ANALISIS HUBUNGAN KURIKULUM DENGAN SOAL-SOAL TES FORMATIF PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER GANJIL KELAS VIII DI SMP PASUNDAN 4 BANDUNG

• Main Author: Tuti Anjarwati, - (Author)
• Format: Book
• Published: 2011-11-13.
• Subjects: Thesis; NonPeerReviewed
• Online Access: Link Metadata
• Notes: http://repository.upi.edu/95760/1/s_ipai_0700289_table_of_content.pdf; http://repository.upi.edu/95760/2/s_ipai_0700289_chapter1.pdf; http://repository.upi.edu/95760/3/s_ipai_0700289_chapter2.pdf; http://repository.upi.edu/95760/4/s_ipai_0700289_chapter3.pdf; http://repository.upi.edu/95760/5/s_ipai_0700289_chapter4.pdf; http://repository.upi.edu/95760/6/s_ipai_0700289_chapter5.pdf; http://repository.upi.edu/95760/7/s_ipai_0700289_bibliography.pdf
• Keywords: L Education (General); LB Theory and practice of education; LB2361 Curriculum

Mutu pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain, kurikulum, materi, metode, evaluasi dan yang lainnya. Evaluasi merupakan salah satu komponen penting yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan kurikulum. Sedangkan pada faktanya, dalam proses belajar mengajar, aspek evaluasi pembelajaran sering diabaikan. Di mana guru terlalu memperhatikan proses pembelajaran saja. Namun, pada saat guru membuat evaluasi, seperti soal tes, biasanya disusun sekadarnya saja, tanpa dianalisis kebaikan dan kejelekannya. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk menganalisis hubungan antara kurikulum dengan soal tes-tes formatif Pendidikan Agama Islam pada semester ganjil kelas VIII. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan gabungan (kualitatif, kuantitatif), teknik pengumpulan data yang digunakannya adalah tes, studi dokumentasi dan wawancara. Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa hubungan kurikulum dan soal-soal tes formatif Pendidikan Agama Islam semester ganjil kelas VIII yang diperoleh, semuanya termasuk kategori baik dan cukup, dilihat dari reliabilitasnya 0,63, validitasnya yang "Valid" sebesar 92%, tingkat kesukaran "sedang" 72%, daya pembeda "baik" yakni 48%, dan efektivitas pengecoh yang "berfungsi semua" 60%. Namun ada 8% dari 25 butir soal yang tidak valid, karena tingkat kesukarannya masuk dalam kategori "sukar", dan daya pembedanya jelek. Begitupun posisi soal dalam kurikulum dan materi yang diberikan sudah sesuai dengan silabus dan RPP yang tersusun. Oleh karena itu diharapkan guru memperhatikan aturan-aturan pembuatan tes yang baik, sehingga soal yang dibuat benar-benar dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dan sesuai dengan kurikulum.