KAJIAN PERBANDINGAN UNSUR INTRINSIK DAN ETNOPEDAGOGI CERITA RAKYAT TELAGA WARNA DAN SITU BAGENDIT

• Váldodahkki: Nadila Dirgantari, - (Dahkki)
• Materiálatiipa: Girji
• Almmustuhtton: 2023-07-20.
• Fáttát: Thesis; NonPeerReviewed
• Liŋkkat: Link Metadata
• Notes: http://repository.upi.edu/97062/1/T_PD_2013070_Title.pdf; http://repository.upi.edu/97062/2/T_PD_2013070_Chapter1.pdf; http://repository.upi.edu/97062/3/T_PD_2013070_Chapter2.pdf; http://repository.upi.edu/97062/4/T_PD_2013070_Chapter3.pdf; http://repository.upi.edu/97062/5/T_PD_2013070_Chapter4.pdf; http://repository.upi.edu/97062/6/T_PD_2013070_Chapter5.pdf; http://repository.upi.edu/97062/8/T_PD_2013070_Appendix.pdf
• Keywords: L Education (General); LB1501 Primary Education; PN Literature (General)

Krisis budaya dan karakter terjadi sebagai dampak globalisasi. Etnopedagogi hadir sebagai salah satu solusi untuk menanamkan nilai karakter berbasis kearifan lokal dalam pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran sastra di sekolah dasar melalui cerita rakyat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan melibatkan guru kelas 4 SD se-Kecamatan Cigasong, Majalengka dan juru pelihara Situs Telaga Warna dan Situ Bagendit sebagai informan, serta cerita rakyat Telaga Warna dan Situ Bagendit sebagai sumber analisis data. Penelitian ini menjelaskan bahwa: (1) hasil analisis perbandingan unsur intrinsik dan etnopedagogi dalam cerita rakyat Telaga Warna karya Dian K. dan Situ Bagendit karya Maya Rohmayati dan Yodi Kurniadi memiliki persamaan dan perbedaan pada unsur intrinsik; (2) kedua cerita tersebut juga mengandung nilai etnopedagogi yang diwakilkan oleh setiap tokohnya; (3) implementasi pembelajaran cerita rakyat di sekolah dasar, guru sudah melakukan upaya dengan membaca cerita dan menyediakan cerita cadangan. Penelitian ini berkontribusi pada dunia pendidikan, khususnya dalam pembelajaran cerita rakyat di sekolah dasar pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas IV sekolah dasar sebagai bahan ajar pendamping buku utama berisi cerita rakyat Telaga Warna dan Situ Bagendit yang sudah dianalisis berdasarkan unsur intrinsik dan etnopedagogi. The cultural and character crisis occurs as a result of globalization. Ethnopedagogy exists as a solution to inculcating local wisdom-based character values in learning, including in learning literature in elementary schools through folklore. This study used a descriptive analysis method involving 4th-grade lementary school teachers in Cigasong District, Majalengka, and caretakers of Telaga Warna and Situ Bagendit sites as informants, as well as folklore about Telaga Warna and Situ Bagendit as sources of data analysis. This study explains that: (1) the results of a comparative analysis of intrinsic elements and ethnopedagogy in the folklore Telaga Warna by Dian K. and Situ Bagendit by Maya Rohmayati and Yodi Kurniadi have similarities and differences in intrinsic elements; (2) both stories also contain ethnopedagogical values represented by each character; (3) the implementation of learning folklore in elementary schools, the teacher has made efforts by reading stories and providing backup stories. This research contributes to the world of education, especially in learning folklore in elementary schools in the Indonesian language 4th-grade elementary school as a teaching material accompanying the main book which contains the folklore of Telaga Warna and Situ Bagendit which has been analyzed based on intrinsic and ethnopedagogical elements.