PENGARUH PENERAPAN PENGENDALIAN MUTU TERPADU (TOTAL QUALITY CONTROL) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERTAS SIGARET DI PT. KERTAS PADALARANG (PERSERO)

Skripsi ini berjudul "Penolakan Asas Tunggal Pancasila oleh Pelajar Islam Indonesia (PII) Jawa Barat Tahun 1980-1987". Masalah utama yang dibahas dalam skripsi ini adalah mengenai Perkembangan Pelajar Islam Indonesia (PII) pada Masa Orde Baru Tahun 1980-1987 di Jawa Barat. Masalah utama te...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Imma Noer Halimah, - (Author)
Format: Book
Published: 2012-01-18.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Skripsi ini berjudul "Penolakan Asas Tunggal Pancasila oleh Pelajar Islam Indonesia (PII) Jawa Barat Tahun 1980-1987". Masalah utama yang dibahas dalam skripsi ini adalah mengenai Perkembangan Pelajar Islam Indonesia (PII) pada Masa Orde Baru Tahun 1980-1987 di Jawa Barat. Masalah utama tersebut kemudian dibagi menjadi 4 pertanyaan penelitian, yaitu 1) Apa yang melatarbelakangi terbentuknya Pelajar Islam Indonesia, 2) Faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan organisasi Pelajar Islam Indonesia pada masa Orde Baru,3) Mengapa Pelajar Islam Indonesia menolak kebijakan asas tunggal Pancasila yang di buat oleh pemerintah Orde Baru, dan 4) Bagaimanakah respon yang dilakukan oleh organisasi Pelajar Islam Indonesia di Jawa Barat terhadap kebijakan "asas tunggal" yang dikeluarkan oleh pemerintahan Orde Baru. Skripsi ini menggunakan metode historis dengan menggunakan empat langkah penelitian, yaitu heuristik sebagai upaya pencarian sumber, kritik terhadap sumber, interpretasi atau analisis terhadap sumber, dan historiografi atau penulisan. KegImma Noer Halimah (0608970), Pengaruh Penerapan Pengendalian Mutu Terpadu (Total Quality Control) terhadap Produktivitas Kertas Sigaret di PT. Kertas Padalarang (Persero), dibawah bimbingan Dr. Chairul Furqon, S.Sos, M.M, dan Rofi Rofaida, SP, M.Si. Dalam menjalankan aktivitas bisnisnya, maju dan berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada manajemen. Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan adalah pengelolaan berkaitan mutu produk. Sistem pengendalian mutu merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan produktivitas perusahaan. Berdasarkan hasil observasi peneliti di PT. Kertas Padalarang (Persero) didapatkan bahwa tingkat produktivitas pada produksi kertas sigaret masih cukup rendah. Salah satu faktor yang dianggap mampu meningkatkan produktivitas ini adalah pengendalian mutu terpadu, namun pada penerapannya di PT. Kertas Padalarang masih adanya beberapa proses pengendalian mutu yang belum diterapkan secara optimal. Berdasarkan permasalahan tersebut maka diadakan penelitian mengenai Pengaruh Penerapan Pengendalian Mutu Terpadu (Total Quality Control) Terhadap Produktivitas Kertas Sigaret di PT. Kertas Padalarang (Persero). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari gambaran penerapan pengendalian mutu terpadu, tingkat produktivitas dan pengaruh penerapan pengendalian mutu terpadu terhadap produktivitas kertas sigaret di PT. Kertas Padalarang (Persero). Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Penelitian ini meneliti seluruh jumlah populasi yakni 30 karyawan biro produksi, biro penelitian dan pengembangan PT. Kertas Padalarang (Persero). Data yang digunakan berupa data ordinal dan rasio dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson Product Moment, dan analisis regresi sederhana yang menggunakan koefisien determinasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan pengendalian mutu terpadu berpengaruh terhadap produktivitas kertas sigaret di PT. Kertas Padalarang (Persero) yaitu 34,30%. Penulis menyarankan untuk meningkatkan penerapan pengendalian mutu perusahaan dengan optimal dalam hal pengecekan peralatan produksi serta pengawasan jalannya proses produksi sesuai dengan Standard Operational Procedure.iatan pengumpulan sumber dan data penelitian selain menggunakan studi literatur, digunakan juga wawancara terhadap narasumber, baik pelaku maupun saksi sejarah.Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa berkembangnya organisasi PII ke wilayah Jawa Barat beriringan dengan lahirnya PII di Pusat pada tahun 1947 melalui Kongres Gerakan Pemuda Islam Indonesai (GPII) di Yogyakarta. Salah satu faktor pendorong terbentuknya PII secara historis adalah dikotomi sistem pendidikan dikalangan umat Islam Indonesia yang merupakan warisan kolonialisme Belanda, yaitu pondok pesantren dan sekolah umum. Masing-masing dinilai memiliki orientasi yang berbeda. Pondok pesantren berorientasi keakhirat sementara sekolah umum berorientasi kedunia. Ditengah perpolitikan Orde Baru yang membelenggu aktifitas ormas islam, PII hadir dan mengalami perkembangan serta tetap konsisten menjalankan aktifitas dakwahnya dengan tujuan utama untuk mewujudkan kesempurnaan pendidikan dan kebudayaan yang sesuai dengan Islam. Kebijakan, Asas Tunggal pancasila dan penanaman nilai-nilai Pancasila (P4) dalam kehidupan sehari-hari, serta UU keormasan yang diterapkan oleh Orde Baru mengalami banyak perlawanan dari kalangan ormas islam. Keberatan sejumlah tokoh Islam terhadap P4, karena disinyalir mengandung nilai kemusyrikan. Apalagi karena mengagungkan keampuhan dan kesaktian pancasila secara berlebihan. Berdasarkan alasan tersebut, maka pada tanggal 20 maret 1987 para pimpinan ormas islam mengadakan gerakan protes yang dipimpin oleh Abdul Qadir Djaelani. Secara kelembagaan PII tidak melibatkan diri dalam gerakan 20 maret 1978 ini. Akan tetapi aktivis PII yang ikut dalam gerakan ini, menggabungkan diri dalam gerakan pemuda Islam (GPI). Keterlibatan aktivis PII secara personal dalam politik akan dipahami sebagai wujud kritisme dan tanggung jawab seorang kader muslim yang memang telah ditanamkan di PII sejak lama.Untuk menetapkan sikap, arah, dan strategi PII dalam menanggapi kebijakan-kebijakan pemerintahan Orde Baru yang semakin membelenggu gerak langkah kalangan islam dan memandang masa toleransinya hampir habis, PB PII menyelenggarakan Munas ke-17 dengan mempertegas sikapnya untuk menolak asas Tunggal Pancasila dan penerapan nilai-nilai Pancasila (P4) serta undang-undang Keormasan. Seperti halnya hasil muktamar PII pusat yang meninstruksikan kepada PII di setiap wilayah untuk mensosialisasikan hasil muktamar, maka PII Jawa Barat juga mengikuti anjuran dari PII pusat yaitu dengan menolak Asas Pancasila sebagai Asas Tunggal. Pengurus PII Jawa Barat melakukan sosialisasi kepada anggotanya mengenai sikap penolakan PII terhadap Asas Tunggal Pancasila, sehingga setiap anggota diharapkan memahami alasan-alasan mengenai penolakan tersebut.
Item Description:http://repository.upi.edu/92540/4/s_pem_0608970_table_of_content.pdf
http://repository.upi.edu/92540/1/s_pem_0608970_chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/92540/2/s_pem_0608970_chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/92540/2/s_pem_0608970_chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/92540/3/s_pem_0608970_bibliography.pdf