PERISTIWA LEUWIGOONG 3 SEPTEMBER 1947 DI GARUT

.Skripsi ini berjudul "Peristiwa Leuwigoong 3 September 1947 di Garut (Perjuangan Masyarakat Garut pada Masa Revolusi Fisik)". Masalah utama yang diangkat dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini adalah "Bagaimana keadaan masyarakat Garut pada awal kemerdekaan dan proses terjadinya...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Teuguh Syaeful Adnan, - (Author)
Format: Book
Published: 2010-10-18.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:.Skripsi ini berjudul "Peristiwa Leuwigoong 3 September 1947 di Garut (Perjuangan Masyarakat Garut pada Masa Revolusi Fisik)". Masalah utama yang diangkat dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini adalah "Bagaimana keadaan masyarakat Garut pada awal kemerdekaan dan proses terjadinya Peristiwa Leuwigoong di Garut". Permasalahan tersebut kemudian dituangkan ke dalam beberapa pertanyaan pokok, sebagai berikut: (1) Bagaimana kondisi umum masyarakat Garut pada masa awal kemerdekaan, (2) Apa penyebab yang melatar belakangi terjadinya Peristiwa Leuwigoong di Garut, (3) Bagaimana proses penghadangan yang dilakukan masyarakat Leuwigoong terhadap konvoi tentara Belanda pada Peristiwa Leuwigoong 3 September 1947 di Garut, (4) Bagaimana dampak yang dirasakan oleh masyarakat Garut pasca peristiwa Leuwigoong di Garut. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam proses penyusunan dan penulisan skripsi ini adalah metode historis. Dalam mengumpulkan bahan dan data penelitian, penulis menggunakan studi literature (studi kepustakaan) dan teknik wawancara. Landasan teori yang digunakan adalah Teori Deprivasi Relatif dari Ted Robert Gurr dan Teori Gejala-Gejala Umum Revolusi dari Crane Brinton. Dari penelaahan yang telah dilakukan dapat diidentifikasi terdapat alasan kuat yang mendorong masyarakat Garut umumnya dan masyarakat Leuwigoong khususnya melakukan penghadangan terhadap tentara Belanda yang sedang melakukan melakukan perjalanan dari arah Leles-Cibatu menggunakan kendaraan truk. Dengan datangnya kembali Belanda untuk menjajah Negara Indonesia yang baru merdeka, masyarakat Garut khawatir kembali dijajah karena bayang-bayang akan penderitaan imprealisme Belanda serta pendudukan Jepang masih kuat terasa. Oleh karena itu, masyarakat Leuwigoong bersama-sama berusaha menghadang pasukan tentara Belanda yang sedang melakukan perjalanan patrol kendaraan dari arah Leles menuju Cibatu dengan tujuan memberikan rasa tidak aman bagi tentara Belanda selama di wilayah Garut khususnya. Beberapa hari sebelumnya mengadakan koordinasi antara TNI, laskar perjuangan, serta masyarakat di daerah Leuwigoong di bawah pimpinan Kapten Rakhmat, maka dengan semangat juang yang tinggi, masyarakat Leuwigoong melakukan penghadangan tersebut. Dalam pertempuran tersebut dengan peralatan seadanya masyarakat Leuwigoong khususnya dan Garut umumnya berhasil memberikan serangan yang membuat tentara Belanda terdesak bahkan sebanyak 1 truk (menurut kesaksian salah satu pelaku sekitar 30 orang) pasukan Belanda tewas, dari pihak TNI menjadi korban satu orang yaitu saudara Atam Sondara yang tewas ditembak tentara Belanda. Peristiwa Leuwigoong ini secara umum memperlihatkan keberhasilan, sebuah usaha memperjuangkan kemerdekaan yang penuh rasa persatuan.
Item Description:http://repository.upi.edu/93132/1/s_sej_0606106_table_of_content.pdf
http://repository.upi.edu/93132/2/s_sej_0606106_chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/93132/3/s_sej_0606106_chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/93132/4/s_sej_0606106_chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/93132/5/s_sej_0606106_bibliography.pdf