EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING SPIRITUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN REMAJA:Studi Quasi-Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Kifayatul Akhyar Bandung Tahun Ajaran 2011/ 2012

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya fenomena bahwa masih banyak siswa kelas VII di Madrasah Tsanawiyah KA Bandung yang belum memperlihatkan kemandiriannya secara optimal, seperti kasus alpa/ bolos sekolah karena diajak teman ke tempat game online, tidak percaya diri, tidak melaksanakan tugas pike...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Amanah, Pupu Nurul (Author)
Format: Book
Published: 2012-08-27.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Penelitian ini dilatarbelakangi adanya fenomena bahwa masih banyak siswa kelas VII di Madrasah Tsanawiyah KA Bandung yang belum memperlihatkan kemandiriannya secara optimal, seperti kasus alpa/ bolos sekolah karena diajak teman ke tempat game online, tidak percaya diri, tidak melaksanakan tugas piket dan lain-lain. Tujuan pokok penelitian ini, untuk memperoleh gambaran tentang efektivitas program bimbingan dan konseling spiritual terhadap kemandirian remaja/ siswa kelas VII di Madrasah Tsanawiyah tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif quasi eksperiment non-equivalent control-group design dengan cara pretest-posttest. Instrumen yang dipakai berupa Skala Kemandirian Remaja yang telah mendapat penilaian para ahli Bimbingan dan Konseling. Hasil studi pendahuluan terhadap siswa kelas VII MTs. KA tersebut menunjukan bahwa kemandirian remaja berada pada kategori tinggi dan kategori sedang, serta tidak ada yang termasuk kategori rendah. Setelah dilakukan uji statistik, hasil penelitian ini membuktikan bahwa hipotesis penelitian diterima, artinya "bimbingan dan konseling spiritual efektif untuk meningkatkan kemandirian remaja/ siswa kelas VII MTs. KA". Rekomendasi: penelitian lanjutan dapat menyesuaikan variabel terikat selain kemandirian, misalnya pengendalian diri, konsep diri, motivasi belajar dan lain-lain, jangka waktu penelitian perlu ditambah dan jumlah sampel bisa lebih banyak dari penelitian ini. Perlu menyusun model proses bimbingan dan konseling yang lebih menarik, terencana dan berkelanjutan. Metode penelitian dapat disesuaikan, misalnya menggunakan metode studi kasus (kualitatif), studi deskriptif, pengembangan model dan lain-lain, jenis konseling harus lebih variatif, konseling individual ataupun konseling kelompok dengan jumlah konselor yang mencukupi (tidak hanya sendiri).
Item Description:http://repository.upi.edu/8873/1/t_bp_1004981_table_of_content.pdf
http://repository.upi.edu/8873/2/t_bp_1004981_chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/8873/3/t_bp_1004981_chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/8873/4/t_bp_1004981_chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/8873/5/t_bp_1004981_chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/8873/6/t_bp_1004981_chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/8873/7/t_bp_1004981_bibliography.pdf