MODEL EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SERTA IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SETELAH PEMBELAJARAN

Penelitian ini bertujuan untuk menguji coba penggunaan model Experiential Learning dalam pembelajaran konsep cahaya untuk mendeskripsikan efektivitasnya dalam meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains, serta untuk mengetahui tingkat miskonsepsi setelah pembelajaran diberikan. Konse...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Budhi, Henri Setya (Author)
Format: Book
Published: 2012-07-30.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Penelitian ini bertujuan untuk menguji coba penggunaan model Experiential Learning dalam pembelajaran konsep cahaya untuk mendeskripsikan efektivitasnya dalam meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains, serta untuk mengetahui tingkat miskonsepsi setelah pembelajaran diberikan. Konsep cahaya sangat penting dipelajari oleh siswa karena sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Metoda penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dan deskriptif yang dilakukan di salah satu SMP Negeri di Propinsi Jawa Tengah dengan sampel siswa kelas VIII semester 2. Kajian difokuskan pada pemahaman konsep, keterampilan proses sains, miskonsepsi serta keterlaksanaan model Experiential Learning. Pengumpulan data dilakukan dengan pretest dan posttest untuk mengukur peningkatan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains, kemudian posttest untuk mengukur tingkat miskonsepsi setelah pembelajaran. Untuk melihat keterlaksanaan model Experiential Learning, digunakan lembar observasi aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran. Pengolahan data dilakukan dengan statistik uji-t untuk beda rerata. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan model Experiential Learning pada materi cahaya secara signifikan lebih dapat meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains siswa dibandingkan dengan penggunaan model pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat dari gain yang dinormalisasi pemahaman konsep untuk kelas eksperimen sebesar 0,74, sedangkan untuk kelas kontrol sebesar 0,16. Gain yang dinormalisasi keterampilan proses sains kelas eksperimen sebesar 0,68 lebih tinggi dibanding gain yang dinormalisasi kelas kontrol sebesar 0,49. Sementara tingkat miskonsepsi setelah pembelajaran dengan model Experiential Learning lebih rendah dibandingkan dengan setelah pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata posttest miskonsepsi untuk kelas eksperimen sebesar 2,17, sedangkan untuk kelas kontrol sebesar 2,57. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Experiential Learning lebih efektif dalam meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains siswa dibanding penggunaan model pembelajaran konvensional, serta tingkat miskonsepsi setelah pembelajaran dengan model Experiential Learning lebih tinggi daripada setelah pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional
Item Description:http://repository.upi.edu/9300/1/tbind_1004875_table_of_content%281%29.pdf
http://repository.upi.edu/9300/2/tbind_1004875_chapter1%281%29.pdf
http://repository.upi.edu/9300/3/tbind_1004875_chapter2%281%29.pdf
http://repository.upi.edu/9300/4/tbind_1004875_chapter3%281%29.pdf
http://repository.upi.edu/9300/5/tbind_1004875_chapter4%281%29.pdf
http://repository.upi.edu/9300/6/tbind_1004875_chapter5%281%29.pdf
http://repository.upi.edu/9300/7/tbind_1004875_bibliography%281%29.pdf