perlu mendapatkan pembelajaran menulis sejak dini. Siswa tunanetra adalah bagian dari populasi anak berkebutuhan khusus. Mereka membutuhkan layanan pendidikan yang didesain secara khusus. Salah satu desain pendidikan khusus bagi siswa tunanetra adalah penggunaan huruf braille yang digunakan sebagai media baca tulis. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah "Bagaimana Pembelajaran Menulis Braille dengan Reglet Pada Anak Tunanetra Kelas I SD Di SLBN A Bandung?" Keterampilan siswa tunanetra dalam menulis huruf Braille akan sangat mendukung terhadap kelancaran proses pembelajaran. Salah satu persoalan yang dihadapi oleh siswa tunanetra di sekolah luar biasa adalah kesulitan dalam menulis Braille. Dari hasil pengamatan menunjukkan beberapa bentuk kesulitan dalam menulis Braille. Kesulitan yang dihadapi siswa tunanetra dalam mengikuti pembelajaran Braille adalah kesulitan persepsi dalam membedakan huruf-huruf yaitu : pada huruf "d" dan "f", "e "dan "I", "h" dan "j", serta "r" dan "w". Tulisan mereka juga sering menumpuk dan sulit dibaca karena belum bisa menggunakan reglet dengan baik. Oleh karena itu, guru sering membantu dalam kelas. Penelitian ini dilaksanakan di SLBN A BANDUNG dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa kesulitan dalam belajar menulis Braille yang dialami anak dapat diatasi apabila terjalin komunikasi yang baik antara siswa, guru dan orang tua. Tidak hanya anak yang belajar Braille dan menggunakan reglet, tetapi orang tua juga mempelajarinya. Suasana lingkungan belajar dan penyediaan waktu khusus dapat membantu mereka dalam belajar. Komunikasi yang baik diantara ketiganya diharapkan dapat menjadi jembatan mengatasi masalah jika anak mengalami kesulitan belajar. Daftar Isi t_pkkh_1006983_table_of_content.pdf |
---|---|
Item Description: | http://repository.upi.edu/8622/1/t_pkkh_1006983_table_of_content.pdf http://repository.upi.edu/8622/2/t_pkkh_1006983_chapter1.pdf http://repository.upi.edu/8622/3/t_pkkh_1006983_chapter2.pdf http://repository.upi.edu/8622/4/t_pkkh_1006983_chapter3.pdf http://repository.upi.edu/8622/5/t_pkkh_1006983_chapter4.pdf http://repository.upi.edu/8622/6/t_pkkh_1006983_chapter5.pdf http://repository.upi.edu/8622/7/t_pkkh_1006983_bibliography.pdf |