REINTEGRASI SOSIAL PASCA PERJANJIAN DAMAI PEMERINTAH RI-GAM : Studi Pada Masyarakat Tanoh Mirah Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen

• Main Author: Zulfadhi, - (Author)
• Format: Book
• Published: 2010-03-31.
• Subjects: Thesis; NonPeerReviewed
• Online Access: Link Metadata
• Notes: http://repository.upi.edu/9780/1/t_ips_049515_table_of_content.pdf; http://repository.upi.edu/9780/2/t_ips_049515_chapter1.pdf; http://repository.upi.edu/9780/3/t_ips_049515_chapter2.pdf; http://repository.upi.edu/9780/4/t_ips_049515_chapter3.pdf; http://repository.upi.edu/9780/5/t_ips_049515_chapter4.pdf; http://repository.upi.edu/9780/6/t_ips_049515_chapter5.pdf; http://repository.upi.edu/9780/7/t_ips_049515_bibliography.pdf
• Keywords: LC Special aspects of education

Konflik yang terjadi di Aceh pada masa GAM telah mengakibatkan disintegrasi sosial. Selain konflik vertikal, konflik horizontal juga berkembang dalam masyarakat sehingga mengakibatkan disintegrasi sosial. Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka reintegrasi sosial masyarakat. Konflik vertikal berakhir melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara GAM - RI di Helsinki Finlandia pada tanggal 15 Agustus 2005. Kondisi ini tidak berarti konflik horizontal juga telah berakhir. Proses reintegrasi sosial telah dimulai sebelum MoU namun belum memberikan hasil. Pasca penandatanganan MoU, reintegrasi sosial menjadi salah satu amanah MoU. Tugas pemerintah dan semua masyarakat adalah mengimplementasikan program reintegrasi sosial yang diperioritaskan pada daerah rawan konflik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses reintegrasi sosial dalam upaya menciptakan kondisi damai di Tanoh Mirah Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen yang merupakan salah satu daerah rawan konflik (zona hitam). Pedekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Subjek penelitian adalah masyarakat Tanoh Mirah dan penentuan informan dilakukan dengan sistem snow ball. Kepala desa sebagai key person dan berkembang menjadi beberapa orang. Objek penelitian adalah proses reintegrasi sosial dalam upaya mewujudkan Aceh damai. Teknik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi. Peneliti sebagai instrumen dalam penelitian ini. Hasil penelitian menemukan bahwa sebelum terjadi konflik, kondisi Tanoh Mirah dalam keadaan damai. Pola kehidupan masyarakat penuh dengan nilai-nilai Islami. Ketika GAM muncul, disintegrasi sosial terjadi di Tanoh Mirah. Proses reintegrasi sosial yang dilakukan belum berhasil. Pasca penandatanganan MoU, reintegrasi sosial merupakan salah satu amanah MoU. Pada tahap awal, pemerintah daerah memberikan suatu pelatihan kepada masyarakat Tanoh Mirah dalam upaya proses reintegrasi sosial. Dalam kegiatan tersebut juga dibentuk koperasi "Beuna Rahmat" sebagai wadah kerjasama. Selanjutnya dari pihak BRA memberikan kemudahan ekonomi kepada korban konflik berupa bantuan perumahan, jatah hidup, dan diyat. Kondisi Tanoh Mirah telah berubah secara drastis. Kesimpulan penelitian adalah proses reintegrasi sosial sebelum Mou tidak berhasil karena rendahnya rasa percaya dari kedua pihak yang bertikai, intensitas peran pemerintah lebih rendah dari pada peran GAM, pendekatan yang digunakan masih bersifat kekeluargaan. Pasca MoU, proses reintegrasi sosial telah terwujud karena tingkat kepercayaan telah muncul, adanya penarikan pasukan oleh TNI/Polri serta kembalinya GAM ke masyarakat, dan pelatihan serta pembentukan koperasi telah mempercepat proses interaksi sosial. Selanjutnya kondisi Tanoh Mirah telah aman, interaksi dan kerjasama telah terjalin, kehidupan masyarakat menjadi lebih harmonis, dan kesejahteraan juga meningkat.