UJI RESISTENSI BAKTERI Salmonella typhi TERHADAP ANTIBIOTIK AMOKSISILIN, KLORAMFENIKOL, KOTRIMOKSAZOL, SEFTRIAKSON, DAN SIPROFLOKSASIN SECARA IN VITRO
Salmonella typhi adalah bakteri penyebab penyakit demam tifoid. Kasus demam tifoid meningkat dari tahun ke tahun dengan angka mortalitas 500/100.00 penduduk. Penelitian bertujuan untuk menguji resistensi bakteri S. typhi terhadap antibiotik Amoksisilin, Kloramfenikol, Kotrimoksazol, Seftriakson, dan...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Book |
Published: |
2016-03-21.
|
Subjects: | |
Online Access: | Link Metadata |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Salmonella typhi adalah bakteri penyebab penyakit demam tifoid. Kasus demam tifoid meningkat dari tahun ke tahun dengan angka mortalitas 500/100.00 penduduk. Penelitian bertujuan untuk menguji resistensi bakteri S. typhi terhadap antibiotik Amoksisilin, Kloramfenikol, Kotrimoksazol, Seftriakson, dan Siprofloksasin. Penelitian dilakukan secara eksperimental, menggunakan metode dilusi pengenceran bakteri dengan konsentrasi 10-3, 10-4, 10-5 dan difusi Kirby-Bauer dengan Mueller Hinton Agar dan disk antibiotik. Diameter zona hambat diukur dengan jangka sorong. Zona hambat dinilai menurut sifatnya, yaitu resisten, intermediet dan sensitif. Hasil yang didapatkan diolah dengan uji Kruskal-Wallis dan menunjukkan rata-rata diameter zona hambat amoksisilin pada konsentrasi bakteri 10-3 bersifat intermediet, amoksisilin pada konsentrasi bakteri 10-4 dan 10-5 bersifat resisten. kloramfenikol pada konsentrasi bakteri 10-3 dan 10-4 bersifat sensitif, kloramfenikol pada konsentrasi bakteri 10-5 bersifat resisten, kotrimoksazol pada konsentrasi bakteri 10-3 dan 10-4 bersifat resisten, kotrimoksazol pada konsentrasi bakteri 10-5 bersifat sensitif, seftriakson pada konsentrasi bakteri 10-3, 10-4 dan 10-5 bersifat sensitif, siprofloksasin pada konsentrasi bakteri 10-3, 10-4 dan 10-5 bersifat sensitif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa S. typhi bersifat resisten terhadap antibiotik amoksisilin, kloramfenikol dan kotrimoksazol. Resistensi dapat terjadi karena bakteri menghasilkan inaktivator yang dapat melemahkan kerja antibiotik dan mengubah binding site. Bakteri S. typhi menunjukkan sifat sensitif terhadap antibiotik seftriakson dan siprofloksasin. |
---|---|
Item Description: | http://repository.upnvj.ac.id/2048/1/AWAL.pdf http://repository.upnvj.ac.id/2048/2/ABSTRAK.pdf http://repository.upnvj.ac.id/2048/3/BAB%20I.pdf http://repository.upnvj.ac.id/2048/4/BAB%20II.pdf http://repository.upnvj.ac.id/2048/5/BAB%20III.pdf http://repository.upnvj.ac.id/2048/6/BAB%20IV.pdf http://repository.upnvj.ac.id/2048/7/BAB%20V.pdf http://repository.upnvj.ac.id/2048/8/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf http://repository.upnvj.ac.id/2048/9/RIWAYAT%20HIDUP.pdf http://repository.upnvj.ac.id/2048/10/LAMPIRAN.pdf |