PEMBELAJARAN ROLE PLAYINGBAGI ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERAKTIF DISORDER (ADHD)

Di sekolah dasar kasus ADHD berkisar 5% -10%, orang tua lebih memilih anaknya disekolahkan di sekolah dasar regular. Biasanya guru menganggap anak aneh. Anak ini pandai tetapi perilakunya tidak seperti teman-temannya yang lain, misalnya tangan dan kakinya tidak pernah diam, sering meninggalkan tempa...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Tjutju Tjahajati, - (Author)
Format: Book
Published: 2008-03-08.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 repoupi_94794
042 |a dc 
100 1 0 |a Tjutju Tjahajati, -  |e author 
245 0 0 |a PEMBELAJARAN ROLE PLAYINGBAGI ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERAKTIF DISORDER (ADHD) 
260 |c 2008-03-08. 
500 |a http://repository.upi.edu/94794/2/s_plb_0610256_table_of_content.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/94794/2/s_plb_0610256_chapter1.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/94794/2/s_plb_0610256_chapter3.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/94794/1/s_plb_0610256_bibliography.pdf 
520 |a Di sekolah dasar kasus ADHD berkisar 5% -10%, orang tua lebih memilih anaknya disekolahkan di sekolah dasar regular. Biasanya guru menganggap anak aneh. Anak ini pandai tetapi perilakunya tidak seperti teman-temannya yang lain, misalnya tangan dan kakinya tidak pernah diam, sering meninggalkan tempat duduk saat jam pelajaran, tidak dapat mengikuti aktivitas bermain kelompok, banyak bicara dan selalu bergerak terus. Bermain merupakan salah satu strategi untuk mengenal konsep-konsep atau pengertian pada anak. Anak ADHD dapat diajak dan diikut sertakan dalam Role Play, dengan bimbingan guru. Sikap assertive, disiplin penting dimiliki oleh guru dalam mengurangi perilaku hiperaktif pada anak ADHD. Selain itu permainan ini bertujuan untuk memberikan kesempatan pada anak ADHD belajar mengenai lingkungan dan mengembangkan kemampuan berteman. Mereka akan belajar bagaimana bekerjasama dalam kelompok, menunggu giliran, menghargai, tanggung jawab, mematuhi aturan dan lainnya yang menumbuhkan kematangan anak untuk bersosialisasi. menjadi gembira dan kemampuan anak dapat terekplorasi. Dalam peneletian Suharmini dan Purwadi (2002) dilaporkan bahwa "Role Play cukup efectif untuk mengurangi kadar penyimpangan perilaku anak hiperaktive". Role Play adalah bermain pura-pura/ bermain peran namun istilah yang sering disebut sandiwara. Pada saat kegiatan berlangsung guru memberi bimbingan dan pengarahan (memberikan reinforcement yang positif baik yang negative) disanalah pembelajaran berlangsung. Dengan Role Play anak dapat dilatih untuk bersosialisasi bersama orang lain dan anak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain melalui bermain peran. Namun bagaimanakah pelaksanan pembelajaran Role Play untuk meningkatkan konsentrasi anak ADHD dan mengurangi ke-hiperaktifannya. 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
690 |a L Education (General) 
655 7 |a Thesis  |2 local 
655 7 |a NonPeerReviewed  |2 local 
787 0 |n http://repository.upi.edu/94794/ 
787 0 |n http://repository.upi.edu 
856 |u https://repository.upi.edu/94794  |z Link Metadata