PERANAN KH. AHMAD GAOS SYARIFUDDIN DALAM MENGEMBANGKAN PONDOK PESANTREN AL-ISTIQOMAH WANASARI KOTA BANDUNG PADA TAHUN 1982-1996

Penelitian ini berjudul "Peranan KH. Ahmad Gaos Syarifuddin Dalam Mengembangkan Pondok Pesantren Al-Istiqomah Wanasari Kota Bandung Pada Tahun 1982-1996." Hal yang melatarbelakangi penelitian ini ialah ketertarikan dalam melihat pengaruh Kiai terhadap perkembangan pondok pesantren di daera...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Muhamad Hafizh Najmu Tsakib, - (Author)
Format: Book
Published: 2023-05-26.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Penelitian ini berjudul "Peranan KH. Ahmad Gaos Syarifuddin Dalam Mengembangkan Pondok Pesantren Al-Istiqomah Wanasari Kota Bandung Pada Tahun 1982-1996." Hal yang melatarbelakangi penelitian ini ialah ketertarikan dalam melihat pengaruh Kiai terhadap perkembangan pondok pesantren di daerah perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari bagaimana cara sebuah pondok pesantren tetap eksis di masyarakat perkotaan, dalam hal ini tentunya peranan Kiai sebagai sosok pimpinan yang sangat berpengaruh. Oleh karena itu, penelitian ini berawal dengan judul peranan Kiai. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini meliputi kondisi awal pondok pesantren pada kepemimpinan KH. Ahmad Gaos Syarifuddin, peranan KH. Ahamad Gaos Syarifuddin dalam mengembangkan sarana dan prasarana, manajemen dan program pondok pesantren, kondisi pondok pesantren di akhir kepengurusan KH. Ahmad Gaos Syarifuddin, serta faktor pendukung dan penghambat perkembangan pondok pesantren. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode sejarah meliputi heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Bardasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dengan kepemimpinan KH. Ahmad Gaos Syarifuddin, Pondok Pesantren Al-Istiqomah mengalami perkembagan yang signifikan baik dari fasilitas, bangunan yang sebelumnya semi permanen menjadi permanen, serta program yang dahulunya sederhana menjadi lebih variatif. Dampak ini tidak hanya untuk internal pondok pesantren tetapi juga terhadap masyarakat. Selanjutnya perkembangan manajemen kepengurusan yang dahulu bersifat tradisional atau kekeluargaan menjadi lebih formal dan profesional dengan terbentuknya yayasan. Selama masa kepemimpinan beliau terdapat faktor pendukung seperti ketersediaan lahan, terbentuknya yayasan, dukungan baik dari internal seperti keluarga, serta dukungan eksternal seperti pemerintah yang kemudian memudahkan KH. Ahmad Gaos dalam mengembangkan pondok pesantren ini. Selain itu, terdapat juga faktor yang menghambat perkembangan seperti pendanaan yang cukup sulit dan pemikiran kolot masyarakat sekitar pada masa itu. This research is entitled "The Role of KH. Ahmad Gaos Syarifuddin in Developing Pesantren Al-Istiqomah Wanasari in Bandung City 1982-1996." It is motivated by an interest in examining the influence of Kiai on the development of Islamic pondok pesantren in urban areas. The research also aims to see how the pesantren continues to exist in urban communities, in this case, of course, the role of Kiai as a leadership figure which is very influential. Therefore, this research began with the title of the role of Kiai. The problems studied in this research include the background condition of the pesantren in the leadership of KH. Ahmad Gaos Syarifuddin, the role of KH. Ahmad Gaos Syarifuddin in developing facilities and infrastructure, the management and program of the pesantren, the after-condition of the pesantren at the end of KH. Ahmad Gaos Syarifuddin's period, and the supporting and inhibiting factors for the development of the pondok pesantren. The methods used in this research are historical methods such as heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. According to the results, it is known that with the leadership of KH. Ahmad Gaos Syarifuddin, Pondok Pesantren Al-Istiqomah experienced significant development in terms of facilities, the buildings that were previously semi-permanent to permanent, and programs that were once simple but became more varied. The impact was not only for internal pesantren but also for the community. The development of management that was traditional or family-oriented became more formal and professional with the existence of the foundation. During his leadership period, there were supporting factors such as the availability of land, the establishment of the foundation, and support from both internal such as family, and external from the government, made it easier for KH. Ahmad Gaos to develop this pondok pesantren. Besides, there were also factors that hindered development, such as funding which was quite challenging, and the conservative thinking of the surrounding community at that time.
Item Description:http://repository.upi.edu/91839/9/S_SEJ_1607029_Laman%20Judul.pdf
http://repository.upi.edu/91839/8/S_SEJ_1607029_BAB%20I.pdf
http://repository.upi.edu/91839/3/S_SEJ_1607029_BAB%20II.pdf
http://repository.upi.edu/91839/4/S_SEJ_1607029_BAB%20III.pdf
http://repository.upi.edu/91839/5/S_SEJ_1607029_BAB%20IV.pdf
http://repository.upi.edu/91839/6/S_SEJ_1607029_BAB%20V.pdf
http://repository.upi.edu/91839/7/S_SEJ_1607029_Lampiran.pdf