HUBUNGAN ANTARA SEBARAN BAHAN PENCEMAR UDARA DAN PENGGUNAAN LAHAN DENGAN KUALITAS UDARAINDEKS ORAQI DI KOTA BANDUNG

Kota Bandung merupakan kawasan dengan intensitas sumber emisi pencemar udara yang tinggi. Kondisi tata guna lahan Kota Bandung yang tercampur akan memberikan karakteristik tersendiri baik dalam persebaran bahan pencemar udara ataupun kualitas udara. Mengingat pentingnya pemantauan kualitas udara seb...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Hani Setia Purwanti, - (Author)
Format: Book
Published: 2011-06-01.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 repoupi_95287
042 |a dc 
100 1 0 |a Hani Setia Purwanti, -  |e author 
245 0 0 |a HUBUNGAN ANTARA SEBARAN BAHAN PENCEMAR UDARA DAN PENGGUNAAN LAHAN DENGAN KUALITAS UDARAINDEKS ORAQI DI KOTA BANDUNG 
260 |c 2011-06-01. 
500 |a http://repository.upi.edu/95287/1/s_geo_0705861_table_of_content.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/95287/2/s_geo_0705861_chapter1.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/95287/3/s_geo_0705861_chapter3.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/95287/4/s_geo_0705861_chapter5.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/95287/5/s_geo_0705861_bibliography.pdf 
520 |a Kota Bandung merupakan kawasan dengan intensitas sumber emisi pencemar udara yang tinggi. Kondisi tata guna lahan Kota Bandung yang tercampur akan memberikan karakteristik tersendiri baik dalam persebaran bahan pencemar udara ataupun kualitas udara. Mengingat pentingnya pemantauan kualitas udara sebagai informasi bagi masyarakat dan sebagai bahan pertimbangan perencanaan tata guna lahan di masa yang akan datang, maka tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi seberapa besar pengaruh penggunaan lahan dan sebaran bahan pencemar terhadap kualitas udara Kota Bandung. Metode penelitian yang digunakan, yaitu metode survey dan deskriptif analitik. Populasi wilayah adalah seluruh wilayah Kota Bandung. Jumlah sampel berdasarkan banyaknya stasiun pemantau udara Kota Bandung yaitu lima Stasiun Pemantau Udara (BAF). Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan pengumpulan data sekunder. Variabel penelitian terdiri dari penggunaan lahan sebagai variabel (X) kualitas udara (indeks ORAQI) sebagai variabel (Y). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis penggunaan lahan memberikan kontribusi tersendiri dalam mengemisikan bahan pencemar udara. Kadar PM10 tertinggi > 65 µg/m3 melingkupi wilayah tenggara Kota Bandung yang dipengaruhi sumber emisi berupa permukiman. SO2 tertinggi > 32 µg/m3 mencemari wilayah bagian timur laut Kota Bandung, dipengaruhi oleh padatnya industri tepat di lokasi penelitian. CO maksimum > 1,40 melingkupi wilayah barat daya Kota Bandung. Rendahnya konsentrasi CO di lokasi penelitian mengindikasikan terjadinya penempatan stasiun pemantau udara yang tidak tepat. Zonasi NO2 terluas di Kota Bandung merupakan zonasi dengan kadar NO2 tertinggi mencapai 26 µg/m3 yang melingkupi wilayah selatan Kota Bandung. Zonasi penggunaan lahan Kota Bandung tahun 2009 ditandai dengan permukiman yang mendominasi seluruh wilayah kota. Daerah komersil (perdagangan) terkonsentrasi di pusat kota. Industri di Kota Bandung terletak menyebar dengan jumlah industri terpadat yaitu Kecamatan Ujung Berung. Ruang terbuka hijau tersebar di daerah permukiman dan di wilayah utara kota. Sawah di Kota Bandung dijadikan daerah buangan polutan yang diemisikan oleh industri di sekitar lokasi. Kualitas udara (indeks ORAQI) di Kota Bandung secara umum tergolong sangat baik. Namun hasil penelitian memperlihatkan bahwa kualitas udara ini terus menurun berdasarkan intervalnya ke arah selatan kota. Penggunaan lahan yang paling besar pengaruhnya terhadap kualitas udara Kota Bandung adalah ruang terbuka hijau dan permukiman. Besar kontribusi permukiman 64,6% masih berada di bawah kotribusi RTH yaitu 96,04 %. Industri dan sawah mendukung sektor permukiman dalam pencemaran udara di Kota Bandung. Kontribusi kedua penggunaan lahan tersebut masing-masing yaitu 57 % dan 54, 8 %. Kualitas udara Kota Bandung sangat dipengaruhi oleh nilai rasio partikulat (PM10) dibandingkan dengan standar baku mutu udaranya. 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
690 |a L Education (General) 
655 7 |a Thesis  |2 local 
655 7 |a NonPeerReviewed  |2 local 
787 0 |n http://repository.upi.edu/95287/ 
787 0 |n http://repository.upi.edu 
856 |u https://repository.upi.edu/95287  |z Link Metadata