KAJIAN PEMAKAIAN KODE BAHASA MASYARAKAT DWIBAHASAWAN DI PANGANDARAN KABUPATEN CIAMIS DAN ALTERNATIF MODEL PEMBELAJARANYA YANG BERBASIS MULTIKULTURAL

Kajian tentang bahasa yang dihubungkan dengan faktor sosial merupakan suatu kajian yang sangat menarik. Dengan adanya perpindahan penduduk dari satu propinsi ke propinsi lainnya, maka terdapat sebuah interaksi pada masyarakat pendatang dan masyarakat lokal yang menimbulkan kontak bahasa. Kontak baha...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Saepulloh, Eep (Author)
Format: Book
Published: 2012-05-26.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Kajian tentang bahasa yang dihubungkan dengan faktor sosial merupakan suatu kajian yang sangat menarik. Dengan adanya perpindahan penduduk dari satu propinsi ke propinsi lainnya, maka terdapat sebuah interaksi pada masyarakat pendatang dan masyarakat lokal yang menimbulkan kontak bahasa. Kontak bahasa pada masyarakat multilingual akan memunculkan berbagai kode bahasa, baik alih kode maupun campur kode saat penggunaan bahasa dalam masyarakat Pangandaran yang multilingual. Kemultilingualan masyarakat merupakan bentuk keragaman budaya bangsa Indonesia, yang dibuktikan lebih dari dua bahasa yang digunakan.Tesis ini bertujuan memaparkan pemakaian kode bahasa dan faktor penentu pemakaian kode bahasa, baik alih kode maupun campur kode pada masyarakat dwibahasawan di Pangandaran Kabupaten Ciamis. Dari penelitian tentang pemakaian kode bahasa dalam masyarakat Pangandaran yang multilingual, terdapat nilai keragaman budaya untk lebih jauh diteliti. Kaitan keragaman bahasa yang digunakan, merupakan hal menarik peneliti menawarkan satu model pengajaran bahasa Indonesia yang diharapkan mampu mendeskrifsikan keragaman budaya dalam pembelajaran. Ancangan model yang dimaksud adalah, model pembelajaran kooperatif dengan teknik model Jigsaw. Ancangan model ini, merupakan bentuk penerapakan dalam interaksi komunikasi. Harapan, setelah ada model ini siswa dapat memahami arti keragaman dan kerjasama.Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori masyarakat tutur yang dikemukakan oleh Fishman (Chaer 2004) kedwibahasaan yang diajukan oleh Sumarsono (2009) komponen tutur yang dicetuskan oleh Dell Hymes (Chaer 2004). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Metode observasi, dokumentasi dan wawancara merupakan metode yang digunakan dalam penyediaan data. Data dalam penelitian ini berupa tuturan masyarakat Pangandaran Kabupaten Ciamis. Data hasil penelitian berupa macam-macam kode bahasa dan faktor penentu, alih kode dan campur kode. Kode yang ditemukan pada masyarakat dwibahasawan di Pangandaran adalah kode berupa Bahasa Indonesia (BI), Bahasa Jawa (BJ), Bahasa daerah lain (BL), dan Bahasa asing (BA). Hasil analisis data diperoleh, alih kode bahasa Indonesia (BI) 6,2 %, bahasa Jawa 6,82 %, dan bahasa lain 1,31 %. Campur kode dengan bahasa Indonesia 0,62 %, bahasa Jawa 4,96 %, dan bahasa lain 0,62 %.Didasarkan pada jenis situational code-switching, perubahan bahasa terjadi karena (1) perubahan situasi tutur, (2) kehadiran orang ketiga, dan (3) peralihan pokok pembicaraan, sedangkan pada metaphorical codeswitching perubahan bahasa terjadi karena penutur ingin menekankan apa yang diinginkannya. Campur kode terjadi karena (1) keterbatasan
Item Description:http://repository.upi.edu/8758/1/t_bind_1005023_table_of_content.pdf
http://repository.upi.edu/8758/2/t_bind_1005023_chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/8758/3/t_bind_1005023_chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/8758/4/t_bind_1005023_chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/8758/5/t_bind_1005023_chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/8758/6/t_bind_1005023_chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/8758/7/t_bind_1005023_bibliography.pdf