ANALISIS PERBANDINGAN PENERAPAN CONVENTIONAL COSTING SYSTEM DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PEMBEBANAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PRODUK LOGAM DI PT. CAKRA MANDIRI PRATAMA INDONESIA PT. CMPI

PT. Cakra Mandiri Pratama Indonesia bergerak di industri manufaktur yang berproduksi berdasarkan pesanan. Produk yang dihasilkannya terdiri dari beberapa jenis produk, salah satunya adalah produk logam. Perusahaan ini menerapkan conventional costing system dalam sistem pembebanan biaya overhead pabr...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Dwiviasa Arumsari, - (Author)
Format: Book
Published: 2009-12-01.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:PT. Cakra Mandiri Pratama Indonesia bergerak di industri manufaktur yang berproduksi berdasarkan pesanan. Produk yang dihasilkannya terdiri dari beberapa jenis produk, salah satunya adalah produk logam. Perusahaan ini menerapkan conventional costing system dalam sistem pembebanan biaya overhead pabriknya. Karena PT. Cakra Mandiri Pratama Indonesia memiliki tingkat diferensiasi produksi yang cukup tinggi, penerapan sistem ini mungkin menyebabkan timbulnya distorsi dalam pembebanan biaya produksinya. Dalam penelitian ini, penulis mengkaji biaya produksi perusahaan khususnya biaya overhead pabrik produk logam di PT. Cakra Mandiri Pratama Indonesia dan mensimulasikan activity based costing system yang dinilai mampu memberikan informasi secara rinci mengenai pengelolaan sumber daya, aktivitas serta pembiayaan proses produksi yang lebih akurat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi komparatif. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan dua sistem pembebanan biaya yaitu conventional costing system dan activity based costing system untuk mengetahui seberapa besar selisih biaya yang dibebankan pada produk. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh, dianalisis dan dihitung pembebanan biaya overhead pabriknya dengan mengunakan Conventional costing system dan Activity based costing system, kemudian dibandingkan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa perhitungan biaya overhead pabrik dengan menggunakan conventional costing system menghasilkan nilai yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan activity based costing system. Hal ini dikarenakan conventional costing system menggunakan jam tenaga kerja langsung sebagai cost driver tunggal sehingga menyebabkan timbulnya distorsi. Berbeda dengan activity based costing system yang menggunakan empat dasar alokasi yaitu jam tenaga kerja langsung, jam mesin, jumlah unit yang diproduksi dan order pembelian sehingga biaya overhead pabriknya dapat dialokasikan secara lebih akurat sesuai dengan jumlah sumber daya yang dikonsumsinya.
Item Description:http://repository.upi.edu/96785/2/s%2B_pea_023889_chapter1.pdf
http://repository.upi.edu/96785/2/s%2B_pea_023889_chapter2.pdf
http://repository.upi.edu/96785/3/s%2B_pea_023889_chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/96785/4/s%2B_pea_023889_chapter4.pdf
http://repository.upi.edu/96785/2/s%2B_pea_023889_chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/96785/2/s%2B_pea_023889_bibliography.pdf