KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT CINA BENTENG DI TANGERANG PADA MASA ORDE BARU 1966-1998

Skripsi ini berjudul "Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Cina Benteng di Tangerang Pada Masa Orde Baru (1985-1997)". Permasalahan pokok yang dibahas dalam skripsi ini adalah Bagaimana Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Cina Benteng di Tangerang Pada Masa Orde Baru (1985-1997)? Dari masal...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Yeni Sulistiyani, - (Author)
Format: Book
Published: 2011-02-18.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 repoupi_92283
042 |a dc 
100 1 0 |a Yeni Sulistiyani, -  |e author 
245 0 0 |a KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT CINA BENTENG DI TANGERANG PADA MASA ORDE BARU 1966-1998 
260 |c 2011-02-18. 
500 |a http://repository.upi.edu/92283/1/s_b0251_0605761_table_of_content.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/92283/2/s_b0251_0605761_chapter1.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/92283/3/s_b0251_0605761_chapter3.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/92283/4/s_b0251_0605761_chapter5.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/92283/5/s_b0251_0605761_bibliography.pdf 
520 |a Skripsi ini berjudul "Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Cina Benteng di Tangerang Pada Masa Orde Baru (1985-1997)". Permasalahan pokok yang dibahas dalam skripsi ini adalah Bagaimana Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Cina Benteng di Tangerang Pada Masa Orde Baru (1985-1997)? Dari masalah pokok tersebut, kemudian dibagi menjadi 4 pertanyaan yaitu 1)Bagaimana Kondisi Sosial dan Struktur Sosial Masyarakat Cina Benteng di Tangerang pada Tahun 1966-1998? 2)Bagaimana Hubungan Interaksi Masyarakat Cina Benteng dengan Masyarakat di Tangerang pada Tahun 1966-1998? 3)Bagaimana Kehidupan Ekonomi Cina Benteng di Tangerang pada Tahun 1966-1998? dan 4) Bagaimana dampak kerusuhan Mei 1998 terhadap kehidupan sosial-ekonomi Masyarakat Cina Benteng di Tangerang? Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode historis meliputi pengumpulan sumber baik lisan maupun tulisan, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Untuk memperdalam analisis, peneliti menggunakan pendekatan interdisipliner melalui kajian sosiologi, ilmu ekonomi, politik dan antropologi dengan meminjam konsep-konsep seperti kondisi sosial dan struktur sosial, kebijakan ekonomi-politik pemerintah Orde Baru terhadap etnis Tionghoa, hubungan interaksi, perubahan sosial dan konflik sosial. Penelitian ini sangat tergantung pada penggunaan sejarah lisan (oral history) melalui teknik wawancara, hal tersebut dilakukan karena terbatasnya sumber tertulis yang mengkaji secara langsung permasalahan di atas. Tangerang merupakan daerah yang mempunyai jumlah penduduk etnis Cina terbesar di Indonesia. Masyarakat etnis Cina di Tangerang disebut juga Cina Benteng, karena mendiami sepanjang daerah bekas benteng Belanda yaitu benteng Makassar. Kehidupan sosial masyarakat Cina Benteng yang telah mengalami akulturasi kebudayaan dengan masyarakat lokal (Betawi dan Sunda) di Tangerang, seperti akulturasi dalam kawin campur (Integrasi), bahasa, kesenian dan upacara-upacara keagamaan. Adanya akulturasi kebudayaan dan integrasi antara masyarakat Cina Benteng dengan masyarakat lokal, membuat hubungan interaksi antara kedua masyarakat tersebut terjalin dengan sangat baik. Kehidupan sosial kedua masyarakat yang berbeda ras, suku dan agama tersebut tidak pernah mengalami friksi (pertentangan) sehingga mereka hidup rukun dan bergotong-royong. Dalam segi kehidupan ekonomi, masyarakat Cina Benteng di Tangerang dapat dikatakan hidup di garis kemiskinan. Pekerjaan yang mereka geluti yaitu: Tukang becak, buruh tani, buruh pabrik, petani, nelayan dan pedagang klontong. Pendapatan yang mereka terima dari pekerjaan tersebut sangat minim, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup. Namun, mereka tidak pantang menyerah dalam mempertahankan hidup, untuk memenuhi kebutuhannya ada yang menyambi sebagai penyanyi dan awak dalam kelompok seni Gambang Kromong. Kehidupan masyarakat Cina Benteng yang sulit semakin terpuruk saat pemerintahan Orde Baru. Kebijakan-kebijakan yang bersifat mendiskriminasikan etnis Tionghoa mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi masyarakat Cina Benteng, seperti: sulitnya mendapatkan KTP karena sukar dalam pembuatannya, susahnya mendapatkan pekerjaan dikarenakan pendidikan yang rendah dan kewarganegaraan yang masih dipertanyakan. Pada masa Orde Baru, banyak terjadi kerusuhan "anti Cina" dan puncaknya peristiwa Mei 1998. Namun masyarakat Cina Benteng tidak menjadi sasaran karena peristiwa tersebut terjadi karena adanya kesenjangan ekonomi. 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
690 |a L Education (General) 
655 7 |a Thesis  |2 local 
655 7 |a NonPeerReviewed  |2 local 
787 0 |n http://repository.upi.edu/92283/ 
787 0 |n http://repository.upi.edu 
856 |u https://repository.upi.edu/92283  |z Link Metadata