CARITA MAUNG PANJALU:Struktur, Konteks Penuturan, Proses Penciptaan, dan Fungsi

Penelitian dengan judul Carita Maung Panjalu: Struktur, Konteks Penuturan, Proses Penciptaan, dan Fungsi ini beranjak dari sebuah fenomena kedudukan cerita dalam masyarakat yang dianggap suci. Ada tiga hal yang menonjol dalam cerita, yaitu: Panjalu sebagai tempat sentral dalam cerita, tokoh Bongbang...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Sri Maryati, - (Author)
Format: Book
Published: 2011-08-09.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Penelitian dengan judul Carita Maung Panjalu: Struktur, Konteks Penuturan, Proses Penciptaan, dan Fungsi ini beranjak dari sebuah fenomena kedudukan cerita dalam masyarakat yang dianggap suci. Ada tiga hal yang menonjol dalam cerita, yaitu: Panjalu sebagai tempat sentral dalam cerita, tokoh Bongbang Larang dan Bongbang Kencana, dan kemunculan pantangan atau pamali bagi masyarakat keturunan Panjalu. Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini akan membahas struktur meliputi: alur, tokoh, dan latar (tempat dan waktu); konteks penuturan; proses penciptaan; dan fungsi cerita dalam kehidupan masyarakat dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu sebuah metode yang memusatkan perhatian terhadap data alamiah (berupa hasil wawancara/rekaman). Analisis struktur terlebih dahulu membahas alur/plot. Analisis alur yang memuat fungsi utama-fungsi utama yang saling berkaitan satu sama lainnya dari 3 varian cerita ini ditemukan adanya benang merah, yakni penunjukkan tempat sentral dalam cerita (Panjalu), kemunculan tokoh utama dalam cerita (Bongbang Larang dan Bongbang Kencana), dan lahirnya pantangan yang mengikat masyarakat pendukung cerita (pamali). Adapun analisis tokoh dari ketiga cerita ini merujuk kepada tokoh utama, yakni Bongbang Larang dan Bongbang Kencana. Dua tokoh kembar yang menjadi jelmaan sepasang harimau kajajaden ini digambarkan sebagai tokoh anak durhaka. Namun di sisi lain, tokoh ini pun digambarkan sebagai tokoh raja yang adil dan bijaksana. Adapun tokoh lainnya memiliki peranan penting, terutama dalam membantu tokoh Bongbang Larang dan Bongbang Kencana dalam mencapai tujuan akhir. Sementara itu, analisis latar/setting terbagi dua, yaitu tempat dan waktu. Analisis latar tempat yang paling dianggap sakral dan paling menonjol dari ketiga cerita ini adalah Panjalu. Adapun analisis latar waktu menunjukkan pada zaman yang sama yakni zaman setelah kepemimpinan Prabu Sanghyang Cakradewa, tepatnya berada pada zaman kepemimpinan Prabu Sanghyang Boros Ngora. Analisis konteks penuturan meliputi analisis konteks situasi dan budaya. Analisis konteks situasi berlawanan dengan konteks budaya. Konteks situasi, membuktikan bahwa cerita bisa berlangsung di mana saja dan kapan saja. Sementara berdasarkan pemahaman konteks budaya, masyarakat menganggap cerita ini sebgai cerita sakral yang tidak boleh diceritakan secara sembarangan. Adapun analisis proses penciptaan didasarkan pada fenomena yang melatarinya, dalam hal ini adalah cara setiap informan mendapatkan cerita. Hasil akhir dari penelitian ini diperoleh fungsi-fungsi yang mengikat masyarakat pendukung cerita, yakni fungsi cerita bagi masyarakat Panjalu yang berada di daerah Ciamis, Jawa Barat.
Item Description:http://repository.upi.edu/98425/1/s_ind_0705949_table_of_content%281%29.pdf
http://repository.upi.edu/98425/2/s_ind_0705949_chapter1%281%29.pdf
http://repository.upi.edu/98425/3/s_ind_0705949_chapter2%281%29.pdf
http://repository.upi.edu/98425/4/s_ind_0705949_chapter3%281%29.pdf
http://repository.upi.edu/98425/5/s_ind_0705949_chapter5%281%29.pdf
http://repository.upi.edu/98425/6/s_ind_0705949_bibliography%281%29.pdf