SISTEM KOMUNIKASI SISWA TUNARUNGU(STUDI KASUS PADA SISWA TUNARUNGU TINGKAT SMPLB KELAS LANJUTAN 2 DI SLB-B YP3ATR 1 CICENDO)

Komunikasi bagi siswa tunarungu adalah sebuah hal yang sangat mahal karena keterbatasan yang dimiliki pada organ pendengaran yang menyebabkan timbul berbagai kesulitan dan hambatan dalam berkomunikasi. Berbagai permasalahan tersebut terjadi tidak hanya dalam kehidupan komunikasi sehari-hari, tetapi...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Meyrina Equilita Sihombing, - (Author)
Format: Book
Published: 2008-05-14.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 repoupi_94689
042 |a dc 
100 1 0 |a Meyrina Equilita Sihombing, -  |e author 
245 0 0 |a SISTEM KOMUNIKASI SISWA TUNARUNGU(STUDI KASUS PADA SISWA TUNARUNGU TINGKAT SMPLB KELAS LANJUTAN 2 DI SLB-B YP3ATR 1 CICENDO) 
260 |c 2008-05-14. 
500 |a http://repository.upi.edu/94689/2/s_plb_032696_chapter1.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/94689/2/s_plb_032696_table_of_content.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/94689/1/s_plb_032696_chapter3.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/94689/2/s_plb_032696_chapter5.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/94689/2/s_plb_032696_bibliography.pdf 
520 |a Komunikasi bagi siswa tunarungu adalah sebuah hal yang sangat mahal karena keterbatasan yang dimiliki pada organ pendengaran yang menyebabkan timbul berbagai kesulitan dan hambatan dalam berkomunikasi. Berbagai permasalahan tersebut terjadi tidak hanya dalam kehidupan komunikasi sehari-hari, tetapi juga di dalam proses pembelajaran. Salah paham dan kesulitan untuk menyampaikan informasi yang terjadi antara siswa tunarungu dan guru disebabkan karena penggunaan sistem komunikasi yang kurang maksimal yang menyebabkan permasalahan yang terjadi sulit dicari pemecahannya. Dengan demikian penelitian terhadap hal tersebut dilakukan untuk mencari pemecahan awal yang baik. Sistem komunikasi siswa tunarungu adalah susunan tata cara dalam berkomunikasi yang teratur dan sistematis pada anak tunarungu yang meliputi keseluruhan cara yang kaum tunarungu gunakan di dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Komunikasi tersebut dapat dilakukan dengan verbal, non-verbal, dan komninasi keduanya yang disebut dengan campuran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan studi kasus, dan penggunaan metode ini tertuju untuk melihat dan menggali bagaimana kondisi kasus yang sedang berlangsung, permasalahan yang dihadapi oleh setiap kasus dan bila mungkin pemecahan yang dirasa perlu untuk dilakukan melalui rekomendasi. Pelaksanaannya tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan data, tetapi meliputi pembahasan, analisis data sejak sebelum memasuki lapangan, selama berada di lapangan sampai penarikan kesimpulan yaitu data reduction, data display, dan conclusions drawing/verification. Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan diperoleh bahwa siswa tunarungu di kelas Lanjutan 2 SLB-B YP3ATR 1 Cicendo tidak menguasai Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) dan walaupun selama ini merasakan adanya permasalahan yang terjadi dalam berkomunikasi dengan guru menganggap bahwa hal tersebut bukan permasalahan. Siswa tunarungu menggunakan berbagai cara untuk menangkap informasi yang diberikan guru walaupun hasilnya tidak maksimal. Sementara itu, guru kelas dan guru bidang studi di kelas lanjutan 2 ini tidak memiliki keterampilan dalam berkomunikasi yang baik. Keterampilan meliputi kemampuan dalam berbahasa isyarat dan penyampaian informasi secara lisan kurang. Hal ini tentu menyebabkan potensi yang dimiliki siswa tunarungu tidak tergali secara maksimal. Informasi yang diberikan tidak dapat ditangkap siswa dengan baik. Akibatnya kemampuan akademik dan komunikasi siswa tunarungu kelas lanjutan 2 rendah. Di samping itu, kurangnya konsistensi penggunaan sistem komunikasi di SLB-B 1 Cicendo, baik antara pimpinan dan guru-guru, menyebabkan terjadi ketimpangan dalam program keterampilan komunikasi yang akan diberikan kepada siswa tunarungu. Kondisi demikian akan menyebabkan siswa tunarungu di kelas lanjutan 2 ini tidak akan mampu untuk bersaing dengan anak-anak normal walaupun sebenarnya potensi yang dimiliki tidak jauh berbeda. Penggunaan sistem komunikasi siswa tunarungu di kelas Lanjutan 2 SLB-B YP3ATR 1 Cicendo belum maksimal, pemahaman maupun penguasaan terhadap sistwm komunikasi (Guru dan Siswa tunarungu) masih kurang, upaya untuk mengatasi permasalahan yang dilakukan oleh guru dan siswa tunarungu telah cukup berhasil walaupun belum maksimal, serta kebijakan menyangkut penggunaan dan peningkatan sistem komunikasi di SLB-B YP3ATR 1Cicendo oleh Kepala Sekolah belum maksimal. Sistem komunikasi di kelas lanjutan 2 SLB-B YP3ATR 1 Cicendo ini masih membutuhkan banyak perbaikan dan perhatian untuk peningkatan yang lebih baik bagi pendidikan siswa tunarungu 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
690 |a L Education (General) 
655 7 |a Thesis  |2 local 
655 7 |a NonPeerReviewed  |2 local 
787 0 |n http://repository.upi.edu/94689/ 
787 0 |n http://repository.upi.edu 
856 |u https://repository.upi.edu/94689  |z Link Metadata