KAJIAN ESTETIKA PERUPAAN WAYANG GOLEK PANAKAWAN DAN DENAWA GIRIHARJA

Wayang golek adalah alat peraga menyerupai boneka yang senantiasa dimainkan dalang dari bahan kayu. Pertunjukan wayang golek merupakan kesenian khas milik masyarakat sunda yang telah mengakar secara turun-temurun berdasarkan pakem. Penelitian ini membahas tentang Kajian Estetika Perupaan Wayang Gole...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Pancasariwarni, - (Author)
Format: Book
Published: 2009-11-16.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Wayang golek adalah alat peraga menyerupai boneka yang senantiasa dimainkan dalang dari bahan kayu. Pertunjukan wayang golek merupakan kesenian khas milik masyarakat sunda yang telah mengakar secara turun-temurun berdasarkan pakem. Penelitian ini membahas tentang Kajian Estetika Perupaan Wayang Golek Panakawan dan Denawa (Buta), sebagai studi deskriptif perkembangan wayang golek Giriharja. Saat ini pakem sedang ditantang zaman yang melintasinya. Seni tradisional semakin tergeser oleh derasnya arus modernisasi yang semakin canggih. Bagaimanakah lingkung seni Giriharja berjuang melakukan upaya perubahan atau inovasi yang kreatif untuk mempertahankan seni budaya tradisional ini ? Prihatin terhadap eksistensi pertunjukan wayang golek tergeser, dan tanggap terhadap fenomena tersebut, Abah Sunarya berfikir kritis segera memicu para putranya untuk berupaya melakukan inovasi mengenai perubahan postur, gestur dan karakteristik wayang. Kreatifitasnya difokuskan pada figur wayang Panakawan dan Denawa (Buta) termasuk kategori wayang goler yang secara konseptual pembuatannya tidak terikat pakem. Eksistensi Giriharja di dunia padalangan menarik untuk diteliti, fenomena ini muncul setelah tahun 1980-an ketika dalang Asep Sunandar Sunarya mempertunjukan karya goleknya tampil lebih atraktif. Raut tokoh wayang dapat dianalisis secara visual terutama pada bagian kepala, warna dan asesoris. Melalui penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif data primer diperoleh dari survei lapangan dan dokumentasi yaitu mengamati langsung objek-objek yang diteliti sedangkan data sekundernya diperoleh melalui wawancara. Dalam pertunjukan wayang golek terkandung nilai etis, estetis, dan filosofis, lazim disebut seni adiluhung karena selain berfungsi sebagai tontonan juga sebagai tuntunan, sarat dengan pesan-pesan moral. Hasilnya diperoleh data masukan mengenai kesenian wayang golek yang dikembangkan dalang Asep Sunandar Sunarya, secara umum. Masa stagnansi perkembangan wayang golek yang sebelum hadir dalang Asep Sunandar Sunarya muncul kepermukaan, dirasakan oleh masyarakat pedalangan Sunda sesuatu yang memprihatinkan, sebab seni wayang golek antara tahun 1970-an sampai 1980-an hampir melorot terisisihkan oleh seni-seni modern. Setelah Asep muncul menjadi juara Binojakrama tahun 1982 hingga sekarang seni wayang golek bangkit kembali, bahkan mampu sejajar dengan seni-seni yang bernuansa modern, sehingga bisa masuk pada kalangan masyarakat elit bahkan menembus masyarakat Internasional.
Item Description:http://repository.upi.edu/9513/4/t_psn_0705876_table_of_contents.pdf
http://repository.upi.edu/9513/2/t_psn_0705876_chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/9513/3/t_psn_0705876_chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/9513/1/t_psn_0705876_bibliography.pdf