KAJIAN TENTANG PEMBELAJARAN PENDIDIKANKEWARGANEGARAAN (PKn) YANG BERSIFAT ELITIS(Studi Kasus di SMP Negeri 1 Lembang Kab. Bandung Barat)

Proses pembelajaran PKn selama ini lebih mengutamakan tujuan pembelajaran daripada proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran siswa hanya dijadikan sebagai objek pembelajaran bukan sebagai subjek pembelajaran sebagaimana mestinya. Studi tentang Civic Education yang dilakukan oleh National Founda...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Ar Kusmiati, - (Author)
Format: Book
Published: 2008-03-12.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 repoupi_99920
042 |a dc 
100 1 0 |a Ar Kusmiati, -  |e author 
245 0 0 |a KAJIAN TENTANG PEMBELAJARAN PENDIDIKANKEWARGANEGARAAN (PKn) YANG BERSIFAT ELITIS(Studi Kasus di SMP Negeri 1 Lembang Kab. Bandung Barat) 
260 |c 2008-03-12. 
500 |a http://repository.upi.edu/99920/1/s_pkn_034799_table_of_content.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/99920/2/s_pkn_034799_chapter1.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/99920/3/s_pkn_034799_chapter2.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/99920/4/s_pkn_034799_chapter3.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/99920/5/s_pkn_034799_chapter4.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/99920/6/s_pkn_050551_chapter5.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/99920/7/s_pkn_034799_bibliography.pdf 
520 |a Proses pembelajaran PKn selama ini lebih mengutamakan tujuan pembelajaran daripada proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran siswa hanya dijadikan sebagai objek pembelajaran bukan sebagai subjek pembelajaran sebagaimana mestinya. Studi tentang Civic Education yang dilakukan oleh National Foundation for Educational Research in England and Wales (NFER) ". mengidentifikasi adanya suatu "Citizenship education continuum" minimal dan maksimal. Pada titik minimal ditandai oleh : thin, eclusive, elitis, civic education, formal, content led, knewledge based, didactic transmission, easier to achieve and measure in practice, Sedangkan pada titik maksimal ditandai oleh : thick, inclusive, activist, citizenship education, participative, process led, values based, interactive, interpretation, more difficult to achieve and measure in practice. Dalam penelitianya menghasilkan temuan bahwa dalam pembelajaran PKn di kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia dikategorikan sebagai "...elitis..." atau terpusat pada guru. Berkaitan dengan temuan tersebut, penelitian ini mencoba mengungkap kondisi faktual tentang proses pembelajaran PKn di SMP Negeri 1 Lembang. Tujuan dari penelitian ini adalah 1).Mengungkapkan proses pengembangan kompetensi PKn kedalam silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran dan proses pembelajaran.2).Mengungkap implementasi pengembangan silabus dan RPP ke dalam proses pembelajaran di kelas 3). Mengungkap faktor penyebab sehingga PKn bersifat elitis,4).Mengungkap dampak dari pembelajaran PKn yang elitist,5) Mengungkap upaya yang dilakukan guru agar pembelajaran PKn tidak elitis (aktifis). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini adalah guru PKn, siswa dan kepala SMP Negeri 1 Lembang. Berdasarkan hasil penelitian terungkap bahwa pembelajaran PKn di SMP Negeri 1 Lembang bersifat elitis yaitu terpusat pada guru (teacher centered) yang ditandai oleh gaya mengajar guru yang monoton dan membosankan, tabu mengubah setting class, dominan metode ceramah dan tidak adanya umpan balik (feed back) dalam kegiatan pembelajaran PKn. Upaya guru PKn dalam mengatasi pembelajaran PKn yang elitis dengan cara mengadakan showcase portofolio. Namun karena keterbatasan sarana dan prasarana yang menunjang dan rendahnya kemauan guru PKn dalam melakukan proses pembelajaran yang multivariasi metode menyebabkan pembelajaran PKn bersifat elitis, meskipun pengetahuan guru tentang proses pembelajaran PKn cukup baik sehingga tingkat pencapaian kompetensi siswa masih rendah. Adapun dampak dari pembelajaran yang elitis yaitu dalam pembelajaran PKn siswa kurang termotivasi untuk berpartisipasi secara aktif dan kreatif dalam proses belajar. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PKn yang tidak elitis (aktifis) perlu membangun sarana dan prasarana di sekolah. Selain itu pengetahuan, kreativitas serta kemauan atau karsa harus lebih ditingkatkan oleh guru PKn. 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
690 |a L Education (General) 
655 7 |a Thesis  |2 local 
655 7 |a NonPeerReviewed  |2 local 
787 0 |n http://repository.upi.edu/99920/ 
787 0 |n httpl://repositery.upi.edu 
856 |u https://repository.upi.edu/99920  |z Link Metadata