PENGELOLAAN PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN SEBAGAI SISTEM PEMBELAJARAN DALAM PERSIAPAN MASA PENSIUN

Kebutuhan Indonesia akan peningkatan jumlah manusia yang memiliki sikap kewirausahaan serta potensi orang dewasa madya menjelang pensiun dapat diakomodasi melalui penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun. Berdasarkan pendekatan fungsi manajemen pelatihan, pelatihan kewirausahaa...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Nudiati, Deti (Author)
Format: Book
Published: 2012-04-04.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 repoupi_8999
042 |a dc 
100 1 0 |a Nudiati, Deti  |e author 
245 0 0 |a PENGELOLAAN PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN SEBAGAI SISTEM PEMBELAJARAN DALAM PERSIAPAN MASA PENSIUN 
260 |c 2012-04-04. 
500 |a http://repository.upi.edu/8999/1/t_pls_0907631_table_of_content.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/8999/2/t_pls_0907631_chapter1.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/8999/3/t_pls_0907631_chapter2.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/8999/4/t_pls_0907631_chapter3.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/8999/5/t_pls_0907631_chapter4.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/8999/6/t_pls_0907631_chapter5.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/8999/7/t_pls_0907631_bibliography.pdf 
520 |a Kebutuhan Indonesia akan peningkatan jumlah manusia yang memiliki sikap kewirausahaan serta potensi orang dewasa madya menjelang pensiun dapat diakomodasi melalui penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun. Berdasarkan pendekatan fungsi manajemen pelatihan, pelatihan kewirausahaan masa pensiun terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program pelatihan. Penelitian ini didasarkan pada teori dan konsep (1) Pendidikan Luar Sekolah, (2) Kewirausahaan, (3) Pensiunan, (4) Konsep ADDIE Sebagai Sistem Pembelajaran PLS, (5) Manajemen Pelatihan, dan (6) Keberhasilan Pelatihan.Penelitian kewirausahaan MPP ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif jenis studi kasus. Adapun subjek penelitiannya adalah penyelenggara pelatihan yang terdiri dari 1 direktur utama, 2 penanggung jawab program, dan 1 fasilitator serta peserta pelatihan yang berjumlah 3 orang.Berdasarkan temuan penelitian, MUVI-Learning Center belum menerapkan sebagian besar pengelolaan pelatihan dengan baik sebagaimana kaidah ilmiahnya. Dalam tahap perencanaan, MUVI-Learning Centre tidak melakukan satupun tahapan yang harus dilakukan. Pada pelaksanaan pelatihan dari 6 tahap yang harus dilakukan, hanya dua yang benar-benar dilakukan yaitu pembinaan keakraban dan proses pembelajaran. Adapun identifikasi kebutuhan, aspirasi dan potensi peserta pelatihan, penyusunan program, tes awal dan akhir pelatihan tidak dilakukan. Pada proses evaluasi, MUVI-Learning Centre hanya melakukan evaluasi pelaksanaan dan itupun dilakukan dengan tidak lengkap. Meskipun banyak tahap manajemen yang tidak dilakukan, dari 7 kriteria keberhasilan proses, 5 kriteria dapat terpenuhi dan dua lainnya tidak. Adapun berdasarkan kriteria hasil, dari 4 kriteria terdapat dua kriteria keberhasilan yang terpenuhi.Dapat disimpulkan bahwa MUVI-Learning Center menerapkan proses perencanaan sama seperti proses pemasaran pada vendor jasa umumnya, demi kepentingan kelangsungan lembaga pelatihan MUVI-Learning Center itu sendiri, dimana salah satu tujuan manajemennya adalah agar lembaga ini dapat terus hidup dan berkembang berdasarkan indikasi penyerapan klien atas program pelatihan yang dikembangkannya. Dalam pelaksanaan, MUVI-Learning Center melakukan tahap pembinaan keakraban dan proses pembelajaran. Hal ini karena kedua proses ini dianggap sebagai inti pelaksanaan. Adapun tahap evaluasi, MUVI-Learning Center melakukan evaluasi pelaksanaan karena dianggap sebagai satu-satunya evaluasi yang memiliki relevansi terhadap peningkatan mutu pelatihan serta kepuasan pelanggan dan dapat mendorong pada perbaikan penyelenggaraan pelatihan berikutnya. Berdasarkan kriteria keberhasilan proses, pelatihan MPP ini dapat dinyatakan berhasil, dan berdasarkan kriteria hasil, peneltian ini dapat dikatalkan berhasil secara terbatas dengan indikator peserta lebih berani membuka usaha dibanding sebelum pelatihan. Oleh karena itu, demi menjaga terlaksananya prinsip andragogi maka peneliti merekomendasikan model sistem pelatihan sebagai suatu proses yang terintegrasi (komponen: proses pengkajian kebutuhan pelatihan, proses perumusan tujuan pelatihan, proses merancang program pelatihan, proses pelaksanaan program pelatihan, dn proses evaluasi program pelatihan) dan panduan pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun sebagai solus 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
690 |a LC Special aspects of education 
655 7 |a Thesis  |2 local 
655 7 |a NonPeerReviewed  |2 local 
787 0 |n http://repository.upi.edu/8999/ 
787 0 |n http://repository.upi.edu 
856 |u https://repository.upi.edu/8999  |z Link Metadata