ANALISIS ARSITEKTURAL MASJID RAYA SULTAN RIAU PENYENGAT

Masjid adalah tempat beribadah umat Islam di seluruh dunia, dimana bangunan ini merupakan salah satu arsitektur sakral yang terus berkembang seiring perkembangan jaman. Arsitektur sakral yang terpengaruh oleh berbagai aliran dan gaya di seluruh dunia, telah menghasilkan akulturasi budaya dan keindah...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Rimayang Anggun Laras, - (Author)
Format: Book
Published: 2011-10-13.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Masjid adalah tempat beribadah umat Islam di seluruh dunia, dimana bangunan ini merupakan salah satu arsitektur sakral yang terus berkembang seiring perkembangan jaman. Arsitektur sakral yang terpengaruh oleh berbagai aliran dan gaya di seluruh dunia, telah menghasilkan akulturasi budaya dan keindahan estetik yang khas dalam pemahaman hakekat seni Islami. Masjid Raya Sultan Riau Penyengat adalah salah satu dari sekian banyak masjid yang memiliki keunikan yang khas tersebut. Berdasarkan gaya dan bentuk yang unik dari bangunan Masjid Raya Sultan Riau Penyengat serta nilai-nilai historis yang terkandung dari bangunan masjid ini, penulis merasa tertarik untuk menelaah dan mengkaji bangunan Masjid Raya Sultan Riau Penyengat. Berdasarkan fenomena sosial budaya masyarakat yang di dalamnya tersimpan keterikatan satu sama lain, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik deskriptif. Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan dokumentasi. Secara umum Masjid Raya Sultan Riau Penyengat ini dibangun tahun 1803. Masjid ini berdiri di Pulau Penyengat, pulau yang secara historis merupakan saksi mata perjuangan Kerajaan Riau-Lingga melawan penjajah dan juga menjadi maskawin perkawinan Sultan Mahmud dan Engku Puteri. Masjid ini memiliki gaya campuran dari Turki, Arab, India dan Nusantara dengan empat menara dan tiga belas kubah. Sementara ragam hias yang menghiasi masjid adalah ornamen khas Melayu yaitu kaluk pakis dan awan larat kembang teratur yang hingga kini masih dilestarikan masyarakat setempat. Bangunan yang telah menjadi Benda Cagar Budaya ini diharapkan tetap dirawat dan dijaga keutuhannya agar tetap bertahan dan masih bisa terus dikunjungi oleh umat Islam diseluruh dunia. Bagi dunia pendidikan, diharapkan ada penelitian lebih lanjut agar meningkatkan ilmu pengetahuan seni rupa.
Item Description:http://repository.upi.edu/98307/1/s_sdt_0700052_table_of_content%281%29.pdf
http://repository.upi.edu/98307/2/s_sdt_0700052_chapter3%281%29.pdf
http://repository.upi.edu/98307/3/s_sdt_0700052_chapter5.pdf
http://repository.upi.edu/98307/4/s_sdt_0700052_bibliography%281%29.pdf