PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP MASTERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PROGRAM DIKLAT ELEKTRONIKA DIGITAL
Berdasarkan hasil observasi awal pada salah satu kelas XI SMK Negeri 1 Cimahi Bandung mengenai aktivitas belajar dan hasil belajar siswa, ditemukan bahwa kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan cara guru menerapkan prinsip pembelajaran tuntas. Namun dalam pelaksanaanya tidak disertai bimbingan gu...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Book |
Published: |
2010-10-15.
|
Subjects: | |
Online Access: | Link Metadata |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Berdasarkan hasil observasi awal pada salah satu kelas XI SMK Negeri 1 Cimahi Bandung mengenai aktivitas belajar dan hasil belajar siswa, ditemukan bahwa kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan cara guru menerapkan prinsip pembelajaran tuntas. Namun dalam pelaksanaanya tidak disertai bimbingan guru dalam melakukan penemuan atau menyajikan materi kepada siswa. Dampaknya siswa tidak secara utuh menguasai dan tuntas dalam pembelajaran teknik digital. Dengan demikian perlu adanya upaya meningkatkan aktifitas belajar siswa, hasil belajar siswa, serta ketuntasan belajar yaitu melalui penerapan model Guided Discovery melalui Prinsip Mastery Learning. Metode digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan dilakukan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Penerapan metode penelitian tindakan kelas bertujuan untuk meningkatkan hasil dan proses pembelajaran siswa. Hasil penelitian didapat bahwa setelah diimplementasikan model Guided Discovery pada pembelajaran program diklat Teknik Digital secara umum adanya peningkatan proses dan hasil pembelajaran setiap siklusnya. Hasil tes kognitif melalui pre test dan post test pada siklus I ditinjau dari persentase siswa yang mencapai nilai > 6 adalah sebesar 13,79 % meningkat menjadi 31,03 %, pada siklus II meningkat dari 36,67% menjadi 80 %, dan pada siklus III dari 40,74 % meningkat menjadi 88,89 %. Hasil penilaian aspek afektif pada ketiga siklus menunjukkan kategori netral dengan peningkatan nilai IPK pada setiap siklusnya. Kemudian aktifitas guru dilihat dari lembar observasi aktivitas guru menunjukkan peningkatan dari kategori sedang pada siklus I dan siklus II menjadi kategori baik pada siklus III. Sedangkan aktifitas siswa menunjukkan kategori hampir setengahnya pada siklus I dan kategori sebagian besar pada siklus II meningkat menjadi kategori pada umumnya pada siklus III. Kesan dan tanggapan guru melalui wawancara menyatakan bahwa dengan menerapkan model Guided Discovery kondisi kelas menjadi lebih aktif, siswa menjadi berani tampil dalam mengungkapkan pendapatnya. Sedangkan kesan dan tanggapan siswa menyatakan bahwa kegiatan belajar jadi lebih menyenangkan dan dapat terlatih menyusun prakiraan melalui bimbingan guru. Kendala-kendala yang dihadapi yaitu guru kesulitan dalam mengorganisir waktu, kewalahan dalam hal bimbingan dan siswa masih kurang terbiasa tampil menyampaikan pendapatnya di depan kelas. Namun dapat diatasi dengan diskusi antara peneliti dengan guru. Sehingga menunjukan bahwa tindakan melalui penerapan model Guided Discovery melalui Prinsip Mastery Learning selama siklus berlangsung mempengaruhi pola belajar mengajar guru dan siswa ke arah perbaikan hasil belajar, aktifitas belajar, serta ketuntasan belajar siswa. |
---|---|
Item Description: | http://repository.upi.edu/92655/3/s_e0451_0607644_table_of_content.pdf http://repository.upi.edu/92655/4/s_e0451_0607644_chapter1.pdf http://repository.upi.edu/92655/2/s_e0451_0607644_chapter3.pdf http://repository.upi.edu/92655/1/s_e0451_0607644_chapter5.pdf http://repository.upi.edu/92655/5/s_e0451_0607644_bibliography.pdf |